Pengakuan Peserta KLB Demokrat, 'Iming-iming' Uang Rp 100 Juta dari Mantan Kader yang Dipecat
Kali ini, pengakuan dua peserta KLB Demokrat yang mengesahkan nama Moeldoko pun disorot.
TRIBUNMATARAM.COM - Masalah kudeta di tubuh Partai Demokrat yang mengangkat nama Moeldoko sebagai Ketua Umum masih terus bergulir.
Kali ini, pengakuan dua peserta KLB Demokrat yang mengesahkan nama Moeldoko pun disorot.
Pasalnya, kedua peserta ini membongkar adanya praktik 'iming-iming' uang Rp 100 juta.
Dua peserta KLB Demokrat dihadirkan untuk memberikan testimoni.
Peserta tersebut mengaku diiming-imingi uang Rp 100 juta.
Meski awalnya sempat menolak, peserta tersebut akhirnya hadir.
Kontroversi Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deli Serdang, Sumatera Utara, yang diinisiasi Jhoni Allen Marbun Cs masih terus berlanjut.
Baca juga: Bawa Dua Boks Bukti Otentik, Tim AHY Klaim KLB Demokrat Ilegal: Mereka Bukan Pemegang Hak Suara Sah
Baca juga: Tanggapan 2 Menteri Jokowi Soal Polemik KLB Demokrat yang Tunjuk Moeldoko Sebagai Ketua Umum Baru
Terbaru, kubu Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menghadirkan dua peserta KLB Deli Serdang untuk memberikan testimoni.
Dua peserta yang dihadirkan yaitu Gerald Piter Runtuthomas, Wakil Ketua DPC Kota Kotamobagu dan Rahman Doltili, Mantan Ketua DPC Kabupaten Bolaangmongondow Utara.
Dalam testimoninya, Gerald Piter mengungkapkan awal mula dirinya bisa mengikuti kongres tersebut.
Gerald, sapaan akrabnya, mengungkapkan ia diajak seorang kader partai yang telah dipecat dari partai untuk mengikuti KLB.
Ajakan itu dia terima melalui pesan WhatsApp pada tanggal 18 Februari 2021.
"Yang mengajak saya untuk mengikuti kongres adalah salah satu kader Partai Demokrat yang sudah dinonaktifkan dari jabatannya dan sudah dicabut KTA dari anggota Partai Demokrat," ucap Gerald dalam testimoninya di DPP Partai Demokrat, Jakarta, Senin (8/3/2021).
Orang yang mengajak Gerald mengatakan KLB digelar untuk memilih ketua umum baru Partai Demokrat.
Namun Gerald langsung menolak ajakan itu lantaran setia pada kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono.
"Saya awalnya menolak mengikuti kongres tersebut. Karena saya benar-benar mencintai Partai Demokrat dengan kepemimpinan Pak Agus Harimurti Yudhoyono," ucap Gerald.
Namun orang yang mengajak Gerald untuk mengikuti kongres kembali menghubungi.
Kali ini Gerald mendapat tawaran akan memperoleh uang senilai Rp 100 juta bila mengikuti kongres tersebut.
Meski awalnya menolak, Gerald akhirnya memutuskan mengikuti KLB karena diiming-imingi uang Rp 100 juta.
"Oke saya bilang, saya ikut karena diiming-imingi uang besar, Rp 100 juta," ujar Gerald.
Gerald dijanjikan akan memperoleh 20 persen dari Rp 100 juta yang dijanjikan saat tiba di lokasi kongres.
"Selesai KLB akan mendapatkan sisanya yaitu Rp 75 juta," kata Gerald.
AHY Siap Memaafkan Moeldoko, Asalkan...
AHY tak bisa menutupi kekecewaannya atas aksi kudeta Moeldoko terhadap posisinya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.
Kendati kecewa, sulung SBY ini memilih memaafkan Moeldoko jika nantinya ia bersedia mengakui kesalahannya.
Seperti diketahui, Moeldoko yang sempat membantah isu kudeta di tubuh Partai Demokrat nyatanya 'mengkudeta' juga.
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY) mengaku kecewa terhadap Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko atas keterlibatan dalam gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat.
Kendati demikian, AHY mengaku siap memaafkan apabila Moeldoko bersedia mengakui kesalahannya terkait kudeta tersebut.

"Terhadap KSP Moeldoko. Secara pribadi, saya tidak ada masalah dengan beliau. Tapi jujur, yang membuat saya kecewa, karena suka atau tidak suka, beliau terlibat dalam gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat," kata AHY dalam konferensi pers bertajuk "Menguak Kebenaran: Testimoni Peserta KLB Abal-abal" yang disiarkan secara daring, Senin (8/3/2021).
Baca juga: Profil & Harta Kekayaan Moeldoko dan AHY, Dua Sosok yang Jadi Buah Bibir dalam Isu Kudeta Demokrat
Baca juga: Moeldoko Pernah Cuit Bangga Jadi Prajurit Sehati. SBY Sindir Sang KSP Jauh dari Sikap Kesatria
"Tapi sebagai manusia biasa, tentu kita semua ada kurang dan salah-salahnya. Untuk itu, apabila beliau menyadari kekeliruannya, saya pribadi tentu memaafkannya," sambung dia.
Mantan calon Gubernur DKI Jakarta itu melanjutkan, sebagai mantan prajurit, dia tetap menghormati Moeldoko yang pernah menjabat sebagai Panglima TNI.
Sebab, menurutnya hal itu harus terus dilakukan dan sudah menjadi tradisi yang dijunjung tinggi TNI.
"One a soldier, always a soldier. Tetapi kami bermohon, kebesaran hati, untuk bisa menyadari bahwa apa yang telah terjadi dan apa yang dilakukannya memang telah menyakiti ratusan ribu bahkan jutaan kader dan simpatisan Partai Demokrat," jelasnya.
Pada akhir konferensi pers, AHY mengingatkan kepada seluruh kadernya agar tidak miskin harga diri, meski miskin harta.
Ia mengingatkan semua kadernya untuk hidup dengan landasan ilmu dan nilai-nilai etika serta moralitas.
"Karena dengan landasan itulah. Insya Allah negara kita akan semakin besar dan maju. Demokrat ingin menjadi bagian dari itu," pungkas dia.

Diberitakan sebelumnya, kubu Demokrat kontra AHY telah menyelenggarakan KLB di Sumatera Utara, Jumat (5/3/2021).
Melalui KLB tersebut, telah diputuskan KSP Moeldoko diangkat menjadi Ketua Umum Partai Demokrat.
Moeldoko ditetapkan sebagai Ketum berdasarkan hasil voting berdiri. Moeldoko mengalahkan calon ketum Partai Demokrat lainnya yaitu mantan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Marzuki Alie.
Marzuki Alie sendiri ditetapkan sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat versi KLB Sumatera Utara.
(Tribunnews.com/ Lusius Genik Ndau Lendong/Nicholas Ryan Aditya)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Testimoni Peserta KLB Demokrat yang Sahkan Moeldoko jadi Ketua Umum, Ngaku Dijanjikan Rp 100 Juta
dan di Kompas.com dengan judul "AHY: Saya Kecewa Moeldoko Terlibat...
BACA JUGA Tribunnewsmaker.com dengan judul Kesaksian Peserta KLB Demokrat, Awalnya Nolak, Tapi Diiming-imingi Rp 100 Juta untuk Sahkan Moeldoko