5 Fakta Dipaksa Mundurnya Timnas Bulu Tangkis Indonesia dari All England 2021, Berawal dari E-mail
Gejolak dipaksa mundurnya Indonesia dari ajang All England 2021 menimbulkan kemarahan publik.
Para pemain Indonesia pun langsung mengungkapkan kekecewaanya. Mereka kompak mengunggah logo BWF dengan menuliskan keterangan yang meminta induk bulu tangkis dunia itu bertanggung jawab atas masalah ini.
Pebulu tangkis ganda putra, Marcus Fernaldi Gideon, melancarkan kritik kepada BWF yang dinilai tidak dapat menangani persoalan tersebut dengan baik.
"Perlu diperhatikan bahwa BWF telah gagal mengatur masalah ini. Sebelum penerbangan, semua tim Indonesia telah dinyatakan negatif dan kami juga dites ulang saat tiba di hotel," tulis Marcus di akun Instagramnya.
Adapun, Praveen Jordan yang berpasangan dengan Melati Daeva Oktavianti di sektor ganda campuran juga meluapkan ketidakadilan yang dirasakannya kepada BWF.
Di akhir unggahannya, Praveen menulis bahwa hal-hal tersebut tidak akan terjadi apabila BWF menerapkan sistem bubble alias gelembung sebelum turnamen diselenggarakan.
Ketua Umum PBSI, Agung Firman Sampurna, juga mengaku kecewa dengan keputusan ini. Namun, ia memberikan dukungan moral kepada tim Indonesia agar tidak terlalu berkecil hati.
"Kami menyampaikan kekecewaan yang besar. Kami tetap akan berjuang. Siapa tahu ada ruang yang masih terbuka bagi kita untuk melanjutkan pertandingan," kata Agung dalam konferensi pers di Kantor BPK RI, Kamis (18/3/2021) siang WIB, yang juga dihadiri KOMPAS.com.
"Namun, kalau tidak ada, kita tidak perlu berkecil hati. Kita adalah juara yang tertunda Hal ini menjadi pelecut dan juga pemberi semangat. Kita tidak perlu kecewa terlalu dalam. Kita patuhi saja dan ikuti prosedurnya," tutur Agung Firman Sampurna.
5. Pernyataan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora)
Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali, meminta BWF berlaku adil terhadap tim Indonesia. Zainudin Amali sendiri telah melakukan koordinasi dengan KBRI di London dan PBSI untuk menangani masalah ini.
KBRI secara khusus berupaya untuk mengintervensi pemerintah dan otoritas kesehatan Inggris (NHS), serta BWF demi memperjelas apa yang sebenarnya terjadi.
"Kami sudah berkoordinasi dengan pihak KBRI di London tentang apa yang sebenarnya terjadi. Kita paham prokes (protokol kesehatan) di setiap negara berbeda, tetapi tentu ini harus kita pertanyakan," kata Zainudin Amali saat jumpa pers virtual, Kamis (18/3/2021) siang WIB.
"Saya meminta kepada PBSI untuk mempertanyakan kepada BWF dan Badminton Asia, agar semuanya clear. Jangan sampai ada spekulasi yang muncul karena Indonesia begitu diperhitungkan dalam cabor bulu tangkis, kemudian ada cara-cara tidak fair yang telah dilakukan kepada kita," tuturnya menegaskan.
"Saya harap ini benar-benar soal aturan di sana dan harusnya panitia sudah mempelajari. Sehingga meski ada karantina, hal itu tidak merugikan negara-negara peserta."
Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk Inggris, Desra Percaya, telah melayangkan surat protes kepada Presiden Federasi Bulu Tangkis Dunia atau Badminton World Federation (BWF).