Penangkapan Terduga Teroris di Bekasi & Condet, Polisi Sita Sejumlah Atribut FPI: Masih Temuan Awal

Sejumlah fakta terkait penangkapan terduga teroris di Bekasi dan Condet. Polisi menyita sejumlah atribut FPI.

Editor: Irsan Yamananda
Nur Indah Farrah Audina/Tribun Jakarta
Terduga teroris (tengah) diamakan pihak kepolisian di Jalan Raya Condet, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (29/3/2021) 

TRIBUNMATARAM.COM - Sejumlah fakta terkait penangkapan terduga teroris di Bekasi dan Condet.

Polisi menyita sejumlah atribut FPI.

Berikut ulasan selengkapnya.

Densus 88 Mabes Polri beserta jajaran Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya turut menyita sejumlah atribut FPI saat penggerebekan terduga teroris di Bekasi dan Condet, Jakarta Timur, Senin (29/3/2021).

Beberapa atribut FPI yang disita antara lain jaket berwarna hijau, bendera, dan sejumlah buku.

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran membenarkan bahwa penggerebekan teroris ini ada kaitannya dengan FPI.

"Iya termasuk itu (terkait dengan FPI)," kata Fadil di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (29/3/2021).

Pengakuan Tetangga Soal Sosok Pelaku Bom Gereja Katedral Makassar: Mulai Berubah Setelah Menikah

Pelaku Wanita Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar Dikabarkan Sedang Hamil, Begini Kata Polisi

Sejumlah atribut FPI yang disita dalam penggerebekan terduga teroris di Bekasi dan Condet, Jakarta Timur saat ditampilkan di Polda Metro Jaya, Senin (29/3/2021)
Sejumlah atribut FPI yang disita dalam penggerebekan terduga teroris di Bekasi dan Condet, Jakarta Timur saat ditampilkan di Polda Metro Jaya, Senin (29/3/2021) (TribunJakarta/ Annas Furqon Hakim)

Menurut Fadil, polisi akan mendalami lagi jika ada keterlibatan FPI dalam rencana teror yang dilakukan empat tersangka.

"Jika ada keterkaitan, itu kan temuan awal. Nanti akan didalami oleh teman-teman Densus 88," ujar dia.

Sebelumnya, Fadil membeberkan peran empat terduga teroris yang diamankan dalam penggerebekan di Bekasi dan Condet.

Keempat terduga teroris yang berhasil diamankan berinisial ZA (37), BS (43), AJ (46), dan HH (56).

Fadil menjelaskan, terduga teroris ZA berperan membeli bahan baku peledak seperti aseton, HCL, termometer, dan aluminium powder.

"ZA memberitahukan kepada saudara BS cara pembuatan dan cara mencampurkan cairan-cairan yang telah disiapkan tersebut," kata Fadil di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (29/3/2021).

BS sendiri memiliki peran mengetahui pembuatan bahan peledak dan menyampaikannya kepada AJ.

"Saudara AJ berperan membantu saudara ZA selama pembuatan bahan peledak," ujar Fadio.

AJ juga ikut bersama BS untuk mengikuti pertemuan dalam rangkap persiapan teror menggunakan bahan peledak.

Sementara itu, Fadil menyebut peran paling penting dimiliki terduga teroris HH. Sebab, HH lah yang mengatur dan membiayai rencana teror ini.

"Dia yang merencanakan, mengatur taktis dan teknis bersama ZA. Hadir dalam beberapa pertemuan untuk mempersiapkan kegiatan amaliah ini. Membiayai dan mengirimkan video tentang teknis pembuatan kepad tiga tersangka lainnya," ungkap dia seperti dikutip dari Tribunjakarta.com dengan judul Sejumlah Atribut FPI Disita Dalam Penggerebekan Terduga Teroris di Bekasi dan Condet.

Dari penggerebekan di Bekasi dan Condet, polisi menemukan lima bom aktif yang siap diledakkan.

"Dari penggeledahan ditemukan li.a bom aktif yang sudah terkaait dalam bentuk kaleng dengan sumbu yang terbuat dari TATP. Ini adalah sebuah senyawa kimia yamg mudah meledak dan tergolong sebagai high explosive yang sangat sensitif," tutur Fadil.

Suara Bom Meledak Terdengar di Lokasi Bekasi

Suara ledakan terdengar cukup kencang dari rumah terduga teroris di Jalan Raya Cikarang-Cibarusah, Desa Sukasari, Serang Baru, Kabupaten Bekasi, pada Senin (29/3/2021) pukul 13.25 WIB.

Sebelumnya pihak polisi tengah melakukan sterilisasi di lokasi kejadian.

Kemudian tiba-tiba terjadi ledakan yang suaranya cukup kencang dan menimbulkan asap berwarna putih.

Asap tersebut terlihat dari luar rumah, tapi tidak jelas terlihat apakah ada api atau tidak dari ledakan tersebut.

Selain kemunculan asap, setelah ledakan terjadi tercium juga bau bahan bakar di sekitar lokasi kejadian.

Ledakan tersebut membuat beberapa warga sekitar berteriak karena kaget mendengar suara ledakan yang cukup kencang.

Baca juga: Terduga Teroris di Condet & Bekasi Digerebek, Apa Hubungan dengan Pelaku Bom Bunuh Diri di Makassar?

Baca juga: Fakta Pelaku Bom Bunuh Diri Makassar, Ternyata Pasutri Baru Nikah 6 Bulan, Terungkap Pekerjaannya

Polisi pun meminta untuk tidak panik dan arus lalu lintas pun masih dibuka oleh pihak kepolisian.

Hingga saat ini masih belum diketahui apakah ledakan tersebut memunculkan korban baru atau tidak.

Tim Gegana dan Densus 88 Lakukan Olah TKP di Rumah Terduga Teroris

Kapolda Metro Jaya, Irjen Muhammad Fadil Imran dd
Kapolda Metro Jaya, Irjen Muhammad Fadil Imran

Diketahui, polisi dengan Tim Gegana, Densus 88 dan Puslabfor Polri tengah melakukan olah TKP di sebuah rumah berpagar biru yang beralamat di Jalan Raya Cikarang-Cibarusah, Desa Sukasari, Serang Baru, Kabupaten Bekasi.

Dikutip dari Breaking News Kompas TV, Senin (29/3/2021), dari rumah tersebut, polisi telah mengamankan satu orang terduga teroris.

Menurut informasi dari pihak Kapolda, memang benar ada bahan baku peledak yang ditemukan di dalam lokasi ini.

Selain itu ada juga bom rakitan yang telah diamankan, tapi masih belum bisa dibawa keluar lokasi kejadian.

Karena sekarang ini masih dalam proses olah TKP dari pihak polisi.

"Di Desa Sukasari telah diamankan satu orang pelaku diduga pemilik bom dan bahan baku bahan peledak. Tim dari Gegana dan Puslabfor sedang melakukan olah TKP," kata Kapolda Metro Jaya, Irjen Muhammad Fadil Imran, dikutip dari Kompas TV.

Dikutip TribunMataram.com dari TribunBogor, diduga kuat penggerebekan terduga teroris ini masih memiliki kaitan dengan pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar.

Mengingat pelaku bom bunuh diri di Makassar merupakan salah satu jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Bom Panci 

Dua pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Minggu (28/3/2021), tertangkap kamera CCTV. Motor yang digunakan pelaku tercatat milik kerabat honorer DPRD Sulawesi Selatan.
Dua pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Minggu (28/3/2021), tertangkap kamera CCTV. Motor yang digunakan pelaku tercatat milik kerabat honorer DPRD Sulawesi Selatan. (istimewa via Tribunnews)

Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan, pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Jalan Kajaolalido, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar, menggunakan bom panci.

Hal itu diungkapkan Kapolri saat meninjau langsung lokasi ledakan bersama Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Minggu (28/3/2021) malam.

"Ledakan yang tadi menggunakan bom jenis panci," kata Listyo Sigit.

Kedua pelaku berjenis kelamin laki-laki dan perempuan itu, kata dia, merupakan Jaringan Ansharut Dulah (JAD).

Dimana, 20 pengikut dari JAD itu telah diamankan sebelumnya oleh Densus 88 di beberapa lokasi di Sulsel, pada Januari lalu.

"Terkait dengan identitas pelaku kita sudah dapatkan, yang bersangkutan berinsial L. Yang bersangkutan merupakan kelompok dari beberapa pelaku yang beberapa waktu lalu kita telah amankan (JAD)," ujar Listyo.

"Jadi ini adalah bagian dari kelompok beberapa waktu lalu yang kita amankan, kurang lebih 20 orang dari kelompok JAD," sambungnya.

Kelompok JAD itu lanjut Listyo, pernah melakukan kegiatan aksi teror di Dolo Philipina.

"Kelompok ini tergabung atau terkait dengan kelompok yang pernah melaksanakan kegiatan operasi di Dolo Philipina Tahun 2018," terangnya.

Pihaknya, juga mengaku telah mengamankan empat orang di Wilayah Bima, terkait aksi teror itu.

"Kemudian hari ini juga, kita sudah mengamankan kurang lebih empat orang di wilayah Bima, tentunya berkaitan dengan kegiatan teror," ungkap Listyo.

Ternyata Pasutri Baru Nikah 6 Bulan

Tak butuh waktu lama bagi polisi mengungkap identitas dua pelaku bom bunuh diri Gereja Katedral Makassar.

Kedua pelaku belakangan terungkap memang merupakan pasangan suami istri.

Keduanya ternyata baru menikah selama enam bulan.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono mengungkapkan, pelaku bom bunuh diri di halaman Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021), merupakan pasangan suami istri.

Keduanya, diketahui baru saja menikah beberapa waktu lalu. 

"Pelaku pasangam suami istri, baru menikah enam bulan," kata Argo dalam keterangannya, Senin (29/3/2021).

Ia mengatakan, identitas pelaku pria yaitu L. Sementara pelaku wanita adalah YSF, seorang pegawai swasta.

Baca juga: Motor Kerabatnya Dipakai Pelaku Bom Katedral Makassar, Honorer DPRD Sulsel: Ditarik Debt Collector

Baca juga: Kecurigaan Satpam Gereja Katedral Makassar Cegat 2 Pelaku Bom Bunuh Diri, Pengorbanannya Terbayar

Keduanya merupakan bagian dari Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang pernah melakukan aksi serupa di Katedral Our Lady of Mount Carmel, Pulau Jolo, Filipina Selatan.

"Pelaku berafiliasi dengan JAD," ucapnya.

Argo menuturkan, penyelidikan terhadap pelaku bom bunuh diri masih terus dilakukan. Menurut Argo, sejumlah tempat sudah digeledah untuk mencari bukti-bukti lain, termasuk rumah pelaku.

"Kita tunggu hasil kerja anggota di lapangan. Dan kami berharap semua dapat diungkap dengan jelas," tuturnya.

Sementara itu, jumlah korban luka akibat bom bunuh diri yang masih dirawat di rumah sakit saat ini berjumlah 15 orang.

Sebanyak 13 di antaranya di rawat di RS Bhayangkari Makassar dan 2 lainnya di RS Siloam.

"Dari 19 korban luka saat ini tinggal 15 orang. Empat lainnya diperbolehkan pulang menjalani rawat jalan," kata Argo, dikutip dari Kompas.com dengan judul "Polri: Pelaku Bom Bunuh Diri di Makassar Pasangan Suami Istri"

Ledakan bom bunuh diri di depan gerbang Katedral Makassar terjadi pada Minggu (28/3/2021) pagi.

Dua pelaku tewas. Selain itu puluhan orang luka-luka akibat serpihan di wajah, leher, perut, tangan, kaki.

Presiden Joko Widodo dalam keterangan persnya menyatakan serangan teroris itu sebagai kejahatan kemanusiaan. Tidak ada agama yang membolehkan kekejian ini.

Karena itu, Presiden mengajak publik untuk bersama-sama memerangi terorisme dan radikalisme.

Presiden juga memerintahkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengusut tuntas jaringan pelaku serta membongkar sampai ke akar-akarnya. Dia juga meyakinkan bahwa aparat keamanan tidak akan membiarkan aksi terorisme seperti itu.

"Saya minta masyarakat tetap tenang beribadah, karena negara menjamin keamanan umat untuk beribadah tanpa rasa takut," kata Jokowi.

(TribunJakarta.com/ Annas Furqon Hakim)

#Bekasi #Condet #FPI

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved