Seusai Bom Katedral Makassar, 23 Terduga Teroris Ditangkap Dalam 3 Hari, Ada Otak Perakit Peledaknya

Polisi tangkap 23 terduga teroris setelah insiden bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar.

Editor: Irsan Yamananda
Tribun Timur/Sanovra Jr
Aparat mengamankan barang bukti saat melakukan penggeledahan di rumah Lukman, tersangka bom bunuh diri Gereja Katedral Makassar yang berlangsung di Jalan Tinumbu 1 Lrg 132, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (29/3/2021). Barang bukti dari hasil penggeledahan langsung diamankan. Diketahui, penggerebekan yang tengah dilakukan kepolisian itu merupakan rumah kos milik Lukman. Lukman diketahui merupakan warga asli Tinumbu. 

Kedua terduga memohon maaf kepada orang tua dan sangat sayang kepada orang tua namun menyebut bahwa Tuhan lebih sayang lagi.

Menurut pengamat terorisme Nasir Abbas, hal itu dilakukan dengan keyakinan bahwa sang pelaku yang mati duluan akan mampu menarik orang tuanya menuju surga, karena mati syahid.

 Keluarkan 6 Tembakan di Mabes Polri, Terduga Teroris Tewas Seusai Peluru Bersarang di Jantungnya

 Terduga Teroris di Mabes Polri: Wanita Usia 25 Tahun, Mahasiswi DO dan Bawa Map Kuning, Ini Isinya

Foto surat wasiat L (26), pelaku bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar yang disita polisi, Selasa (30/3/2021).
Foto surat wasiat L (26), pelaku bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar yang disita polisi, Selasa (30/3/2021). (Kompas.com)

"Dengan mati duluan, dia sedang menunggu keluarganya."

"Dia akan menarik keluarganya ke surga. Itu keyakinan mereka."

"Makanya, ada isi surat agar adiknya menjaga orang tuanya," kata Nasir Abbas seperti dikutip dari Kompas TV dengan judul Ada Permohonan Maaf kepada Orang Tua di Surat Wasiat Terduga Teroris, Ini Analisa Pengamat.

Karena itu, kata Nasir Abbas, begitu pentingnya pendidikan anak oleh orang tua di rumah.

 Tidak Ada Gelagat Aneh 5 Terduga Teroris yang Ditangkap di NTB, Sehari-hari Jualan Tahu & Bertani

"Dari pelaku yang ditangkap, ada faktor keluarga."

"Maka harus dimulai dari rumah," katanya. 

Sementara Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar menyebutkan, sepakat pentingnya faktor keluarga.

"Kalau sudah tersirap mereka jadi nikmat, sesuai harapan mentornya."

"Penguatan keluarga itu penting untuk masa depan kita," ujarnya.

Terduga teroris penyerang Mabes Polri
Terduga teroris penyerang Mabes Polri (Tangkap layar video)

Menurut Boy, surat wasiat dari terduga penyerang ZA di Mabes Polri sama dengan yang dibuat oleh L di Makassar.

Yaitu permohonan maaf kepada kedua orang tua.

"Tapi walau mereka  tidak bertemu tapi ideologinya sama, ideologi terorisme dan intoleransi."

"Mereka punya cita-cita mati syahid."

"Mereka terprovokasi propaganda anti demokrasi dan anti konstitusi di negara mereka," kata Boy. (Kompas TV/ Gading Persada)

#Makassar #GerejaKatedralMakassar #Teroris

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved