Ditangkap di Bandung, Terduga Teroris Berencana Ledakkan SPBU Pertamina, Simpatisan FPI Tahun 2019
Pengakuan terduga teroris yang ditangkap di Bandung. Sebut berencana ledakkan SPBU Pertamina.
"Apalagi tentu saja generasi milenial yang banyak menggunakan fasilitas dunia maya ini," kata Ahmad ketika berbincang dengan Tribun Network, di kantor redaksi Tribunnews, Jakarta, Kamis (1/4/2021).
Untuk itu, kata dia, BNPT telah membuat sejumlah strategi pencegahan pemaparan radikalisme terhadap mereka.
• Istri Terduga Teroris di Jawa Barat Terlilit Utang, Jokowi Tersentuh, Beri Bantuan Uang & Bingkisan
Di antaranya dengan menguatkan dan melibatkan secara aktif dan produktif civil society moderat, tokoh agama, dan civitas academic.
Pencegahan tersebut, kata Ahmad, dalam rangka memberi 'vaksin' berupa pembangunan karakter dan mengajarkan budi pekerti.
Hal itu karena menurutnya puncak dari keagamaan bukan pada tindakan jihad, sebagaimana yang dipahami oleh penganut paham radikal.
Untuk itu, ia mengajak generasi milenial untuk tidak mengikuti akun media sosial maupun ajaran ustaz-ustaz intoleran dan radikal.
"Kedua, anak-anak kita jangan boleh mem-follow ustaz-ustaz yang intoleran, ustaz-ustaz yang radikal."
"Karena ustaz ini adalah pintu masuk radikalisasi tadi, pintu masuk radikalisme," tutur Ahmad.
Ia pun menjelaskan indikator ustaz-ustaz yang berpaham radikal di antaranya mengajarkan intoleransi terutama yang menganut Salafi Wahabi Jihadis.
"Saya mengatakan semua teroris yang kami tahan baik itu di Polri, lapas, BNPT itu semua berpaham Salafi Wahabi (Jihadis)."
"Tetapi tidak semua wahabi salafi otomatis adalah teroris," jelas Ahmad seperti dikutip dari Wartakotalive dengan judul Protes Rizieq Shihab Ditangkap, Terduga Teroris Ini Bikin Rencana Ledakkan SPBU Pertamina.
Juga, lanjutnya, waspadai ustaz-ustaz yang membentur-benturkan antara agama dengan budaya, agama dengan negara, atau agama dengan nasionalisme.
"Ini sudah selesai. Jadi kalau ada ustaz yang melakukan dikotomi seperti itu, hati-hati, waspada, dan jangan diikuti, karena itu sudah ustaz yang akan meradikalisasi," beber Ahmad.
Menurutnya, jika ajaran tersebut diterima mentah-mentah oleh generasi milenial, maka mereka akan mudah mengafirkan orang-orang yang tidak sepaham, apalagi yang seagama.
Selain itu mereka juga akan merasa terzalimi atau diperlakukan tidak adil, menghalalkan segala cara atas nama agama, hingga akhirnya melakukan aksi teror.
"Artinya ini yang harus kita waspadai tentang klaim kebenaran, tentang manipulasi," cetus Ahmad. (Igman Ibrahim)