Juna Menangis Histeris Lihat Jasad Ibunya Terbujur Kaku Diterjang Banjir NTT, Dihimpit Batu & Kayu

Anak laki-lakinya Juna Witak hanya bisa memandang jasad ibunya terbujur kaku di dalam ruang jenazah.

POS-KUPANG.COM/Ricko Wawo
Tangis keluarga pecah di Ruang Jenazah RSUD Lewoleba ketika satu orang jenazah korban banjir Ile Ape teridentifikasi, Senin (5/4/2021). Korban merupakan guru TKK Dewi Sartika Lewotolok di desa Amakaka, Kecamatan Ile Ape bernama Nurul Hidayati. 

TRIBUNMATARAM.COM - Banjir bandang di NTT meninggalkan duka bagi warga yang kehilangan keluarganya.

Siapa sangka, malam itu seluruh desa akan habis tersapu banjir bandang.

Tak sedikit dari warga yang tidak bisa menyelamatkan diri dan tewas.

Tangis keluarga pecah di Ruang Jenazah RSUD Lewoleba ketika satu orang jenazah korban banjir Ile Ape teridentifikasi.

Korban merupakan guru TKK Dewi Sartika Lewotolok di desa Amakaka, Kecamatan Ile Ape, Nusa Tenggara Timur (NTT) bernama Nurul Hidayati.

Anak laki-lakinya Juna Witak hanya bisa memandang jasad ibunya terbujur kaku di dalam ruang jenazah.

Juna dan keluarganya menangis histeris masih tak percaya kalau Nurul Hidayati merupakan salah satu korban banjir bandang yang berasal dari Gunung Ile Lewotolok, Minggu dini hari kemarin. 

Bernardus Butu, Kepala SDK Lewotolok 1 menjelaskan dia bersama warga menemukan jasad Nurul di tepi pantai desa Amakaka, Senin 5 April 2021 pagi sekitar pukul 09.30 Wita.

Baca juga: Banjir di Flores Timur Dampak Siklon 99S, Puluhan Orang Tewas, Kondisi Pengungsian Memprihatinkan

Baca juga: Fakta-fakta Banjir Bandang Adonara Flores NTT, Puluhan Nyawa Tertimbun Longsor, Bantuan Masih Nihil

Korban kemudian dibawa ke RSUD Lewoleba dan rencananya dimakamkan di Lewolein, Kecamatan Lebatukan.

"Kami temukan di antara himpitan batu dan kayu di pantai sisa material banjir," kata Bernardus saat ditemui di RSUD Lewoleba.

Juna Witak, anak laki-laki dari Nurul merupakan salah satu korban selamat dari banjir yang menyapu pemukiman warga di wilayah Ile Ape tersebut.

Juna masih kelihatan trauma dengan kejadian yang menimpa dirinya. 

Bernardus Butu mengatakan pada malam naas tersebut Nurul masuk ke dalam rumah untuk beristirahat usai berdoa.

Sementara Juna masih bermain game. Tak lama kemudian banjir besar datang dari arah gunung Ile Lewotolok diawali bunyi gemuruh, dikutip dari pos-kupang.com dengan judul Ibunya Tewas Diterjang Banjir Ileape Lembata Usai Berdoa, Juna Menangis Histeris di RS Lewoleba

Banjir tersebut menyeret rumah-rumah warga termasuk rumah di mana Juna dan ibunya tinggal. 

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved