Himne Guru Iringi Pemakaman Nathan yang Tewas Ditembak KKP Papua, Ayah Pingsan, Pelayat Menangis
Kematian guru Nathan yang tragis di tangan KKB Papua meninggalkan pilu mendalam bagi keluarga.
Meski enggan menyebut jumlahnya, Wandik mengatakan jumlahnya cukup besar.
Pihaknya terpaksa memenuhi permintan KKB karena masalah kemanusiaan.
"Setelah negosiasi, apa yang mereka (KKB) minta untuk bisa jenazah keluar (dievakuasi) maka mereka minta sesuatu (uang). Sehingga dengan hati yang berat, dengan pertimbangan kemanusiaan karena jenazah mulai membusuk, mau tidak mau kita penuhi permintaanya," ujar Wandik ketika dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Sabtu (10/4/2021) sore.
"Negara tidak pernah kalah, ini hanya karena faktor kemanusiaan maka kita penuhi permintaan mereka," sambungnya.
Selain mengevakuasi jenazah, pesawat SAS milik Pemkab Puncak juga diberi keleluasaan untuk mengirim bahan pokok ke Beoga, dikutip dari Kompas.com dengan judul "Setelah Tembak Mati 2 Guru, KKB Minta Uang Tebusan Berjumlah Besar jika Ingin Jenazah Dievakuasi"
"Saya minta pertimbangan kepada TNI-Polri, ini terpaksa kami lakukan. Kelebihannya kami Pemda Puncak punya aviasi sehingga pesawat bisa masuk, tapi kami juga minta Senin (12/4/2021) pesawat bisa masuk lagi untuk antar bahan pokok karena stok di Beoga semakin menipis, sudah satu minggu pesawat tidak masuk," kata dia.
Jenazah dua guru yang ditembak KKB tiba Timika, Kabupaten Mimika, Sabtu (10/4/2021) siang.
(Kompas.com/Kontributor Jayapura, Dhias Suwandi)