Perahu Terbalik di Waduk Kedung Ombo

Kedung Ombo 'Langganan' Tragedi yang Makan Korban Jiwa, Disebut Kesalahan Pembangunan Orde Baru

Waduk Kedung Ombo seolah menjadi 'langganan' tragedi yang kerap memakan korban jiwa.

TribunSolo.com/Agil Tri
Evakuasi korban tenggelam akibat perahu terbalik di Waduk Kedung Ombo di Dukuh Bulu, Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali, Sabtu (15/5/2021) sore. 

TRIBUNMATARAM.COM - Terbaliknya perahu di Waduk Kedung Ombo, Sabtu (15/5/2021) menambah serangkaian kecelakaan maut di lokasi tersbeut.

Waduk Kedung Ombo seolah menjadi 'langganan' tragedi yang kerap memakan korban jiwa.

Tragedi perahu terbalik di Waduk Kedung Ombo yang terletak di Dukuh Bulu, Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu, Boyolali pada Sabtu (15/6/2021) menyita perhatian banyak orang.

Kecelakaan ini mengakibatkan sejumlah wisatawan tewas karena tenggelam.

Kecelakaan perahu di Waduk Kedung Ombo pun disesalkan Wahyu Susilo, Aktivis Komite Solidaritas Korban Pembangunan Waduk Kedung Ombo.

Dirinya mengungkapkan bahwa masyarakat masih banyak yang kaget saat wilayah daratan diubah menjadi area perairan. 

Baca juga: Korban Perahu Terbalik Kedung Ombo Menyesal Gagal Pegangi Tangan Anak : Mau Tangkap Tak Sampai

Baca juga: Ada Makam di Tengah Waduk Kedung Ombo Tempat Terbaliknya Kapal Maut, Milik Siapa?

Perahu yang bikin petaka dipasang garis polisi di Waduk Kedung Ombo di Dukuh Bulu, Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali, Sabtu (15/5/2021) sore.
Perahu yang bikin petaka dipasang garis polisi di Waduk Kedung Ombo di Dukuh Bulu, Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali, Sabtu (15/5/2021) sore. (TribunSolo.com/Agil Tri)

"Kita tahu dahulu Waduk Kedung Ombo merupakan wilayah daratan yang cukup luas, sehingga ketika diubah menjadi waduk, masyarakat belum siap," katanya pada Minggu (16/5/2021). 

"Bisa dibayangkan orang yang terbiasa bersepeda tiba-tiba disuruh naik perahu atau getek, pasti kaget, sehingga tidak heran banyak yang kecelakaan kala itu," ujarnya. 

Wahyu juga menyayangkan pemerintah Orde Baru yang hanya bisa membangun waduk namun melupakan SDM sekitar wilayah itu. 

"Warga di tempat itu tidak diajarkan untuk beradaptasi, atau mengelola waduk dengan baik, padahal perubahan dari masyarakat agraris yang terbiasa dengan sawah lalu diubah menjadi area perairan juga tidak mudah," ungkapnya. 

"Akibat tidak ada pelatihan atau sosialisasi banyak warga yang celaka waktu orde baru," terangnya.

Waduk Kedung Ombo sendiri diresmikan pada 18 Mei 1991, yang membuat warga di 37 desa di Kabupaten Boyolali, Sragen dan Grobogan tergusur. 

"Inilah alasan kami dahulu menentang pembangunan waduk, selain karena melanggar dari aspek hukum, dari segi sosial juga menyengsarakan warga hingga saat ini, seperti kecelakaan kemarin," jelasnya.

Rentetan Tragedi di Waduk Kedung Ombo

Duka datang dari Waduk Kedung Ombo di Boyolali, Jawa Tengah.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Solo
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved