Awal Mula Israel Menyerang Palestina: Bermula dari Sidang Umum PBB Tahun 1947, Pecah Perang di 1948
Berikut awal mula pihak Israel menyerang Palestina. Bermula dari Sidang Umum PBB pada tahun 1947.
Pasukan Suriah, Lebanon, Jordania dan Irak menyerang Galilea, dan Haifa. Sementara di selatan pasukan Mesir maju hingga mencapai Tel Aviv.
Namun, koordinasi antara pasukan Arab ternyata tidak terlalu baik. Di saat-saat akhir Lebanon menarik mundur pasukannya.
• Prihatin Terhadap Palestina, Mia Khalifa Berikan Dukungan: Israel Ingin Lenyapkan Gaza dari Peta
Untuk menghadapi serbuan pasukan koalisi Arab ini, Israel pada 26 Mei 1948 membentuk Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang anggotanya adalah leburan dari berbagai milisi seperti Haganah, Palmach, Irgun, dan LEHI.
Dalam perkembangannya, IDF justru berhasil mengerahkan lebih banyak pasukan ketimbang pasukan koalisi Arab.
Pada awal 1949, Israel memiliki 115.000 tentara sedangkan koalisi Arab hanya sekitar 55.000 personel saja.

Setelah bertempur selama sembilan bulan, akhirnya pada 1949, tercapai gencatan senjata antara Israel dengan Mesir, Lebanon, Jordania, dan Suriah.
Hasil dari perang ini, Israel berhasil menguasai 78 persen wilayah Mandat Palestina. Sementara Mesir menguasai Jalur Gaza.
Jordania mendapatkan Tepi Barat dan menguasai Yerusalem Timur. Sedangkan Israel memerintah Yerusalem Barat.
Pada 1950, Tepi Barat resmi menjadi wilayah Jordania.
• Dibom Secara Brutal Hingga Anak Histeris, Simak Pengakuan Korban Serangan Israel: Sangat Mengerikan
Berdirinya PLO sebagai perlawanan Palestina
Akibat Perang Arab-Israel I ratusan ribu orang pengungsi Palestina tersebar di berbagai lokasi.
Setidaknya 750.000 warga Palestina yang mengungsi keluar dari wilayah yang menjadi bagian Israel tidak diizinkan kembali ke wilayah Israel dan ke wilayah negara-negara Arab lainnya.
Mereka inilah yang kemudian disebut sebagai pengungsi Palestina.
Setelah perang Arab-Israel I, para pengungsi Palestina tinggal di kamp-kamp pengungsi di Tepi Barat (Jordania), Jalur Gaza (Mesir), dan Suriah.
Mereka berusaha kembali masuk ke wilayah Israel, tetapi jika tertangkap sesuai amanat hukum internasional mereka akan dideportasi ke tempat asal mereka.