Orangtua Pelaku Sate Sianida Bantul Datangi Rumah Naba, Minta Maaf Langsung : Sungguh Tak Ada Niatan
Keluarga Nani Aprilia Nurjaman (25) akhirnya meminta maaf dan mengunjungi rumah orangtua Naba secara langsung.
TRIBUNMATARAM.COM - Rasa penyesalan ditunjukkan oleh keluarga gadis pengirim sate beracun di Bantul kepada orangtua Naba Faiz Prasetya (10).
Keluarga Nani Aprilia Nurjaman (25) akhirnya meminta maaf dan mengunjungi rumah orangtua Naba secara langsung.
Kunjungan orangtua Nani ke rumah Bandiman, ayah Naba, di Kalurahan Bangunjiwo, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul, berlangsung pada Kamis (20/5/2021).
"Kalau pihak keluarga Nani itu bapak, ibu, dan lurah di Majalengka, mereka ke tempat Pak Bandiman sekitar pukul 17.00 sampai pukul 19.30 WIB," ujar kuasa hukum Bandiman, Chandra Siagian, saat dihubungi, Jumat (21/5/2021).
Kuasa hukum Nani, Anwar Ary Widodo, menuturkan, orangtua Nani mendatangi rumah keluarga korban untuk meminta maaf atas perbuatan yang dilakukan putrinya.
"Keluarga besarnya yang berada di Majalengka memohon maaf yang sebesar-besarnya, kepada keluarga besar Bapak Bandiman atas kejadian yang mengakibatkan ananda Naba Faiz Prasetya meninggal dunia, sungguh tidak pernah ada niatan dalam diri klien kami," ucapnya.
Baca juga: Viral Adik Salah Pesan Sate, Niatnya Order 60 Tusuk Malah Jadi 60 Porsi, Simak Kronologi Lengkapnya
Baca juga: Fakta Pengirim Sate Maut di Bantul: Merantau Sejak Lulus SMP, Kondisi Labil, Tak Dikunjungi Keluarga
Kunjungi Nani
Sebelum mengunjungi kediaman keluarga Bandiman, orangtua Nani terlebih dulu menjenguk anaknya di Markas Kepolisian Sektor Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
"Paginya kan mengunjungi Nani, habis dari Polres (Bantul) ke tempat kami (rumah Bandiman)," terang Chandra.
Ini adalah kunjungan perdana pihak keluarga untuk menjenguk tersangka pengirim sate sianida itu.
Pada saat Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah beberapa hari lalu pun, Nani tak ditengok keluarganya.
Kepala Polsek Bantul Kompol B Ayom mengatakan, Nani juga tak pernah memperoleh kiriman makanan maupun pakaian, dikutip dari Kompas.com dengan judul "Saat Orangtua Tersangka Sate Beracun Minta Maaf ke Keluarga Korban…"
Didampingi polwan
Ayom menjelaskan, selama di tahanan, Nani mendapat pendampingan dari anggota polisi wanita (polwan), soalnya kondisinya disebut masih labil.
Kata Ayom, Nani sering diajak berkomunikasi oleh para petugas untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.
"Kita punya tiga polwan untuk melakukan pendampingan psikologi," ungkapnya, Senin (17/5/2021).
Tersangka pengirim sate beracun itu mendekam di sel tahanan Mapolsek Bantul sejak 1 Mei 2021.
Pelaku Sasar Polisi yang Juga Mantan Kekasih
Persoalan asmara menjadi penyebab wanita berinisial NA mengirim sate beracun untuk pria pujaan di Bantul, Yogyakarta.
Diketahui sate beracun yang awalnya dikirim untuk memberi pelajaran kepada pria bernama Tomy, justru menyebabkan orang lain meninggal dunia.
Sate beracun tersebut tidak sampai kepada Tomy, tetapi dimakan anak dan istri driver ojek online bernama Bandiman setelah orang yang dituju tidak berada di rumah.
• Pria Pemberi Saran Sate Maut di Bantul: Menaruh Hati ke NA, Tapi Cintanya Bertepuk Sebelah Tangan
• Sate Beracun di Bantul Bukan Murni Ide NA, Polisi Kini Buru Pria yang Beri Saran: Tujuannya Diare
Akibatnya anak Bandiman berinisial NFA yang masih berusia 8 tahun meninggal dunia, Minggu (25/04/2021).
Kasus tersebut bermula dari persoalan asmara.
NA yang bekerja di sebuah salon diketahui menyukai pria bernama Tomy.
• Sate Maut Miliknya Salah Sasaran & Bunuh Bocah, Wanita di Bantul Menyesal, Kini Terancam Pidana Mati
Namun, belakangan Tomy menikahi perempuan lain.
Sakit hati ditinggal sang pujaan, NA pun kerap bercerita kepada pria berinisial R yang diketahui menaruh hati kepada NA.
Tomy dan R diketahui sama-sama pelanggan di salon tempat NA bekerja.
“Tersangka adalah pegawai sebuah salon dan memiliki beberapa pelanggan,” kata Kasat Reskrim Polres Bantul AKP Ngadi, Senin (3/5/2021) dilansir dari Kompas.com.
• Pujaan Hati Nikahi Wanita Lain, Perempuan di Bantul Sakit Hati, Kirim Sate Beracun & Salah Sasaran
Meskipun R merupakan teman dekat, tetapi NA tak menyukai R dan lebih memilih Tomy.
“Kemudian ada salah satu pelanggan salon berinisial R yang suka terhadap tersangka (Nani). Tetapi tersangka tidak suka dengan R. Karena tersangka menyukai pelanggan lain T (Tomy),” kata Ngadi.
NA mengaku kepada polisi, R sering mendengar curhatannya, termasuk soal cinta kepada Tomy.
Kemudian R memberikan saran agar NA untuk mengirimkan makanan yang sudah dibubuhi racun kepada Tomy melalui ojek online.
• Fakta Kasus Sate Beracun di Bantul: Beli Sianida Secara Online, Salah Sasaran, & Motif karena Cinta
Niatnya untuk memberikan pelajaran.
"Pengakuan sementara untuk memberi pelajaran, tujuannya hanya untuk diare.
Menurut teman tersangka obat hanya berdampak mules sama mencret saja. Tapi kan kita masih memastikan," katanya.
NA pun lantas mengikuti saran R dengan memesan sodium sianida pada Maret 2021.
Namun, barang yang diterima NA adalah kalium sianida.
Ia membeli sianida seberat 250 gram seharga Rp 224.000 secara daring.
Kemudian, racun tersebut pun disimpan di rumahnya.
Hingga akhirnya ia melakukan aksinya pada Minggu (25/4/2021).
Awalnya, pelaku membeli sate dari seorang penjual di Kemantren, Umbulharjo, Kota Yogyakarta.
Setelah itu, ia menaburkan racun sianida tersebut ke bumbu sate yang dibelinya.
Kemudian, NA mencari pengemudi online untuk mengirim paket sate beracun tersebut kepada Tomy.
Hingga akhirnya, ia bertemu dengan pengemudi ojek online bernama Bandiman yang sedang beristirahat di sekitar Masjid daerah Gayam, Yogyakarta.
• Ada Indikasi Pembunuhan Berencana Sasar Polisi dalam Kasus Sate Beracun di Bantul
Saat itu, NA meminta Bandiman untuk mengantarkan sate yang sudah ditaburi racun kepada seseorang bernama Tomy di Villa Bukit Asri, Sembungan, Kasihan, Bantul.
Saat itu, NA memberi ongkos Rp 30 ribu kepada Badiman dan menyebut nama pengirimnya atas nama Hamid dari Pakualaman.
NA sengaja memesan ojek secara offline agar tak mudah terlacak.
Ide tersebut pun berdasar saran dari R.
Badiman pun akhirnya mengantarkan makanan tersebut ke alamat yang dituju.
Saat sampai di lokasi, Badiman pun menghubungi nomor telepon penerima paket kiriman NA.
Ternyata setelah dihubungi, orang yang bernama Tomy sedang berada di luar kota.
Tomy juga tidak mengenal pengirim dan merasa tidak memesan makanan.
Hingga akhirnya makanan tersebut pun diberikan kepada Bandiman.
Sesampainya di rumah, Bandiman dan keluarganya menyantap sate tersebut saat berbuka puasa.
Sate mengandung racun tersebut pun dimakan anak dan istrinya.
Tak lama setelah menyantap sate tersebut anak Bandiman yang berinisial NFP mengeluh merasa pahit dan panas hingga akhirnya terjatuh.
Sementara istrinya mengalami muntah-muntah seperti dikutip dari TribunJogja.com dengan judul Polisi Buru Pria yang Sarankan NA Kirim Paket Sate Beracun Hingga Tewaskan Bocah di Bantul.
Melihat anaknya tak sadarkan diri, Bandiman lantas melarikan anaknya ke RS Wirosaban.
Sayangnya, nyawa NFP sudah tak tertolong lagi.
Atas perbuatannya, tersangka pun dijerat Pasal 340 KUHP dengan ancaman hukuman pidana mati atau seumur hidup atau paling lama 20 tahun.
(Tribunjogja/ Christi Mahatma Wardhani/ kompas.com/ Markus Yuwono)
#Yogyakarta #Bantul #Sate
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/mataram/foto/bank/originals/sate-bersianida-na.jpg)