Terbakar Api Cemburu, Suami di Kediri Bunuh Istrinya Sendiri, Sempat Lapor Polisi Korban Bunuh Diri
Seorang pria di Kediri tega menghabisi nyawa istrinya sendiri, motif karena cemburu.
TRIBUNMATARAM.COM - Kasus pembunuhan di Kediri berhasil diungkap oleh pihak berwajib.
Pembunuhan tersebut dilakukan oleh seorang suami terhadap istrinya sendiri.
Sang pelaku diketahui berinisial ANH (30).
Ia merupakan warga Dusun Krajan Kidul, Desa Wonojoyo, Kecamatan Gurah, Kediri, Jawa Timur.
Sementara korbannya bernama Eka Rini (29).
Sebelum misteri pembunuhan terungkap, pelaku sempat melaporkan kematian istrinya sebagai peristiwa bunuh diri.
Baca juga: Kakek di Aceh Ditemukan Tewas di Gubuk Dekat Rumah, Uang Rp 10 Juta di Kantong Celana Korban Hilang
Baca juga: Pura-pura Tidur, Pria di Blitar Bunuh Rekannya yang Sedang Terlelap, Sakit Hati Diejek Pengangguran

Korban diketahui mengalami luka sayatan pada pergelangan tangannya.
Ia juga sempat dibawa ke rumah sakit.
Namun, kondisinya sudah meninggal dunia.
"Suaminya pura-pura sedih bahkan histeris," ujar Kapolres Kediri Ajun Komisaris Besar Lukman Cahyono dihubungi Kompas.com, Rabu (11/8/2021).
Baca juga: Ngaku Emosi Sering Dimarahi, Supriyanto Bunuh Mantan Selingkuhannya yang Jadi TKI di Taiwan
Lukman menuturkan, peristiwa itu bermula pada Senin (9/8/2021) tengah malam.
Beberapa orang melapor ke Mapolsek Gurah perihal adanya peristiwa bunuh diri.
Polisi lantas menindaklanjutinya dengan datang ke lokasi kejadian di sebuah rumah yang ada di Dusun Krajan Kidul, untuk melakukan pemeriksaan lokasi kejadian.
"Di lokasi petugas mendapati ceceran darah yang sudah ditutup pasir dan beberapa benda tajam yang berlumuran darah," tambah Lukman.
Seusai melakukan pemeriksaan di lokasi kejadian, petugas lantas melakukan pemeriksaan jenazah yang ada di rumah sakit.
Pemeriksaan fisik jenazah itu mendapati tidak hanya luka sayatan pada lengan, tetapi juga banyak luka lain di sekujur tubuhnya.
Mulai luka memar hingga luka terbuka yang cukup dalam.
"Jenazah kemudian dipindahkan ke RS Bhayangkara untuk keperluan otopsi," sebut Lukman.
Dari kecurigaan pada kondisi jenazah korban, tim Resmob Polres Kediri lantas mengamankan ANH untuk dilakukan pemeriksaan.
"Dari interogasi itu saudara ANH mengakui kejahatan tersebut," ungkap Kapolres.
Pembunuhan itu dilakukannya dengan cara mencekik dan melukai korban menggunakan pisau dan benda tajam lainnya seperti dikutip dari Kompas.com dengan judul "Suami di Kediri Lapor Istrinya Tewas Bunuh Diri, Ternyata Dibunuh".
Dari pemeriksaan juga terungkap motifnya melakukannya, yakni karena dipicu rasa cemburu terhadap istrinya yang bekerja di sebuah salon kecantikan itu.
Kini tersangka ANH masih diamankan di Mapolres untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Ada pun beberapa barang bukti yang diamankan di antaranya pisau dapur, gergaji besi, hingga cangkul.
Kasus Pembunuhan Lainnya
Detik-detik pembunuhan RSJ (33), wanita yang juga seorang terapis bekam di Bekasi akhirnya terungkap dalam proses pra-rekonstruksi.
Polda Metro Jaya akhirnya menggelar pra-rekonstruksi kasus pembunuhan terhadap terapis bekam di Bekasi.
Sebelumnya, mayat RSJ ditemukan setengah terkubur di kolong Tol Jatikarya, Jatisampurna, Bekasi, Jawa Barat.
Tak butuh waktu lama bagi polisi mengungkap pelaku yang ternyata adalah rekan seprofesi korban.
Sebelum tewas, RSJ sempat makan bakso bersama dengan pelaku.
Namun, dalam perjalanan, RSJ justru dibunuh oleh MA alias R karena ajakannya menginap ditolak.
Peristiwa bermula saat korban pamit kepada keluarganya di wilayah Cakung, Jakarta Timur, Rabu (4/8/2021).
Ternyata, sebelumnya korban sudah dihubungi pelaku MA alias R melalui sambungan telepon untuk memberikan pekerjaan kegiatan terapi di Hambalang, Bogor sekira pukul 08.00 WIB.
Baca juga: Pembunuh Wanita Terapis Bekam di Bekasi Ternyata Teman Seprofesi, Shareloc Jadi Petunjuk Penting
Baca juga: Fakta Pembunuhan Terapis Bekam Hamil 5 Bulan di Bekasi, Mayat Setengah Terkubur, Sempat Ada Jeritan
Saat itu, korban membawa motor dan alat terapi bekam ke stasiun Cakung.
Ternyata, pelaku MA alias R sudah bersiap menjemput korban di Stasiun Cakung.
Tersangka dan korban pun berangkat menggunakan sepeda motor berboncengan menuju kediaman H Dani di Hambalang, Bogor.
Sekitar pukul 14.50 WIB tersangka dan korban tiba di rumah H Dani di Hambalang, Bogor.
Di lokasi tersebut, kegiatan bekam tidak jadi karena H Dani sedang pergi ke Cikeas.
Karena bekam tidak jadi, korban dan pelaku ke rumah besar yang biasa disebut vila untuk salat ashar.
Tiba di vila pelaku bertemu dengan saksi Dahlan.
Tersangka dan korban melanjutkan perjalanan ke rumah Ahmad yang lokasinya tak jauh dari situ.
Sesampainya di rumah Ahmad tersangka dan korban memesan bakso.
Setelah menyantap bakso bersama, tersangka minta dibekam oleh korban karena mengaku kondisinya kurang sehat.
"Setelah tersangka dan korban makan bakso tersangka minta badannya dibekam karena tersangka badannya merasa kurang enak," kata Panit II Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKP Reza Pahlevi yang memimpin jalannya pra rekonstruksi, Jumat (13/8/2021).
Setelah selesai melakukan kegiatan bekam, korban memberikan kartu nama kepada Ahmad.
Di kartu nama tersebut ada nomor korban dan tersangka.
Setelah itu, tersangka dan korban berpamitan pulang untuk mengantarkan korban pulang ke rumah.
Koban dan pelaku berboncengan berangkat dari kediaman Ahmad.
Dalam perjalanan pulang tersebut, pelaku dan korban sempat ngobrol masalah asmara.
RSJ menceritakan dalam waktu dekat dia ingin menikah karena sudah memiliki calon suami.
Namun, pelaku sempat mengajak korban menginap di suatu tempat.
Ajakan itu langsung ditanggapi sinis korban dengan memukul MA yang sedang mengemudikan motor.
"Dipukul satu kali, saat itu di bagian kepala memakai helm, sambil bilang 'ngaco kamu, aku udah punya calon'," kata Panit Resmob Polda Metro Jaya AKP Reza Pahlevi yang memimpin jalannya rekonstruksi.
Masih dalam perjalanan, pelaku tiba-tiba meminta untuk menepi.
Alasannya, dia kebelet buang air kecil sehingga dipilih lahan kosong Kolong Tol Jatikarya.
Posisi pelaku buang air kecil menghadap ke dinding pembatas antara lahan dan jalan, sementara korban berdiri dekat motor sambil membelakangi.

Pada saat itu, korban dan pelaku sempat kembali cekcok.
Tidak dijelaskan secara detail alasan kedua adu mulut tetapi diduga masih dalam perkara yang sama.
Korban merasa tidak senang ketika pelaku mengajak menginap, apalagi sejak awal dia berbicara dalam waktu dekat ingin menikah dengan calon suaminya.
"Tersangka ingin buang air kecil dan berhenti di TKP. Setelah selesai, korban mencaci maki tersangka," ucapnya.
Karena tidak terima dicaci maki, pelaku kalap memukul wajah korban sebanyak dua kali.
Korban berusaha melarikan diri tapi langsung dipukul bagian pundak hingga tersungkur.
"Saat korban terjatuh, pelaku membekap korban hingga lemas," ungkap Reza.
Korban dalam kondisi lemas langsung dibawa ke gundukan tanah, badannya dikubur serta tas dan ponselnya dibawa kabur tersangka.
Hingga akhirnya jasad korban ditemukan seorang pencari rumput, Jumat (6/8/2021).
Shareloc Jadi Petunjuk Penting
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan penangkapan pelaku berawal dari pengakuan seorang saksi yang merupakan teman korban.
Saksi tersebut diketahui dikirim share location (shareloc) oleh korban.
Berdasarkan pengakuan saksi, polisi pun melakukan pendalaman sampai akhirnya mengarah ke sebuah villa di kawasan Bogor, Jawa Barat.

"Penyidik melakukan pendalaman di daerah sana, ada ditemukan seorang yang bekerja sebagai penjaga villa. Inisial penjaga vila D sebagai saksi, yang mengetahui kalau korban memang terakhir ketemu sama dia," kata Yusri Yunus saat merilis kasus ini, Kamis (12/8/2021).
Polisi kembali melakukan penelusuran, hingga mendapat informasi bahwa pelaku dan korban sempat menuju wilayah Citereup, Bogor.
"Jadi berhenti di salah satu rumah milik temannya, inisial A, karena pada saat itu pelaku ini mengaku merasa kurang sehat. Sampai di rumah A dilakukan bekam," ujar Yusri.
"Dari situ penyidik kemudian mendapat titik terang pelakunya. Karena lepas dari sana, menurut keterangan tersangka setelah kita amankan, bahwa memang sempat terjadi cekcok antara tersangka dengan korban," ujarnya.
Menurut Yusri pelaku merupakan rekan satu profesi korban sebagai terapis bekam.
"Tersangka inisial MA alias R. Korban dan pelaku ini sama-sama bekerja sebagai terapis bekam," ujarnya.
Motif asmara
Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan berdasarkan pemeriksaan, pelaku mengaku menyukai korban.
Bahkan, lanjut Yusri, tersangka sudah mengutarakan niatnya untuk menikahi korban.
"Motifnya karena tersangka ini suka dengan korban, bahkan sempat tercetus kalau tersangka akan menikahi korban," kata Yusri.
Namun, RSJ menolak ajakan menikah MA alias R.
Alasannya, tersangka sudah beristri dan korban juga telah memiliki kekasih.
"Korban tidak mau (diajak menikah), dan korban mengakui kalau dia juga sudah punya pasangan atau pacar yang rencana kawin. Nah, ini yang membuat si tersangka ini tidak terima," ujar Yusri.
Dari sana, tersangka pun mulai menyusun rencana untuk menghabisi nyawa korban.

Sebelumnya proses penangkapan terduga pelaku tersebut tersebar di sejumlah akun media sosial, satu diantaranya diunggah di akun Insagram @peristiwa_sekitar_kita.
Dilihat dari postingan itu, terlihat terduga pelaku yang mengenakan pakaian berwarna coklat diinterogasi sejumlah polisi berpakaian sipil di teras rumah.
Tak terdengar jelas apa yang dikatakan para polisi kepada terduga pelaku.
Terduga pelaku itu terlihat hanya mengangguk dari setiap perkataan yang disampaikan polisi.
Pelaku kemudian dibawa masuk ke dalam rumah tanpa melakukan perlawanan.
Dalam keterangan di unggahan tersebut dijelaskan bahwa terduga pelaku yang menghabisi terapis bekam itu dibekuk Unit II Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya.
Pria berinisial MAR itu ditangkap di rumahnya di daerah Depok, Jawa Barat pada Rabu (11/8/2021) dini hari.
Berita lain terkait pembunuhan
(Kompas/ Kontributor Kediri, M Agus Fauzul Hakim)