Korban Pelecehan Seksual di KPI Pernah Lapor Polisi Tapi Tak Ditanggapi: Malah Ditanya Buktinya Apa

Melalui kuasa hukumnya, pria yang mengaku dilecehkan di KPI menyebut dirinya sempat lapor polisi tapi tak ditanggapi.

Editor: Irsan Yamananda
Kompas/ handout
Ilustrasi - Melalui kuasa hukumnya, pria yang mengaku dilecehkan di KPI menyebut dirinya sempat lapor polisi tapi tak ditanggapi. 

TRIBUNMATARAM.COM - Kasus dugaan pelecehan seksual di KPI masih terus menjadi sorotan.

Terbaru, korban mengaku sudah sempat melaporkan dugaan tersebut ke pihak berwajib.

Namun, laporannya tidak mendapatkan tanggapan dari polisi.

Hal ini diungkapkan kuasa hukum korban, Mualimin Wadah.

Korban sendiri diketahui berinisial MS.

Mualimin memastikan bahwa kliennya pernah melaporkan kejadian yang menimpanya ke Polsek Gambir, Jakarta.

Baca juga: Ngaku Dilecehkan Selama 5 Tahun, Pegawai KPI Mengadu ke Jokowi: Bukankah Pria Juga Bisa Jadi Korban?

Baca juga: Bukan Hanya di China, Kris Wu Juga Dituding Lakukan Pelecehan di AS, Korban Ngaku Diberi Pil Putih

Ilustrasi - Melalui kuasa hukumnya, pria yang mengaku dilecehkan di KPI menyebut dirinya sempat lapor polisi tapi tak ditanggapi.
Ilustrasi - Melalui kuasa hukumnya, pria yang mengaku dilecehkan di KPI menyebut dirinya sempat lapor polisi tapi tak ditanggapi. (suarapapua)

Menurutnya, MS yang merupakan pegawai Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) itu melapor telah menjadi korban pelecehan seksual oleh rekan-rekan sekantornya.

Sayangnya, laporan yang disampaikan MS tidak ditanggapi.

Mualimin menjelaskan, laporan kliennya dianggap tak memiliki cukup bukti.

"Ia betul (pernah buat laporan ke Polsek Gambir). Ya jadi ditanya (oleh polisi), waktu dilecehkan bareng-bareng itu buktinya apa. Loh sebagai korban ya tidak punya bukti visual. Foto atau apa ya tidak sempat," kata Mualimin saat dihubungi, Kamis (2/9/2021).

Baca juga: 2 Minggu Hilang, Gofar Hilman Muncul & Minta Maaf atas Tuduhan Pelecehan : Gue Cuma Pengen Jujur

"Justru korban yang difoto oleh pelaku dan tidak tau foto itu di mana," sambung Mualimin.

Karena tak ditanggapi kepolisian, MS akhirnya memutuskan untuk membuka kisah pelecehan seksual dan perundungan yang dialaminya ke publik.

Mualimin memastikan bahwa tulisan mengenai kisah MS yang kini viral di media sosial benar adanya.

Tulisan itu dibuat oleh dirinya selaku penasihat hukum MS. Namun, tulisan itu dibuat berdasarkan cerita langsung dari MS dan atas persetujuan MS.

"Jadi memang bukan MS langsung yang menuliskan, tapi berdasarkan keterangan dan persetujuan dia," kata Mualimin.

Dalam tulisan yang viral itu, MS yang telah bekerja sebagai pegawai kontrak di KPI sejak 2011 mengaku kerap menerima tindakan perundungan, perbudakan, hingga pelecehan seksual oleh teman-teman kantornya.

"Tahun 2015, mereka beramai-ramai memegangi kepala, tangan, kaki, menelanjangi, memiting, melecehkan saya dengan mencorat-coret buah zakar saya memakai spidol. Kejadian itu membuat saya trauma dan kehilangan kestabilan emosi," tulis MS.

MS menceritakan bahwa ia telah dua kali mencoba melapor ke Polsek Gambir. Namun, dua kali pula pengaduan MS tidak pernah diteruskan oleh polisi.

MS pertama kali memberanikan diri untuk mengadukan ke Polsek Gambir pada 2019. Namun, dia diminta petugas untuk mengadukan terlebih dahulu kepada atasan agar permasalahannya diselesaikan secara internal.

Baca juga: Guru Ngaji di Sidoarjo Cabuli 10 Anak di Bawah Umur Sejak 2016, Semua Korban Laki-laki & Didoktrin

"Petugas malah bilang, 'Lebih baik adukan dulu saja ke atasan. Biarkan internal kantor yang menyelesaikan'," ucapnya.

Berselang setahun kemudian, karena perundungan masih terus terjadi, MS kembali mencoba melapor ke Polsek Gambir, berharap laporannya diproses dan para pelaku dipanggil untuk diperiksa.

"Tapi di kantor polisi, petugas tidak menganggap cerita saya serius dan malah mengatakan, 'Begini saja, Pak, mana nomor orang yang melecehkan Bapak, biar saya telepon orangnya'," kata MS.

Namun, keterangan MS soal pelaporan ke Polsek Gambir itu dibantah Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus.

Yusri memastikan bahwa MS tidak pernah melapor ke Polsek Gambir atas kejadian pelecehan seksual dialaminya.

"Saudara MS tidak pernah membuat, atau datang ke Polsek Gambir membuat laporan polisi. Tapi, memang ada kejadian (pelecehan seksual) pada 22 Oktober 2015, di kantor KPI Pusat Jalan Gajah Mada," ujar Yusri dalam keterangannya, Kamis (2/9/2021).

Yusri mengatakan, MS juga tidak pernah membuat suatu tulisan mengenai kronologi pelecehan yang belakangan beredar tersebut seperti dikutip dari Kompas.com dengan judul "Bantah Polisi, Pengacara Pastikan MS Pernah Laporkan Pelecehan Seksual di KPI, tapi Tak Ditanggapi".

Kasus Bocah Dicabuli 10 Orang

Kasus pencabulan juga terjadi di daerah Medan, Sumatera Utara.

Korbannya adalah seorang bocah laki-laki berusia 10 tahun.

Sementara pelakunya 10 pria bertopeng.

Sang bocah dicabuli oleh kesepuluh pelaku di dalam mobil pikap.

Tak hanya itu, korban juga mendapatkan perlakuan buruk.

Mulai dari disundut rokok hingga diancam dengan pisau.

Baca juga: Ada Janin Meninggal dalam Rahimnya, Remaja 16 Tahun di Sulsel Ini Sebut Ayah & Pamannya Pelaku Cabul

Baca juga: Pecatan TNI di Aceh Cabuli Anak: Ngaku Polisi, Pura-pura Tangkap Korban untuk Dibawa ke Rumah Kosong

Setelah jadi korban pencabulan, korban juga ditendang ke luar mobil pikap.

Kini, kasus tersebut telah ditangani oleh pihak berwajib.

Kronologi pencabulannya pun terungkap.

Awalnya, korban hendak membeli jajan di warung dekat rumahnya di kawasan Medan Amplas, Senin (23/8/2021) siang.

Baca juga: Iming-iming Uang Tak Mempan, Pria di Banyuwangi Nekat Masuk Kamar Tetangga dan Cabuli Gadis 14 Tahun

PA, ibu korban mengaku baru mengetahui kejadian yang dialami anaknya setelah ia mendesak anaknya untuk bicara.

Sebab, saat itu, PA melihat anaknya murung, terlihat ketakutan, dan tidak mau makan.

Setelah dibujuk beberapa kali, barulah anaknya mau bercerita atas apa yang dialaminya.

"Waktu itu anak saya itu murung, terus saya tanya kenapa.

Namun, saat itu anak aku itu tak mau jawab.

Saat itu dia meneteskan air mata.

Lalu anak itu saya bujuk, barulah dia (mengaku) dicabuli oleh 10 orang," kata PA saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Rabu (1/9/2021).

Awal kejadian

Kata PA, kejadian yang dialami anaknya saat anaknya hendak membeli jajan di warung dekat rumah.

Kemudian, datang mobil pikap dan beberapa orang keluar dari mobil langsung menarik anaknya ke dalam mobil sambil diberi penutup plastik terpal.

Baca juga: Baru Cerai dari Istri, Pria di Jatim Cabuli Gadis Usia 11 Tahun, Pelaku Takut Saat Korban Menangis

Bukan itu saja, anaknya juga mendapat kekerasan dengan disundut rokok dan diancam dengan pisau.

Para pelaku melakukan pencabulan secara bergantian.

"Waktu itu lagi mau beli jajan, sendiri.

Kemudian dia ditarik orang itu ke mobil pikap dan di mobil itu dilakukan.

Dibawalah, dia disundut rokok, anak saya juga diancam dengan pisau," ujarnya.

Dari keterangan anaknya, kata PA, semua pelaku menggunakan topeng.

Saat kejadian, anaknya sempat meraih salah satu topeng pelaku dan melihat wajahnya.

Usai melakukan perbuatannya, para pelaku membawa korban ke tempat semula dengan menendang korban agar keluar dari mobil pikap tersebut.

Korban trauma

Ilustrasi - Bocah 10 tahun di Medan dicabuli 10 orang bertopeng.
Ilustrasi - Bocah 10 tahun di Medan dicabuli 10 orang bertopeng. (TribunJakarta)

Kata PA, setelah kejadian itu anaknya mengalami trauma terlihat ketakutan, murung, dan tidak mau makan.

"Keadaannya seperti sangat trauma," ujarnya.

Namun, setelah ada pendampingan dari psikolog, anaknya mulai mau berbiacara dan makan.

Awalnya, yang dibahas anaknya masih tentang peristiwa tersebut. Setelah itu korban mulai membicarakan yang lain.

Agar traumanya tidak berkepanjangan, pembahasan ke arah peristiwa tersebut dikurangi.

"Sampai sekarang ya.

Harapan saya mudah-mudahan mendapat keadilan.

Karena anak saya, anak saya cuma satu.

Kena mentalnya gini, sedih banget ya," ujarnya lirih seperti dikutip dari Kompas.com dengan judul "Kisah Tragis Bocah Laki-laki 10 Tahun Dicabuli 10 Orang Bertopeng di Dalam Pikap, Korban Trauma".

Baca juga: Pria di Jabar Tak Hanya Cabuli ABG Hingga Hamil, Tapi Juga Lakukan Aksi Bejat Saat Istri Melahirkan

Baca juga: Modus Ajak Beli Popok, Pria di Sulsel Cabuli Ponakan, Nenek Korban Sempat Curiga: Padahal Ada Istri

Lapor polisi

PA mengaku sudah melaporkan peristiwa yang dialami anaknya ke polisi.

"Saya sudah buat laporan ke Polrestabes Medan. Nomor laporannya, STTLP/N/1675/YAN/,2.5/ K/VIII/2021/SPKT Restabes Medan, tanggal 27 kemarin," ujar PA.

Sementara itu, Kanit PPA Polrestabes Medan AKP M Ginting mengaku sudah menerima laporan dari korban.

Saat ini, lanjutnya, sedang dalam proses penyelidikan.

"Sudah kita terima, masih proses lidik," kata Ginting saat dikonfirmasi melalui telepon dan aplikasi percakapan WhatsAap.

Artikel lainnya terkait pencabulan

(Kompas/ Ihsanuddin)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved