Viral Hari Ini

Ngaku Dilecehkan Selama 5 Tahun, Pegawai KPI Mengadu ke Jokowi: Bukankah Pria Juga Bisa Jadi Korban?

Seorang pegawai KPI mengaku dilecehkan dan dibully kemudian mengadu ke Presiden Jokowi.

Editor: Irsan Yamananda
Kompas/ handout
Ilustrasi - Seorang pegawai KPI mengaku dilecehkan dan dibully kemudian mengadu ke Presiden Jokowi. 

TRIBUNMATARAM.COM - Sebuah kasus dugaan pelecehan seksual dan perundungan jadi sorotan warganet.

Usut punya usut, terduga korbannya adalah pegawai Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).

Korban diketahui berinisial MS.

Mengenai hal ini, KPI Pusat buka suara.

Pihak KPI Pusat mendukung aparat penegak hukum mengusut dugaan kasus tersebut.

Tak hanya itu, pihak KPI juga turut melakukan investigasi internal untuk menangani perkara tersebut.

Baca juga: Putranya Dicabuli 10 Pria Bertopeng, Ibu di Medan: Ditarik ke Mobil Pikap, Disundut Rokok & Diancam

Baca juga: Bukan Hanya di China, Kris Wu Juga Dituding Lakukan Pelecehan di AS, Korban Ngaku Diberi Pil Putih

Ilustrasi - Seorang pegawai KPI mengaku dilecehkan dan dibully kemudian mengadu ke Presiden Jokowi.
Ilustrasi - Seorang pegawai KPI mengaku dilecehkan dan dibully kemudian mengadu ke Presiden Jokowi. (suarapapua)

Hal itu diungkapkan oleh Wakil Ketua KPI Mulyo Hadi Purnomo.

“Mendukung aparat penegak hukum untuk menindaklanjuti kasus tersebut sesuai ketentuan hukum yang berlaku,” jelas Mulyo dalam keterangan tertulis, Rabu (1/9/2021).

KPI juga akan memberikan perlindungan dan pendampingan pada korban.

“Memberikan perlindungan, pendampingan hukum dan pemulihan secara psikologi terhadap korban,” kata dia.

Baca juga: 2 Minggu Hilang, Gofar Hilman Muncul & Minta Maaf atas Tuduhan Pelecehan : Gue Cuma Pengen Jujur

Ia juga menyebut bahwa KPI tidak mentoleransi segala bentuk pelecehan seksual dan perundungan pada siapapun.

“Menindak tegas pelaku apabila terbukti melakukan tindak kekerasan seksual dan perundungan terhadap korban sesuai hukum yang berlaku,” tutur Mulyo.

Adapun dugaan kasus pelecehan seksual yang dialami oleh pegawai KPI Pusat berinisial MS menjadi perbincangan setelah viral di media sosial.

Dari keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, MS mengaku mendapatkan perundungan dan pelecehan seksual sejak tahun 2012 sampai 2017.

Ia kemudian mengadukan nasibnya itu pada Presiden Joko Widodo, Kapolri Listyo Sigit Prabowo, Menkopolhukam Mahfud MD sampai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

“Pak Jokowi, Pak Kapolri, Menkopolhukam, Gubernur Anies Baswedan, tolong saya.

Sebagai warga negara Indonesia bukankah saya berhak mendapatkan perlindungan hukum?

Bukankah pria juga bisa jadi korban bully dan pelecehan?

Mengapa semua orang tak menganggap kekerasan yang menimpaku sebagai kejahatan dan malah menjadikannya bahan candaan?” tulis MS dalam keterangannya.

Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara menyebut pihaknya sudah mendapatkan laporan dari MS sejak tahun 2017.

Kala itu, lanjut Beka, Komnas HAM meminta MS untuk melaporkan apa yang dialaminya tersebut pada pihak kepolisian.

Baca juga: Kisah Korban Pelecehan SMA SPI: Kami Anak Yatim Piatu & Tak Mampu, Awalnya Bangga Dipanggil Mentor

“Dari analisa aduan, korban disarankan untuk melapor ke polisi karena ada indikasi perbuatan pidana,” ungkap Beka.

Saat ini Komnas HAM telah berkoordinasi dengan Komisioner KPI untuk menyelesaikan kasus tersebut seperti dikutip dari Kompas.com dengan judul "KPI Dukung Aparat Penegak Hukum Tangani Dugaan Pelecehan Seksual Pegawainya".

Kasus Bocah Dicabuli 10 Orang

Kasus pencabulan juga terjadi di daerah Medan, Sumatera Utara.

Korbannya adalah seorang bocah laki-laki berusia 10 tahun.

Sementara pelakunya 10 pria bertopeng.

Sang bocah dicabuli oleh kesepuluh pelaku di dalam mobil pikap.

Tak hanya itu, korban juga mendapatkan perlakuan buruk.

Mulai dari disundut rokok hingga diancam dengan pisau.

Baca juga: Ada Janin Meninggal dalam Rahimnya, Remaja 16 Tahun di Sulsel Ini Sebut Ayah & Pamannya Pelaku Cabul

Baca juga: Pecatan TNI di Aceh Cabuli Anak: Ngaku Polisi, Pura-pura Tangkap Korban untuk Dibawa ke Rumah Kosong

Setelah jadi korban pencabulan, korban juga ditendang ke luar mobil pikap.

Kini, kasus tersebut telah ditangani oleh pihak berwajib.

Kronologi pencabulannya pun terungkap.

Awalnya, korban hendak membeli jajan di warung dekat rumahnya di kawasan Medan Amplas, Senin (23/8/2021) siang.

Baca juga: Iming-iming Uang Tak Mempan, Pria di Banyuwangi Nekat Masuk Kamar Tetangga dan Cabuli Gadis 14 Tahun

PA, ibu korban mengaku baru mengetahui kejadian yang dialami anaknya setelah ia mendesak anaknya untuk bicara.

Sebab, saat itu, PA melihat anaknya murung, terlihat ketakutan, dan tidak mau makan.

Setelah dibujuk beberapa kali, barulah anaknya mau bercerita atas apa yang dialaminya.

"Waktu itu anak saya itu murung, terus saya tanya kenapa.

Namun, saat itu anak aku itu tak mau jawab.

Saat itu dia meneteskan air mata.

Lalu anak itu saya bujuk, barulah dia (mengaku) dicabuli oleh 10 orang," kata PA saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Rabu (1/9/2021).

Awal kejadian

Kata PA, kejadian yang dialami anaknya saat anaknya hendak membeli jajan di warung dekat rumah.

Kemudian, datang mobil pikap dan beberapa orang keluar dari mobil langsung menarik anaknya ke dalam mobil sambil diberi penutup plastik terpal.

Baca juga: Baru Cerai dari Istri, Pria di Jatim Cabuli Gadis Usia 11 Tahun, Pelaku Takut Saat Korban Menangis

Bukan itu saja, anaknya juga mendapat kekerasan dengan disundut rokok dan diancam dengan pisau.

Para pelaku melakukan pencabulan secara bergantian.

"Waktu itu lagi mau beli jajan, sendiri.

Kemudian dia ditarik orang itu ke mobil pikap dan di mobil itu dilakukan.

Dibawalah, dia disundut rokok, anak saya juga diancam dengan pisau," ujarnya.

Dari keterangan anaknya, kata PA, semua pelaku menggunakan topeng.

Saat kejadian, anaknya sempat meraih salah satu topeng pelaku dan melihat wajahnya.

Usai melakukan perbuatannya, para pelaku membawa korban ke tempat semula dengan menendang korban agar keluar dari mobil pikap tersebut.

Korban trauma

Ilustrasi - Bocah 10 tahun di Medan dicabuli 10 orang bertopeng.
Ilustrasi - Bocah 10 tahun di Medan dicabuli 10 orang bertopeng. (TribunJakarta)

Kata PA, setelah kejadian itu anaknya mengalami trauma terlihat ketakutan, murung, dan tidak mau makan.

"Keadaannya seperti sangat trauma," ujarnya.

Namun, setelah ada pendampingan dari psikolog, anaknya mulai mau berbiacara dan makan.

Awalnya, yang dibahas anaknya masih tentang peristiwa tersebut. Setelah itu korban mulai membicarakan yang lain.

Agar traumanya tidak berkepanjangan, pembahasan ke arah peristiwa tersebut dikurangi.

"Sampai sekarang ya.

Harapan saya mudah-mudahan mendapat keadilan.

Karena anak saya, anak saya cuma satu.

Kena mentalnya gini, sedih banget ya," ujarnya lirih seperti dikutip dari Kompas.com dengan judul "Kisah Tragis Bocah Laki-laki 10 Tahun Dicabuli 10 Orang Bertopeng di Dalam Pikap, Korban Trauma".

Baca juga: Pria di Jabar Tak Hanya Cabuli ABG Hingga Hamil, Tapi Juga Lakukan Aksi Bejat Saat Istri Melahirkan

Baca juga: Modus Ajak Beli Popok, Pria di Sulsel Cabuli Ponakan, Nenek Korban Sempat Curiga: Padahal Ada Istri

Lapor polisi

PA mengaku sudah melaporkan peristiwa yang dialami anaknya ke polisi.

"Saya sudah buat laporan ke Polrestabes Medan. Nomor laporannya, STTLP/N/1675/YAN/,2.5/ K/VIII/2021/SPKT Restabes Medan, tanggal 27 kemarin," ujar PA.

Sementara itu, Kanit PPA Polrestabes Medan AKP M Ginting mengaku sudah menerima laporan dari korban.

Saat ini, lanjutnya, sedang dalam proses penyelidikan.

"Sudah kita terima, masih proses lidik," kata Ginting saat dikonfirmasi melalui telepon dan aplikasi percakapan WhatsAap.

Artikel lainnya terkait pencabulan

(Kompas/ Tatang Guritno dan Kontributor Medan, Dewantoro)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved