Cabuli 26 Siswa Laki-laki di Sumsel, Guru Pesantren: 'Penyimpangan Baru Tahun Lalu Karena Penasaran'

Berikut pengakuan guru pesantren yang cabuli 26 siswa laki-laki di Sumatera Selatan.

Editor: Irsan Yamananda
TribunJakarta
Ilustrasi - Berikut pengakuan guru pesantren yang cabuli 26 siswa laki-laki di Sumatera Selatan. 

TRIBUNMATARAM.COM - Polisi menetapkan seorang pria bernama JD (22) sebagai tersangka pencabulan.

Ia merupakan oknum guru pondok pesantren di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan.

Sementara korban pencabulan JD adalah 26 bocah laki-laki.

Kepada polisi, JD mengaku melakukan pencabulan tersebut karena penasaran.

Sementara korban yang berjumlah 26 anak itu adalah muridnya sendiri.

Para korban tinggal di asrama ponpes tempat JD mengajar.

Baca juga: Kasus Guru Ponpes Cabuli Murid di Sumsel, Jumlah Korban Capai 26 Anak, Modus Diancam & Diimingi Uang

Baca juga: Pecatan TNI di Aceh Cabuli Anak: Ngaku Polisi, Pura-pura Tangkap Korban untuk Dibawa ke Rumah Kosong

Ilustrasi - Berikut pengakuan guru pesantren yang cabuli 26 siswa laki-laki di Sumatera Selatan.
Ilustrasi - Berikut pengakuan guru pesantren yang cabuli 26 siswa laki-laki di Sumatera Selatan. (suarapapua)

Pelaku juga mengaku baru mengajar di tempat tersebut selama 2 tahun terakhir.

Ia baru menyadari bahwa dirinya memiliki penyimpangan sejak tahun 2020.

Hingga pada bulan Juni, ia melakukan pencabulan yang pertama dengan korban seorang siswa laki-laki.

Setelah itu ia mencari korban lain dan mengulangi lagi perbuatannya.

Baca juga: Istri Jaga Orangtua di RS, Suami di Jatim Cabuli Siswi SMP, Kepergok Saat Pasangan Pulang Lebih Awal

Menurutnya ia melakukan hal tersebut karena penasaran dan untuk memenuhi hasratnya.

"Saya penasaran melakukan itu karena untuk memenuhi keinginan saya," kata JD saat berada di Mapolda Sumatera Selatan, Rabu (15/9/2021).

Beri uang Rp 20.000 hingga ancam dikurung di gudang

Sebelum melakukan pencabulan, JD akan menawari uang Rp 20.000 kepada korban yang ia incar agar mau menuruti keinginannya.

Jika menolak, ia akan mengancam mengurung korban di gudang pondok pesantren.

"Saya baru dua tahun mengajar di sana.

Penyimpangan ini baru tahun kemarin karena penasaran," ujarnya.

Ia mengaku tak mengetahui bahwa perbuatannya itu dilaporkan oleh orangtua muridnya.

"Semuanya (korban) laki-laki," jelasnya.

JD sendiri telah dilaporkan ke polisi dan ditangkap anggota Polda Sumatera Selatan pada Selasa (14/9/2021).

Baca juga: Baru Cerai dari Istri, Pria di Jatim Cabuli Gadis Usia 11 Tahun, Pelaku Takut Saat Korban Menangis

Saat ditangkap, berdasarkan laporan yang diterima, setidaknya sudah ada 12 orang anak yang berusia antara 12 dan 13 tahun yang menjadi korban JD.

Setelah kasus tersebut mencuat, Polda Sumatera Barat membuat posko pengaduan untuk korban JD.

Ternyata menurut Direktur Serse Kriminal Umum Polda Sumatera Selatan Kombes Pol Hisar Sialagan ada 14 orang yang didampingi orangtuanya datang untuk melapor.

"Mereka juga santri dipondok pesantren tempat korban mengajar.

Tadi ada 14 yang datang sehingga total korban sudah menjadi 26 orang," kata Hisar, Kamis (16/9/2021).

Fokus pulihkan korban

Sementara itu Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak (PPPA) Sumatera Selatan menyebut bahwa kejadian tersebut merupakan kasus terbesar sepanjang tahun ini.

Kepala Dinas PPPA Sumatera Selatan Henry Yulianti mengatakan pihaknya saat ini fokus untuk memulihkan psikis para korban dengan melakukan pendampingan.

"Perlu keberanian yang luar biasa dari korban sampai bisa menceritakan kejadian ini.

Kami masih menunggu pemeriksaan psikolog bagaiamana kondisi psikis anak ini.

Memang sejauh ini baru beberapa yang bisa dimintai keterangan, sisanya masih tidak mau bicara.

Harus dilakukan pendekatan secara perlahan,"kata Henry, Sabtu (18/9/2021).

Ilustrasi - Berikut pengakuan guru pesantren yang cabuli 26 siswa laki-laki di Sumatera Selatan.
Ilustrasi - Berikut pengakuan guru pesantren yang cabuli 26 siswa laki-laki di Sumatera Selatan. (Kompas/ handout)

Ia mengatakan pihaknya sudah memberika pelatihan khusus kepada pengajar di pondok pesantren sejak setahun lalu.

Meski demikian, kejadian tersebut tak dapat dicegah setelah kasus ini menjadi sorotan publik seperti dikutip dari Kompas.com dengan judul "Pengakuan Guru Pesantren Setahun Cabuli 26 Bocah Laki-laki, Mengaku Penasaran, Korban Diancam Dikurung di Gudang".

"Pesantren itu jelas akan kita evaluasi bagaiaman cara mengajar sampai menjaga psikologis anak.

Tapi keputusan untuk menempatkan anak belajar tetap ada di orang tua, apakah tetap melanjutkan sekolah di sana atau tidak," ujarnya.

Dari catatan mereka, sejauh ini pelaku adalah oknum dari pengajar dan hanya satu orang yang ditetapkan sebagai tersangka.

"Ini kejadian baru pertama kali dimana 26 orang anak laki-laki jadi korban guru mereka sendiri di pondok pesantren.

Kami tidak bisa menyimpulkan kalau disana menjadi tempat para pedofil, karena pelaku kan sejauh ini hanya oknum dan satu orang," jelasnya.

Artikel lainnya terkait pencabulan

(Kompas/ Aji YK Putra)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved