Polri Ungkap Hasil Interview dengan Dokter yang Periksa 3 Koban Dugaan Rudapaksa di Luwu Timur
Polisi mengungkapkan hasil wawancara dengan dokter yang memeriksa 3 anak terduga korban rudapaksa ayah kandung.
Rusdi mengungkapkan, awalnya ibu korban telah sepakat melakukan pemeriksaan hari ini di Rumah Sakit Vale Sorowako.
Rumah sakit itu dipilih sendiri oleh RS sebagai ibu korban.
Tapi tiba-tiba, pemeriksaan yang dijadwalkan hari ini dibatalkan oleh RS dan pengacaranya.
“Dengan alasan anaknya takut trauma,” ucap Rusdi.
Adapun Tim Asistensi Mabes Polri berangkat ke Luwu Timur untuk membantu penanganan perkara dugaan pemerkosaan.
Baca juga: Minta Polisi Buka Lagi Rudapaksa di Luwu Timur, Menteri PPPA: Tak Ada Toleransi pada Kekerasan Anak
Tim tersebut berangkat pada Sabtu (9/10/2021) dipimpin oleh seorang polisi berpangkat komisi besar (Kombes).
Desakan publik agar pihak kepolisian segera melakukan penanganan perkara muncul setelah cerita dari ibu korban diunggah di situs web Project Multatuli.
Pada reportase itu, ibu terduga korban menceritakan bahwa kasus dugaan pemerkosaan yang diduga dilakukan oleh ayah kandung korban dan dilaporkannya pada tahun 2019 dihentikan oleh Polres Luwu Timur.
Adapun Polres Luwu Timur kemudian menyatakan bahwa reportase Project Multatuli itu merupakan hoaks.
Pihak kepolisian mengklaim penyelidikan dihentikan karena tidak ditemukan cukup alat bukti seperti dikutip dari Kompas.com dengan judul "Polri Temukan Peradangan pada Alat Vital Korban Dugaan Pemerkosaan di Luwu Timur".
Ibu Korban Klaim Ada Petunjuk Baru
Kasus dugaan rudapaksa di Luwu Timur, Sulawesi Selatan tengah menjadi sorotan.
Kasus tersebut terjadi pada tahun 2019 silam.
Terduga korbannya adalah 3 orang anak di bawah umur.
Sementara terduga pelaku merupakan ayah kandung korban sendiri.