Sempat viral dan ramai dibicarakan anak SD yang bermain dengan pusaran angin puting beliung, para ahli berikan pendapat soal hal ini.
TRIBUNMATARAM.COM - Sejumlah video anak-anak maupun orang dewasa bermain dengan pusaran angin kerap muncul di media sosial.
Dari sejumlah video yang beredar, mereka seolah tidak takut melihat pusaran angin yang berputar dan menyebabkan debu di sekitarnya.
Bukannya menjauh, dalam sebuah video yang beredar pada Kamis (8/8/2019), sejumlah siswa SD terlihat mendekati pusaran dan bermain-main dengan angin tersebut.
Ini bukan kali pertama video seperti ini beredar.
• DMASIV Akan Gelar Konser Tunggal, Rai Tinggalkan Jumpa Pers Saat Bahas Konfliknya dengan Rian
• Dapat Undangan Khusus dari Megawati, Ini Istimewanya Kehadiran Prabowo di Kongres V PDIP di Bali
• Ruben Onsu Bangga Pamer Foto Sarwendah Kucek Cucian Pakai Daster, Sederet Artis Tak Tahan Memuji
• Viral Twitter Hari Ini, Kisah Pria Rela Kerja 14 Jam Sehari Demi Bisa Nikahi Kekasih Cantiknya
Amankah perilaku seperti ini? Bagaimana menyikapinya?
Menurut Kepala Subbidang Prediksi Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Augie Wandala Putra, angin seperti yang terekam dalam video di atas memang bukan merupakan angin yang berbahaya.
Kecepatan angin relatif rendah.
“Kalau dari video yang beredar nampaknya pusaran angin tersebut kecepatannya tidak terlalu tinggi.
Belum ada terminologi baku, (angin semacam itu) masih bisa disebut sebagai pusaran angin,” kata Augie, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (8/8/2019).
Angin itu termasuk jenis puting beliung, tetapi dengan skala yang kecil.
• Baru Rilis Lagu Kemarin, Uki Noah Pamit dari Band yang Membesarkan Namanya, Ini Alasannya
Biasanya angin seperti ini muncul karena perbedaan panas di suatu wilayah.
“ Pusaran angin yang terjadi di sebuah tanah lapang yang muncul akibat perbedaan panas suatu wilayah yang mengakibatkan perbedaan tekanan udara dalam skala lokal.
Ini juga bisa menyebabkan pusaran angin seperi pada gambar tersebut,” jelas Augie.
Sementara itu, angin puting beliung yang membahayakan merupakan hasil dari awan cumulonimbus yang memiliki kecepatan tinggi.