Waktu istirahat itu, lanjutnya, digunakan prajurit untuk bersantai hingga menikmati singkong.
"Bagi anggota yang beragam islam melaksanakan salat zuhur di bawah pohon sawit, sudah merupakan rutinitas tiap hari," terangnya.
Mahmud juga menyampaikan, pemadaman sudah berhasil mencapai 80 persen di hari ke enam.
Sementara, luas area yang terbakar diperkirakan mencapai 110 hektare.
"Namun, tidak menutup kemungkinan bisa muncul kembali asap pada pagi hari. Untuk itulah, prajurit Kodim selalu memantau dan berada di lapangan," jelasnya.
Sementara, kendala utama selama proses pemadaman adalah lambatnya peralatan Karhutla ke TKP.
Sebab, medan yang harus dilalui sulit dijangkau oleh kendaraan.
"Tapi kita tak menyerah, dengan semangat dan dukungan semua pihak, kita tetap upayakan sebisa mungkin proses pemadaman ini cepat selesai," tutupnya.
Kondisi terkini
Berdasarkan data terbaru Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Selasa (17/9/2019), karhutla di Kalimantan dan Sumatera telah menghanguskan 328.724 hektare dari 2.984 titik api.
Dilansir dari Kompas.com, jumlah tersebut terhitung sejak Januari hingga Agustus 2019.
Adapun dampak yang ditimbulkan dari bencana tersebut adalah kabut asap.
Baik di Sumatera maupun Kalimantan.
Kabut asap yang dihasilkan dari kebakaran bahkan juga menyebar hingga ke negara tetangga, yakni Singapura dan Malaysia.
Akibatnya, kualitas udara di daerah yang terkena dampak menjadi buruk.
Bahkan sudah memasuki level berbahaya.
Presiden Joko Widodo juga telah memberikan instruksi untuk menangani masalah ini.
Penajam Paser Utara & Kutai Kartanegara Terpapar Kabut Asap, Ini Nasib Calon Ibu Kota Baru Indonesia
Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Kalimantan Timur ikut mencemari calon ibu kota baru Indonesia, yakni Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara.
Menanggapi terpaparnya calon ibu kota baru Indonesia, ini penjelasan Gubernur Kalimantan Timur, Isran Noor.
Menurutnya, pihak TNI/Polri telah berusaha semaksimal mungkin untuk memadamkan api di beberapa titik lokasi.
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Kalimantan Timur belum bisa teratasi hingga saat ini.
Titik api masih menyebar di semua kabupaten dan kota.
Dua kabupaten yang digadang-gadang sebagai lokasi pemindahan ibu kota negara pun terdampak api, yakni Kutai Kertanegara dan Penajam Paser Utara.
• Rincian Ganti Rugi Elvy Sukaesih kepada Pemilik Warung yang Dirusak Anaknya, Tak Sampai Rp 1 Juta
• Innalillahi wa inna ilaihi rajiun, Ibu Rio Febrian Meninggal Dunia, Sang Penyanyi Ungkap Penyesalan
• Terbaru, Ini Daftar Universitas Terbaik di Dunia Versi THE, Termasuk 6 Kampus dari Indonesia
• Ini Detik-detik Perdamaian Melaney Ricardo dan Elza Syarief yang Berakhir Pelukan Erat
Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor memerintahkan tim gabungan dari dinas terkait dibantu TNI/Polri berusaha memadamkan api di beberapa lokasi.
“Hingga kini tim sedang melakukan pemadaman dan menghalau api biar tidak meluas,” ungkap Isran di Kantor Gubernur Kaltim Samarinda, Senin (16/9/2019).
Berdasarkan laporan yang ia terima, kata Isran, titik api di Kaltim tidak sebanyak di provinsi lain di Pulau Kalimantan, seperti Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, ataupun Kalimantan Selatan sehingga dampak kabut asap yang ditimbulkan pun belum menunjukkan memburuk atau masih kategori aman.
“Justru lebih banyak kita menerima kiriman asap.
Di beberapa kabupaten yang katanya asap menebal mulai menurun.
Kemudian, di beberapa daerah justru tidak terlalu tebal,” kata Isran.
Tebalnya kabut asap di Kaltim dipicu arah angin dari tenggara dan barat daya menuju Kaltim.
Saat ini Isran masih menunggu laporan perkembangan penanganan di lapangan.
Tim gabungan masih bergerak mendeteksi timbul titik api seiring cuaca panas sekaligus upaya pemadaman.
“Kita evaluasi terus. Apakah nanti ditetapkan gawat darurat atau nggak, kita masih menunggu,” tutur Isran.
Sejauh ini, kata Isran, karhutla di Kaltim belum meluas dan masif sehingga tergolong aman dan bisa dikendalikan.
Kendati demikian, di beberapa kabupaten, seperti di Kabupaten Berau, sekolah dasar (SD) sudah meliburkan siswa karena kabut asap.
Dinas pendidikan Berau meliburkan SD hingga tiga hari sejak Senin hingga Rabu (18/9/2019). (TribunMataram.com/ Salma Fenty)