Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kaur Ujang Syafiri, saat dihubungi dari Palembang, Senin, mengungkapkan, peristiwa ini bermula ketika sekelompok anak muda menghabiskan akhir pekan di Jembatan Cawang.
”Memang, dalam beberapa waktu terakhir, kawasan tersebut menjadi tempat wisata,” katanya.
Diperkirakan, ada 27 orang yang berdiri di atas jembatan saat itu.
Tak kuat menahan beban, jembatan tersebut pun putus. Ada beberapa orang yang jatuh di pinggiran sungai dan beberapa lainnya masuk ke sungai dan terbawa arus deras.
”Kebetulan saat itu arus sungai sedang deras sehingga korban langsung terbawa,” kata Ujang.
Sebanyak 17 orang selamat karena jatuh di pinggiran.
Ada pula yang tersangkut dan bisa menyelamatkan diri dengan berenang ke tepi sungai.
Sedangkan 10 korban lainnya terbawa arus sungai.
Kesembilan korban yang tewas ditemukan secara bertahap di sejumlah tempat.
Pada Minggu sore, warga menemukan tiga korban dalam kondisi meninggal, tersangkut di pinggiran sungai.
Jaraknya sekitar 7 kilometer dari lokasi putusnya jembatan.
Adapun satu korban lagi ditemukan di muara sungai yang berjarak sekitar 20 kilometer dari Jembatan Cawang.
Kondisi sebelum Jembatan Cawang di Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu, putus, Minggu (19/1/2020).
Selanjutnya, petugas dibantu warga setempat juga menemukan tiga korban lagi saat malam dan dini hari, sekitar 5 kilometer dari tempat putusnya jembatan.
Adapun dua korban lainnya ditemukan pada Senin pagi.
Ujang menerangkan, Jembatan Cawang adalah jembatan tua yang baru saja direnovasi.