Hal tersebut dapat terjadi karena letak kerongkongan sangat dekat dengan jantung.
Itulah alasan gejala nyeri dada akibat serangan jantung dan gejala GERD atau biasa disebut heartburn sangat sulit dibedakan.
Selain itu perlu diketahui, penyebab serangan jantung berasal dari jantung itu sendiri.
Sebagai contoh, ketika seorang pasien GERD asam lambungnya naik, dia dapat mengalami serangan cemas atau stres.
Serangan cemas inilah yang akhirnya menjadi pemicu serangan jantung.
"Tidak ada hubungannya (serangan jantung dan GERD), tapi pasien GERD bisa mengalami serangan cemas atau sress yang bisa saja jadi pencetus serangan jantung," kata Ari saat ditemui Kompas.com, Selasa (7/1/2020).
Kenali Gejala Penyakit GERD
Gejala utama dari GERD adalah ketika asam lambung yang seharusnya tetap berada di sistem pencernaan, justru naik kembali ke atas.
Alhasil, asam lambung tersebut akan melewati katup kerongkongan yang terbuka.
Kondisi tersebutlah yang kemudian akan membuat kebanyakan orang merasakan sensasi terbakar di dada (heartburn).
Sensasi seperti terbakar atau heartburn akibat GERD adalah munculnya rasa panas atau tidak nyaman di bagian belakang tulang dada.
Hal ini biasanya bisa semakin memburuk ketika berbaring atau membungkuk seusai makan.
Berikut ini garis besar gejala penyakit GERD sebagaimana dilansir dari Hellosehat.com:
- Merasa seperti ada makanan yang tersangkut di dalam kerongkongan, sulit menelan, serta cegukan.
- Mengalami sensasi panas seolah terbakar di dada (heartburn), yang bisa menyebar sampai ke leher.
- Sakit atau nyeri pada dada.
- Timbul rasa asam atau pahit di mulut.
- Ada cairan atau makanan yang naik dari dalam perut ke bagian mulut.
- Masalah pernapasan, seperti batuk kronis dan asma.
- Suara serak.
- Sakit tenggorokan.
Perbedaan Gejala Serangan Jantung dan Gejala GERD
Rasa perih di dada seperti terbakar itulah yang kemudian membuat gejala GERD sering disalahartikan sebagai serangan jantung.
Memang sangat sulit untuk membedakan kedua penyakit ini.