Bangkit
Dalam kondisi terpuruk, Sita mengaku kagum dengan ketahanan mental kakaknya, Ratri yang justru bisa memanfaatkan bahkan membalikkan keadaan negatif jadi positif.
Ratri kerap mengirim foto-foto yang menampilkan bahwa dirinya segar dan tak terpengaruh Covid-19 beserta stigma buruk yang melekat.
"Lihat Mbak Ratri kirim foto ke grup keluarga, ternyata saya sadar, perempuan senang untuk dandan.
Akhirnya saya bodo amat, dingin-dingin mandi lalu dandan dan mulai posting di Instagram. Banyak yang dukung. Akhirnya aku buka (akun) untuk publik lagi," Sita mengisahkan.
Selain itu, semangatnya perlahan bertunas karena Ratri sanggup melengkapi foto-foto mereka saat di ruang isolasi dengan caption positif untuk warganet yang selama ini mencerca.
• Setelah 18 Hari Pandemi Virus Corona Indonesia, Pasien Positif Terus Tambah & Angka Kematian Tinggi
Melalui media sosial, mereka justru hendak menyampaikan pesan bahwa mereka jauh lebih tangguh ketimbang Covid-19 yang menyerang mereka.
"Ya sudah. Waktu itu saya mulai posting di Instagram tentang 'kepositifan' kami.
Kami yang setiap hari mandi dan pakai make-up. Itu sih cara menghilangkan rasa stres," kata Ratri.
Dari foto-foto yang menampilkan bahwa mereka tetap dalam kondisi positif dan segar, mereka ingin membuktikan bahwa mereka kebal dari omongan buruk warganet beserta cap-cap gelap yang ditimpakan.
"Malah, mumpung followers (pengikut akun media sosial) lagi banyak, kami sebarkan hal positif untuk meredam kepanikan orang-orang," tutur Sita.
Saat itu, ia merasa kondisi mentalnya semakin baik.
Ia pun mulai coba kembali banyak bergerak sebagaimana dirinya terbiasa aktif selaku penari profesional.
Bergerak, berolahraga, bahkan di dalam ruang isolasi.
Ia mencoba gerakan squat, plank, split, menari-nari, menyanyi, hingga headstand di kasur.