"Jadi, ada kasus infeksi Covid-19 yang tidak terdeteksi atau terdiagnosis.
Mungkin karena sakitnya ringan, mungkin karena RS atau dokternya belum aware kalau itu kemungkinan Covid-19, dan sebab lain.
Sebagian di antara yang tidak terdiagnosis ini juga mungkin meninggal," kata Panji saat dihubungi Kompas.com, Rabu (18/3/2020).
• POPULER 19 Pasien Meninggal, Ini Riwayat Perjalanan Korban Covid-19 Lengkap dari Jateng hingga Bali
Oleh sebab itu, menjadi besar kemungkinan angka dipenyebut atau jumlah kasus terlalu kecil, sehingga presentase kematian dengan jumlah kasus menjadi tinggi angkanya.
"Jadi proporsi yang meninggal saya rasa enggak setinggi itu.
Dengan kata lain, angka kematian tinggi mungkin bukan karena virusnya lebih ganas, tapi kitanya yang kurang "ganas" mencari orang-orang yang sakit Covid-19," ujarnya.
Panji pun menambahkan bahwa pada saat ini, kita tidak mengetahui secara pasti dan terperinci tentang hal-hal atau indikator yang berkaitan, dan tidak ada angka yang benar bisa diandalkan. (Kompas.com/ Dian Erika Nugraheny/ Diamanty Meiliana)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "18 Hari Pandemi Corona di Indonesia: Angka Positif Terus Naik dan Kematian Tertinggi di Asia Tenggara"