TRIBUNMATARAM.COM - Pengakuan anak pergi minum kopi dan pura-pura bersedih setelah bunuh ibunya karena tak diberi uang Rp 20 ribu.
Reka adegan pembunuhan seorang nenek miskin yang ternyata tewas di tangan anak kandungnya sendiri akhirnya dilakukan.
Dalam rekonstruksi itu diketahui pelaku ternyata sempat ngopi dan berpura-pura sedih ketika mengetahui ibunya tewas.
Penyidik Polres Aceh Utara menggelar reka ulang kejadian pembunuhan terhadap nenek Fatimah Sulaiman (63) di Desa Meunasah Panton, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Aceh Utara, Jumat (12/6/2020).
• Nasib Terkini Tiga Polisi yang Berperan atas Kematian George Floyd, Didakwa Pembunuhan
• Reka Adegan Pembunuhan Mayat Dicor di Mushala, Anak Sempat Akui Durhaka, Ibu : Jangan Diulangi Lagi
Pelaku, anak kandung Fatimah berinisial NS (43), dibawa ke rumah korban untuk memperjelas kronologi pembunuhan itu.
Dari adegan terlihat, pelaku naik dari ventilasi rumah yang tidak tertutup.
Saat, pelaku meminta uang pada ibunya. Namun sang ibu mengaku tak memiliki uang.
Terakhir, dia meminta uang sebesar Rp 20.000 untuk membeli rokok. Namun sang ibu tetap tak memberikan karena tidak punya uang.
Pelaku mengancam akan menggorok leher ibunya jika tak diberi uang. Fatimah mempersilakan anaknya jika ingin membunuh ibunya sendiri, dan korban berkata akan mendapatkan surga ketika meninggal dunia.
Dari adegan terlihat, pelaku lalu membekam ibunya di depan pintu rumah. Lalu membunuh ibunya dengan pisau dapur.
Setelah itu, seluruh pintu dan jendela dikunci. Pelaku keluar rumah lewat lubang angin yang tidak ada papannya. Setelah itu, korban pergi dan minum kopi di Kota Panton Labu, Aceh Utara.
Sepulang minum kopi, pelaku mengabarkan pada tetangga bahwa ibunya sudah meninggal dunia. Pelaku sempat berpura-pura sedih.
Kepala Desa Meunasah Panton, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Aceh Utara, Jafar, mengatakan, pelaku sering meminta uang kepada ibunya.
“Dia sering minta uang pada ibunya. Sering-sering sekali. Namun kami tak menyangka dia sekejam itu,” kata Jafar.
Dia mengapresiasi polisi yang menangkap pelaku langsung hari itu juga pada 8 Juni 2020.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Aceh Utara, AKP Rustam Nawawi, menyebutkan, berkas kasus itu sedang dilengkapi penyidik dan segera dilimpahkan ke jaksa.
“Pelakunya tunggal anak korban. Berkasnya sedang kita lengkapi untuk diserahkan ke jaksa seterusnya persidangan. Sekarang pelaku ditahan di Mapolres Aceh Utara,” pungkasnya.
Sebelumnya dibertikan korban dibunuh dengan luka gorok. Anehnya, seluruh pintu dan jendela rumah milik nenek miskin ini terkunci.
Korban ditemukan oleh anak kandungnya sendiri yang belakangan ditetapkan menjadi tersangka.
Anak Bunuh Ayah
Perisiwa anak membunuh orangtua kandungnya bukan kali pertama terjadi.
Sebelumnya terjadi, anak bunuh ayah kandung hingga tewas, tinggalkan mayatnya dan berkeliling kota naik sepeda ontel hingga membusuk.
Jasad Girno (55) ditemukan telah membusuk dalam kondisi telentang di tempat tidurnya di kediamannya Klaten, Jawa Tengah.
Nyawa Girno melayang di tangan anak kandungnya sendiri, Okiyanto (29) yang tak terima diomeli pelaku.
Seorang warga Desa Ngalas, Kecamatan Klaten Selatan, Kabupaten Klaten Johan Okiyanto (29) menganiaya ayah kandungnya, Girno (55) hingga tewas.
Usai membunuh ayahnya, pelaku bersepeda ontel mengelilingi Kabupaten Klaten.
Tak hanya itu, pelaku membiarkan mayat ayah kandungnya membusuk selama tiga hari di dalam rumah.
• POPULER Bunuh Mahasiswi Bengkulu dan Kubur di Belakang Kos, Tersangka Kabur Setelah Ngaku ke Istri
"Setelah dicek, ternyata benar korban sudah meninggal dengan posisi terlentang di tempat tidur dan kondisi tubuh sudah membusuk," kata Zulfikar, di Klaten, Jawa Tengah, Rabu (11/12/2019).
Pelaku membunuh ayahnya lantaran kesal sering dimarahi.
Sebelum pembunuhan terjadi, keduanya terlibat adu mulut. Korban menyinggung sikap pelaku yang suka tidur dan mabuk-mabukan.
Puncaknya, korban mengambil dan menuangkan pasir di dekat pelaku yang saat itu tengah tidur.
• Fakta Baru Kasus Mahasiswi yang Dikubur di Belakang Kos, Tersangka Ngaku Membunuh Pada Istri, Kabur!
"Pelaku memukul korban dengan tangan sebanyak dua kali mengenai pelipis korban. Pelaku emosi sering dimarahi korban karena belum punya pekerjaan," kata Zulfikar.
Tak berhenti sampai di situ, pelaku mencekik leher ayahnya hingga tewas.
• Disusul Ari Askhara, 3 Dirut Garuda Indonesia Ini Dicopot dari Jabatan, Ada yang Terlibat Pembunuhan
Pelaku dijerat Pasal 44 ayat (3) tentang KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.
(Kompas.com/ Kontributor Lhokseumawe, Masriadi/Kontributor Solo, Labib Zamani)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Usai Bunuh Ibunya, Pria Ini Minum Kopi dan Pura-pura Sedih " dan Usai Bunuh Ayah Kandung, Pria Ini Bersepeda Ontel Keliling Klaten
BACA JUGA Tribunnewsmaker.com dengan judul Pengakuan Anak Pergi Minum Kopi & Pura-pura Sedih selepas Bunuh Ibu Gegara Tak Diberi Uang 20 Ribu.