TRIBUNMATARAM.COM - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto mengatakan ada tiga lokasi yang berpotensi menjadi titik-titik baru penularan Covid-19.
Hal ini menurutnya berdasarkan kajian dari para ahli.
"Di era adaptasi kebiasaan baru ( new normal) maka ada beberapa titik yang berpotensi untuk bisa menjadi tempat sebaran baru (penularan) Covid-19," ujar Yuri dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jumat (26/6/2020) sore.
• Diisolasi 66 Hari, Ini Cerita Pasien Positif Virus Corona Jalani 14 Kali Swab Test hingga Sembuh
Pertama, kata dia, adalah ruang kantor. Untuk menghindari penularan Covid-19 di kantor, pemilik perusahaan atau pengelola disarankan mencermati tiga hal.
"Satu, perhatikan pengisian ruang dengan jumlah orang. Untuk memastikan setiap pekerja di kantor bisa menjaga jarak setidaknya 1,5 meter, antara satu dengan yang lain," tutur Yuri.
Lalu, yang harus dicermati bahwa adanya kontak yang lama antara sesama karyawan akan berpeluang untuk terjadi penularan.
Sehingga, para karyawan diharuskan menjaga jarak dan tetap memakai masker saat berada di ruang kerja.
• Kisah Dokter Hisbullah, Sediakan RS Gratis Corona Walau Tak Digaji, Kini Kesulitan Bayar Listrik
Kemudian, harus mengatur ventilasi dan sirkulasi udara di kantor.
"Diupayakan penggunaan pendingin ruangan tidak sepanjang waktu. Mungkin dimulai pada jam tertentu.
Dan diupayakan juga setiap hari udara di dalam kantor berganti udara segar dari luar," jelasnya.
Lokasi kedua, lanjut Yuri, adalah rumah makan, restoran, warung atau kantin.
Mayoritas individu akan sering berada di lokasi tersebut di jam tertentu, misalnya saat makan siang.
Oleh karenanya, pemilik tempat makan dan masyarakat harus disiplin menjaga jarak, mengindari kerumunan dan memakai masker saat berada di tempat makan.
Lokasi ketiga adalah sarana transportasi massal. Yuri mengungkapkan bahwa pemerintah sudah menempuh sejumlah kebijakan untuk mengurai kepadatan di transportasi umum.
• Fakta Klaster Pernikahan di Semarang Dihadiri 30 Tamu, Ibu & Adik Pengantin Meninggal karena Corona
Merujuk kepada tiga hal di atas, Yuri mengimbau masyarakat agar selalu disiplin menjalankan protokol kesehatan di masa new normal.
Setidaknya, kata dia, ada tiga kebiasaan yang tidak bisa ditinggalkan, yakni memakai masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan memakai sabun.
"Jadi produktivitas harus kembali dilakukan tetapi syarat mutlaknya harus aman dan mampu menjalankan protokol kesehatan dengan baik," tambah Yuri.
Ahli Sebut Virus Corona Masih Bahaya dan Banyak Penularan
Selama beberapa hari terakhir, penambahan jumlah kasus Covid-19 di Indonesia berkisar antara 800 hingga 1.200 orang setiap hari.
Penambahan ini oleh sebagian orang dianggap wajar, mengingat kapasitas jumlah tes yang juga diperbanyak.
Namun benarkah anggapan tersebut dan bagaimana kita seharusnya menyikapi penambahan kasus ini?
Menjawab pertanyaan ini, dr. Panji Fortuna Hadisoemarto, selaku pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (Unpad), angkat bicara.
• Video Dokter Stres Nekat Telanjang Dikabarkan Suami & Anak Wafat karena Corona, Faktanya Masih Sehat
Menurut Panji, dalam hal ini adal dua hal yang harus dipisahkan.
Pertama, kemampuan Indonesia dalam mendeteksi kasus corona. Kedua, jumlah kasus corona yang berhasil ditemukan dari tes tersebut.
"Yang ingin saya sampaikan adalah, hanya karena kita bisa mengetes banyak orang tidak berarti kita ingin menemukan banyak kasus.
Jadi ini dua hal yang berbeda ya," kata Panji dalam acara Webinar bertajuk New Normal: Normal Anyar vs Normal Ambyar? yang diadakan PARA Syndicate, Minggu (21/6/2020).
"Kita bisa mengetes banyak orang. Tapi kalau kita menemukan banyak kasus, artinya kita masih dalam bahaya karena kasusnya banyak," jelasnya.
Panji mengatakan, syarat keberadaan kasus penyakit menurun adalah temuan kasus yang makin sedikit meski kapasitas pengujiannya besar.
Untuk kondisi penyebaran virus corona di Indonesia saat ini, Panji yang juga merupakan kandidat PhD dari Department of Global Health and Population Harvard School of Public Health berkata ada dua hal yang perlu digarisbawahi dan dimaknai.
Dari kapasitas pemeriksaan virus corona yang terus ditingkatkan, hal ini bagus dan patut diapresi.
Namun dari temuan kasus yang terus bertambah, Panji menuturkan ini bukan kabar baik karena itu berarti masih ada banyak kasus di lapangan.
• Kisah Ibu Setia Tunggui Anaknya yang Positif Virus Corona, Mengaku Siap Jika Harus Tertular Covid-19
Sebab itulah, Panji mengatakan bahwa anggapan - jumlah kasus meningkat karena tes diperbanyak - yang selama ini ada di masyarakat keliru dan menyesatkan.
"Menurut saya, agak menyesatkan kalau kita berkata bahwa 'kita (Indonesia) banyak kasus karena kita punya kapasitas testing yang meningkat," ungkap Panji.
Alasan penambahan jumlah kasus yang mencapai seribu per hari bukan karena jumlah tes yang diperbanyak. Namun karena masih adanya penularan virus corona di lingkungan.
"Kita menemukan lebih banyak kasus, bukan karena jumlah testingnya diperbanyak.
Tetapi kita menemukan lebih banyak kasus karena di luar sana masih ada penularan," tegas Panji. (Kompas.com/ Dian Erika Nugraheny/ Krisiandi/ Gloria Setyvani Putri)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Yurianto Ungkap 3 Lokasi yang Berpotensi Jadi Titik Penularan Covid-19 di Masa New Normal" dan "Infeksi Corona di Indonesia Tambah 1.000 Kasus per Hari, Apa Artinya?"
BACA JUGA: Tribunnewsmaker.com dengan judul Waspadai 3 Tempat yang Berpotensi Jadi Titik Penularan Covid-19 di Masa New Normal, Termasuk Kantor