Kala itu, Prabowo pun mencoba mengusahakan agar Edhy kembali mengenyam pendidikan di Akabri, tetapi tidak berhasil.
Akhirnya Prabowo mengambil keputusan untuk memenuhi permintaan Edhy Prabowo.
Hidup Edhy pun diselamatkan Prabowo Subianto. Ia bisa kuliah di perguruan tinggi dan mendapatkan uang saku setiap bulan.
Menurut Edhy, kala itu Prabowo mengajukan dua syarat, yaitu harus serius sekolah dan harus latihan silat.
"Kemudian beliau suruh kita pulang dulu. Ternyata beliau ingin kita kembali lagi, di-lobby lah itu ternyata enggak bisa. Akhirnya 'ya sudah kalian ikut saya sekolah dikasih uang bulanan tapi syaratnya dua, latihan silat sama sekolah yang bener'," katanya.
Berkat rajin latihan silat, Edhy Prabowo pun sempat meraih prestasi di bidang olahraga silat.
"Alhamdulillah di silat saya pernah ikut PON tahun 1996 enggak dapat medali emas, tapi perunggu," katanya.
Sampai sebelum menjadi Menteri KKP, ia merupakan staf dari Prabowo Subianto.
"Saya staf beliau dari dulu," katanya.
"Banyak yang menilai seperti itu (orang kepercayaan Prabowo). Tapi saya tidak pernah merasa kepercayaan, tapi saya selalu terima kasih dipercaya sama beliau," kata Edhy menambahkan.
Penangkapan Edhy Dinilai Tamatkan Cita-cita Prabowo Jadi Presiden
Mantan Wakil Ketua Partai Gerindra, Arief Poyuono mengatakan, penangkapan Edhy Prabowo yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan berpengaruh pada elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Baca juga: Jokowi Angkat Bicara Soal Penangkapan Edhy Prabowo karena Dugaan Korupsi
Baca juga: Tanggapan Gerindra setelah Menteri KKP Edhy Prabowo Ditangkap KPK Dugaan Korupsi Benih Lobster
"Nah, dengan ditangkapnya Edhy Prabowo, tamat sudah cita-cita Prabowo Subianto jadi presiden Indonesia serta akan berpengaruh terhadap elektabilitas Partai Gerindra," kata Arief ketika dikonfirmasi di Jakarta, Rabu (25/11/2020), seperti dilansir Antara.
Arief berpendapat, penangkapan Edhy merupakan tamparan keras bagi Prabowo mengingat Edhy sangat dekat dengan Ketua Umum Partai Gerindra tersebut.
Apalagi, Edhy menjadi menteri pertama pada kabinet Joko Widodo-Ma'ruf Amin yang ditangkap KPK.