Beberapa pihak yang disebutnya diduga terlibat ialah para mantan pengurus Demokrat, yakni Darmizal, Marzuki Alie, Muhammad Nazaruddin, dan politisi aktif Demokrat Jhoni Alen Marbun.
Selain itu, AHY menyatakan, ada pejabat di lingkungan Istana Kepresidenan yang terlibat dalam upaya pelengserannya dengan menggulirkan isu KLB.
Pejabat yang dimaksud ialah Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko.
Moeldoko membantah tudingan tersebut. Ia mengaku tak punya hak untuk mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat karena bukan bagian dari internal partai.
Moeldoko Disebut 'Berlindung' dengan Nama Luhut
Respon Kepala Staf Presiden Moeldoko terkait isu kudeta Partai Demokrat yang dialamatkan padanya mendapat sentilan pedas dari pengamat, Rocky Gerung.
Disebutkannya nama Luhut Binsar Pandjaitan seolah menjadi 'tameng' bagi Moeldoko untuk beralibi.
Rocky Gerung menilai, munculnya nama Luhut dalam isu kudeta yang dilayangkan Ketua Umum Partai Demokrat, AHY ini dinilai tidak tepat.
Ia menilai, Moeldoko menyebut nama Luhut untuk mencari perlindungan.
Sayangnya, cara yang dipakai Moeldoko ini malah dianggap 'tidak nyambung' oleh Rocky Gerung.
"Pak Moeldoko ini berupaya untuk cari pelindung, tapi caranya itu anakronis, kalau istilahnya," tutur Rocky pada kanal YouTube-nya, Kamis (4/2/2021).
Rocky menuturkan, persoalan pertemuan Moeldoko dengan Luhut merupahan dua hal yang berbeda.
• Moeldoko Bingung AHY Surati Jokowi Perihal Kudeta Partai Demokrat : Orang Ngopi Kok Lapor Presiden
• Rocky Gerung Tilik Kembali 10 Tahun Kedekatan SBY & Moeldoko di Tengah Isu Kudeta, Kuping Istana
"Bahwa itu persoalan lain dengan maksud yang lain, karena itu jangan terlalu banyak cari-cari alibi Pak Moeldoko," lanjutnya.
"Itu sama seperti orang membandingkan nyolong, sana nyolong."
"Iya, tapi itu nyolong mangga. Lain sama nyolong duren. Baunya beda, ini bau duren bukan bau mangga. Kira-kira begitu," pendapat Rocky.