'Jangan ikut gerbong itu karena gerbong itu dusta semua, gerbong itu salah semua gerbong itu salah semua, cacat hukum'
Ketika akan dilakukan KLB jadi jangan masuk gerbong itu," kata Gerald.
Gerald mengiyakan arah ketuanya.
Namun beberapa waktu kemudian ia kembali dihubungi agar bisa hadir di KLB Sumut.
Selain diiming-imingi uang, disebut juga Wakil Ketua DPC memiliki hak suara.
"Ditelepon lagi oleh Vecky Gandey, bahwa akan mendapatkan uang yang besar, uang yang gede kalau saya mau mengikuti kongres tersebut, dengan alasan ketua DPC tidak mau makan wakil ketua bisa,
Saya bilang sama pak Vecky Gandey saya ini belum pegang SK untuk revisi struktur yang ketumnya AHY,
Pak Vecky katanya sama saya ta tidak apa-apa ikut saja yang penting sudah ada di lokasi KLB kita akan memilik ketum baru yaitu pak Moeldoko," kata Gerald.
Menurut Gerald, dari Rp 100 juta tersebut ia dijanjikan menerima 25 persen saat tiba di lokasi KLB.
"Yang pertama kalau sudah tiba di lokasi akan mendapat 25 persen dari 100 juta yaitu Rp 25 juta, selesai KLB akan mendapatkan sisanya Rp 75 juta, tapi nyatanya kita cuma dapat uang Rp 5 juta," kata Gerald.
Gerald juga mengungkap kejanggalan dalam pemilihan Moeldoko sebagai ketua umum Partai Demokrat di KLB.
"Yang menjadi rancu dalam proses KLB ini yaitu pemilihan ketua umum, pemilihan ketum secara voting,
Ketika ditanya siapa yang akan dipercayakan untuk menjadi ketum, peserta berteriak Pak Moeldoko, ditanya lagi siapa lagi peserta berteriak Marzuki Alie,
Dicatat pimpinan sidang Jhony Allen, setelah dapat dua nama pak Jhoni Allen langsung teriak," kata Gerald.
AHY Siap Maafkan Moeldoko, Asalkan..