Dokter Otopsi Noordin M Top Merinding, Wajah Sang Teroris Masih Dikenali Walau Tewas Ledakkan Diri

Editor: Irsan Yamananda
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Noordin M Top

TRIBUNMATARAM.COM - Dokter yang mengotopsi jenazah Noordin M Top dibuat merinding.

Wajah sang teroris masih bisa dikenali walau tewas ledakkan diri.

Berikut ulasan selengkapnya.

Inilah kesaksian dokter otopsi teroris bom Bali Noordin M Top.

Mengungkap ceritanya, sang dokter bergidik ingat mengenali wajah Noordin M Top.

Ia juga menyebut Noordin M Top tewas meledakkan diri lalu jasadnya diotopsi tanpa sang dokter tahu sebelumnya.

Baca juga: Hari Ini 12 Tahun Lalu Nasrudin Zulkarnaen Tewas Ditembak, Antasari Azhar Dituduh Jadi Dalang

Baca juga: Pembunuhan Berantai di Bogor: Pelaku Nikmati Momen Korban Tewas & Ungkap Alasan Pilih Perempuan Muda

Potret teroris bom Bali Noordin M Top saat dicari polisi. (Tribunnews)

Dokter forensik yang melakukan otopsi itu adalah dr Hastry.

dr Hastry bercerita tentang otopsi Noordin M Top kepada Denny Darko.

Denny Darko sampai ikut tegang mendengarkan ceritanya.

Itu terlihat dalam video di channel YouTube Denny Darko.

Sebagai informasi, Noordin M Top adalah teroris asal Malaysia yang melakukan pengeboman di Bali pada tahun 2002 dan 2005.

Noordin M Top adalah satu dari pelaku serangan teror bom Bali bersama Dr Azahari.

Sejak tahun 2002, Noordin M Top menjadi DPO paling dicari oleh kepolisian Indonesia, karena saat itu, sang pelaku masih buron.

Bahkan pada 2005 setelah melakukan pengeboman Bali kedua kalinya, Noordin M Top berhasil lolos.

Saat Densus 88 berhasil menyergap Dr Azahari yang tewas ditembak polisi tahun 2005, Noordin M Top melarikan diri.

Hingga kemudian, pada tanggal 17 September 2009 Noordin M Top akhirnya tewas dalam penyergapan di Kampung Kepuhsari, Kelurahan Mojosongo, Jebres, Surakarta.

Baca juga: Video Call Terakhir Resa Sebelum Tewas di Bus Maut Sumedang, Ayah Sempat Larang, Tunangan Histeris

Saat penyeragapan Noodin M Top, dokter forensik dr Hastry mengaku ditugaskan untuk berjaga di TKP selama 3 hari.

"Saat pengakapan itu, saya sudah 3 hari ada di TKP," bongkar dr Hastry kepada Denny Darko memulai cerita.

"Oh gitu?" tanya Denny Darko syok.

"Saya ingat sekali proses penangkapannya Noordin M Top ini disiarkan live di TV di Solo. Saya ingat, saya ngikutin dari pagi sampai sore," imbuh Denny Darko.

Baca juga: Keterkaitan Tewasnya Siswi SMA dalam Plastik & Janda di Gunung Geulis, Ternyata Pembunuhan Berantai

Lantas, ketika Noordin M Top tewas, Denny Darko pun bertanya soal proses autopsi pelaku bom Bali tersebut kepada dr Hastry.

"Kata dokter katanya Noordin M Top pernah ada di meja ini juga diautopsi," imbuh Denny Darko.

"Tapi dok, memang benar, kalau yang dijumpai itu benar Noordin M Top yang meledakkan diri?" tanya Denny Darko.

"Iya benar," jawab dr Hastry.

Lebih lanjut, dr Hastry menceritakan bahwa saat ditugaskan ke TKP, ia tidak tahu kalau yang akan disergap Densus 88 itu adalah Noordin M Top.

Pasalnya, info soal pernyegapan Noordin M Top ini bersifat rahasia diantara sesama polisi.

"Saya waktu itu disuruh berjaga siaga oleh tim dopol saya. Saya gak tahu kalau yang mau ditangkap itu Noordin M Top. Cuma kita disuruh siap-siap aja," ucap dr Hastry.

"Lha, itu sesama polisi gak saling memberitahu ?" tanya Denny Darko heran.

"Enggak, karena itu kan rahasia. Yang penting, saya selaku tim forensik harus diminta stand by. Kita nunggu disana sampai hari ketiga," jawab dr Hastry.

Baca juga: Fakta Tanjakan Cae, Saksi Bisu Kecelakaan Maut Bus yang Tewaskan 27 Orang: Terkenal Ekstrem & Rawan

Saat berada di TKP, dr Hastry mengaku melihat detik-detik Densus 88 menyergap Noordin M Top dan kawanannnya.

Ketika menceritakan itu, dr Hastry mengaku merinding.

"Ternyata setelah terjadi baku hantam dan tembak-tembakan serta peledakan diri itu, ada 4 jenazah," ucap dr Hastry.

"Kita periksa, 4 janazah itu adalah Noordin M top dan 3 anak buahnya. Istrinya gak apa-apa," tambahnya.

Setelah itu, dr Hastry dan dokter forensik lain memberiksa keaslian jenazah apakah benar itu Noordin M Top yang tewas.

Baca juga: Fakta Tanjakan Cae, Saksi Bisu Kecelakaan Maut Bus yang Tewaskan 27 Orang: Terkenal Ekstrem & Rawan

Kembali, ketika autopsi jasad Noordin M Top, dr Hastry dibuat merinding.

Pria asal Johor, Malaysia itu tewas dengan kondisi mengenaskan.

Bagian belakang kepalanya hancur dan terdapat beberapa lubang bekas tembakan peluru di tubuhnya.

Meski begitu, bagian wajah dari sang teroris itu masih bisa dikenali.

"Kita lihat dari fotonya, dari wajahnya yang sudah ada, ternyata benar itu Noordin M Top," ungkap dr Hastry.

"Waktu (tewas) meledakkan diri, wajahnya masih bisa dikenali?" cecar Denny Darko.

"Masih, wajahnya masih dikenali," jawab dr Hastry.

"Dan memang dari awal, kita gak tahu. Yang penting dia itu terori, diduga Noordin M Top," imbuh dr Hastry.

"Ternyata berhasil juga, polisi menangkap sampai dia ( Noordin M Top) meledakkan diri," tambahnya, dikutip TribunJatim.com dari TribunBogor, Senin (15/3/2021).

Baca juga: Kecelakaan Maut di Sumedang Tewaskan 27 Orang, Keluarga Korban Berjejer, Ada yang Histeris & Pingsan

Kemudian Denny Darko penasraan apakah Noordin M Top itu tewas ditembak polisi atau meledakkan diri.

Disebutkan dr Hastry, Noordin M Top itu tewas karena meledakkan diri setelah sempat baku tembak dengan Densus 88.

"Jadi waktu itu, dia itu benar meninggal karena meledakkan diri? Karena saya ingat, waktu itu ada baku tembak dulu?" tanya Denny Darko.

"Iya, iya betul ( meledakkan diri). Baku tembaknya dari anak buahnya," ungkap dr Hastry.

"Setelah aman, tim penyisir bom masuk memastikan gak ada bom lagi, baru tim dopol masuk untuk evakuasi jenazah," tambahnya.

Diakui dr Hastry, setelah Noordin M Top tewas, jenazahnya langsung dilarikan ke rumah sakit di Surakarta Solo.

"Setelah diperiksa di sini, kita bawa ke Jakarta untuk diautopsi. Disana, menunggu keluarganya untuk mengambil," papar dr Hastry.

"Keluarga dari Malaysia," tambahnya.

Tepat pada 17 September 2009 silam, operasi Densus 88 di Solo menewaskan Noordin M Top.

Dalang dari sejumlah aksi terorisme besar di Indonesia ini dilumpuhkan di salah satu rumah di Kampung Kepoh Sari, Mojosongo, Jebres, Solo.

Pasukan Densus 88 mengepung rumah tersebut semalaman, disertai baku tembak yang menewaskan empat orang, termasuk gembong teroris Noordin M Top.

Diberitakan Harian Kompas, 18 September 2009, empat jenazah ini kemudian dibawa ke Jakarta.

Densus 88 juga menemukan bahan peledak dan senapan serbu di rumah itu.

Rumah di daerah Jebres, Solo ini dikontrak oleh pasangan Susilo dan Putri Munawaroh.

Baca juga: Update Korban Tewas Kecelakaan Bus Masuk Jurang di Tanjakan Cae Sumedang, Terbalik 180 Derajat

Pemberitaan Harian Kompas ( grup TribunJatim.com ), 18 September 2009, salah satu keluarga (Widodo) yang berkediaman di sebelah kontrakan tersebut menceritakan, pada 16 September 2009, sebelum suara tembakan terdengar, terlihat beberapa orang berseliweran di sekitar rumah Susilo.

Tak berapa lama, terdapat orang yang mengetuk pintu rumah Widodo dan meminta mematikan lampu rumah.

Kemudian, sekitar pukul 22.30 WIB terdengar tembakan ke arah rumah Susilo dan keluarga Widodo diminta untuk tiarap.

"Kira-kira tembakan tiga kali, saya dengar ada teriakan Allahu Akbar. Kayaknya yang teriak laki-laki," ujar Partini, salah satu orang saksi kala itu.

Baca juga: Bocah 8 Tahun Tewas Terbelah Pedang, Petaka Dendam Ayahnya Dituduh Bikin Sepupu Pelaku Sakit

Rumah keluarga Widodo juga dititipi barang bukti yang ditemukan dari rumah Susilo.

Warga di sekitar tempat kejadian merasa cemas dan memilih mengungsi ke rumah tetangga lain yang terletak agak jauh dari lokasi.

Sekitar pukul 00.30, Kamis (17/9/2019) dini hari, lampu di kampung tersebut dipadamkan.

Suara tembakan terus belanjut dan frekuensinya semakin sering mulai pukul 00.00 WIB hingga reda pukul 01.10 WIB ditandai sebuah bunga api menyembur ke udara setinggi 100 meter.

Pukul 02.00 WIB, mobil pemadam kebakaran masuk ke kampung dan mendekati lokasi.

Saat itu, masyarakat hanya boleh mendekat di jarak 500 meter dari tempat pengepungan.

Pukul 02.30 WIB, mobil jenazah Kepolisian Daerah Jawa Tengah, ambulans Poltabes Surakarta, dan mobil unit identifikasi tempat kejadian perkara Poltabes Surakarta mendekati lokasi kejadian.

Baca juga: Gadis di Bawah Umur Tewas di Hotel Kediri, Polisi Sempat Sulit Kuak Identitas karena Belum Punya KTP

Rentetan tembakan kembali terjadi pukul 02.45 WIB dan berakhir pukul 06.00 WIB.

Polisi antiteror membawa peti-peti bersisi amunisi, karung-karung, dan gulungan kabel.

Mobil Satuan Gegana Brimob terlihat di lokasi dan empat ambulans meninggalkan tempat penyergapan pada waktu berbeda.

Petugas Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis)-Polri bertugas mengidentifikasi sidik jari jenazah dengan metode klasifikasi Henry Faulds di dalam ambulans di landasan Bandara Adi Sumarmo, Surakarta.

Identitas jenazah harus jelas sebelum diterbangkan ke Jakarta.

Sekitar pukul 11.00 WIB, petugas Inafis menyimpulkan, sidik jari jenazah identik dengan data sidik jari milik buronan teroris Noordin M Top yang diperoleh dari Polis Diraja Malaysia. (TribunJatim/ Ani Susanti)

Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul 'Rupanya Benar' Kesaksian Dokter Otopsi Teroris Noordin Top yang Ledakkan Diri, Bergidik Lihat Wajah.

BACA JUGA : di Tribunnewsmaker.com dengan judul Pengakuan Dokter Otopsi Noordin M Top, Wajah Sang Teroris Masih Dikenali Walau Tewas Ledakkan Diri.