Hukum Sholat Tahajud setelah Sholat Tarawih & Witir saat Ramadhan, Apa Bedanya?

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Shalat Tahajud

TRIBUNMATARAM.COM - Keutamaan menjalankan sholat Tahajud saat Ramadhan.

Bulan suci Ramadhan 2021 akan tiba dalam hitungan hari.

Bulan Ramadhan menjadi bulan yang baik untuk menambah amalan.

Shalat Tahajud adalah shalat sunnah yang dikerjakan di waktu malam hari.

Hukum Shalat Tahajud adalah sunnah mu'akad, atau sunnah yang ditekankan.

Dikerjakan sedikitnya dua rakaat.

Adapun waktunya yakni dilakukan sesudah shalat Isya sampai dengan terbit fajar.

Baca juga: Niat Salat Tahajud Lengkap dengan Tata Cara, Waktu Pelaksanaan, Doa, Bacaan, & Keutamaannya

Baca juga: 9 Manfaat Puasa Ramadhan bagi Kesehatan Tubuh, Salah Satunya Membebaskan Tubuh dari Racun

Dikutip TribunMataram.com dari Tribunnews.com dengan judul Bacaan Doa Setelah Salat Tahajud, Berikut Tata Cara dan Keutamaannya Quraish Shihab dalam bukunya yang berjudul Panduan Shalat menjelaskan, umumnya ulama mengartikan shalat tahujud sebagai shalat yang dilaksanakan sesudah bangun tidur di waktu malam.

Shalat ini dinamai juga shalat al-lail (shalat malam), sehingga ada pula ulama yang mensyaratkan pelaksanaannya di waktu malam baik setelah tidur maupun sebelum tidur.

Lalu muncul pertanyaan seperti ini. Assalamu alaikum. Saat salat Tarawih ditutup dengan salat Witir, apakah kalau mau salat Tahajud apa juga harus ditutup dengan salat Witir lagi? Suwun.

Jawaban

Wa’alaikum salam warahmatullah wabarakatuh. Penanya dan Pembaca yang budiman.

Kita memang diperintah menutup salat malam dengan salat Witir sebagaimana disebutkan dalam hadis dari Ibnu ‘Umar, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam (SAW) yang artinya kurang lebih: “Jadikanlah akhir salat kalian di malam hari adalah salat Witir.” (HR. Bukhari no. 998 dan Muslim no. 751).

Pengertian menutup salat malam dengan Witir hukumnya sunah, bukan wajib. Sehingga setelah Witir masih boleh menambah lagi salat sunah. Alasannya praktik Nabi SAW yang sesudah Witir masih menambah lagi dengan dua rakaat lain.

Sayyidatina Aisyah menceritakan mengenai salat malam Nabi SAW, “Nabi SAW biasa melaksanakan salat 13 rakaat (dalam semalam). Beliau melaksanakan salat 8 rakaat kemudian beliau berwitir (dengan 1 rakaat). Kemudian setelah berwitir, beliau melaksanakan salat dua rakaat sambil duduk. Jika ingin melakukan rukuk beliau berdiri dari rukuknya dan beliau membungkukkan badan untuk rukuk. Setelah itu di antara waktu azan Subuh dan iqomahnya, beliau melakukan salat dua rakaat. (HR Muslim No 738)

Halaman
1234