Virus Corona

WASPADA Covid-19 Varian Delta Sudah Ditemukan di Hampir Semua Kota di Pulau Jawa, Sangat Menular!

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tenaga medis membantu memasang infus kepada pasien di tenda darurat di depan instalasi gawat darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (24/6/2021). Meningkatnya kasus Covid-19 di ibu kota dalam beberapa hari terakhir mengakibatkan penuhnya tingkat keterisian kamar perawatan di rumah sakit tersebut sehingga sebagian pasien Covid-19 terpaksa menempati tenda darurat.

TRIBUNMATARAM.COM - Tingginya lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjadi bukti ditemukannya virus varian Delta yang disinyalir sangat berbahaya.

Virus Covid-19 yang variannya berasal dari India ini bahkan telah ditemukan di hampir seluruh kota di Pulau Jawa.

Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi MEpid.

Pihaknya menyebut saat ini hampir di seluruh kota di Pulau Jawa telah ditemukan varian Delta.

"Kalau kita melihat di beberapa kota di Pulau Jawa ini hampir semuanya sudah kita ketemu adanya varian Delta," ujar Nadia dalam diskusi virtual, Selasa (29/6).

Varian delta dianggap berbahaya karena dapat menular hanya dengan berpapasan saja.

Penggunaan masker kain di atas masker medis sekarang disarankan untuk meminimalisir penularan virus covid-19 varian delta. (YouTube BNPB)

Saking besarnya risiko penularan varian delta, masyarakat diimbau untuk kembali mengetatkan protokol kesehatan.

Nadia melanjutkan, varian delta menjadi salah satu faktor yang mempercepat kenaikan kasus Indonesia ini cukup signifikan bila dibandingkan situasi di bulan Desember sampai dengan Januari.

Baca juga: Kengerian Lain Covid-19 Varian Delta, Dokter Ahli Jepang : Sangat Berbahaya, Kekuatan 2 Kali Lipat

Baca juga: Bukan Asal, Ada Syarat yang Terpenuhi di Balik Singapura Tetapkan Covid-19 sebagai Flu Biasa

"Kita lihat ini bulan itu seperti DKI Jakarta, daerah jumlah tertinggi bahkan dua kali lipat dari jumlah yang sebelumnya ditemukan di Desember dan Januari," ungkapnya.

Varian Delta dalam sejumlah penelitian dinyatakan memiliki sifat yang mudah menular.

Dilaporkan, varian B.1617 yang pertama kali diketahui di India ini memiliki kecepatan penularan  enam kali lebih cepat bila dibandingkan varian Alfa.

"Varian baru lebih cepat menular dan kita tahu bahwa varian baru ini memang kecepatan penularannya itu bisa enam kali dari varian Alfa. Jadi ini yang tentunya membuat peningkatan kasus kita berjalan secara eksponensial. Kita bisa lihat sekarang penemuan kasus kan menyentuh angka 20 ribu, 21 ribu, di atas 15 ribu beberapa hari ini," paparnya.

Meski demikian, belum ada bukti ilmiah bahwa varian Delta dapat menurunkan tingkat efikasi vaksin yang ada seperti Sinovac maupun AstraZeneca.

"Belum ditemukan bukti yang cukup ya bahwa varian Delta ini kemudian menyebabkan terjadinya pengurangan dari efikasi vaksin," kata dr Nadia.

Tinggal di Rumah

Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dr Slamet Budiarto, juga menegaskan bahwa varian Delt sangat gampang menular.

Ia mengingatkan masyarakat agar tetap berada di rumah dan mengurangi mobilitas.

"Varian Delta ini sangat infeksius sekali. Masyarakat stay at home. Jangan keluar rumah. Kalau pemerintah tidak mau PSBB di awal pandemi lalu, keluarga sendiri saja yang menerapkan. Jangan keluar rumah," kata dr Slamet dalam diskusi virtual, kemarin.

Ilustrasi - Kemunculan varian delta membuat kenaikan angka pasien covid-19 dalam sehari mencapai 20 ribu. (m.economictimes.com)

Ia menilai, meroketnya kasus yang terjadi saat ini membuktikan bahwa varian Delta sebagai faktor penyumbang kasus hingga menyentuh di atas 20 ribu sehari.

"Kesimpulannya menurut kami sudah tiga kali serangan. Pertama Maret-April 2020, Desember-Januari, dan sekarang ini serangan ketiga," kata dr Slamet.

Dr Slamet mengimbau masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan. "Artinya tanpa penelitian kita bisa tahu kalau varian ini sangat infeksius. Bahkan ada pakar yang mengatakan dua lapis masker itu bisa tembus," katanya.

Dua Juta Sehari

Guru besar FJUI Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan, India perlu menjadi contoh negara yang mampu mengendalikan lonjakan kasus, terutama dalam melakukan testing dan tracing.

Ia  mengatakan kasus Covi-19 di Indonesia  melonjak sembilan kali lipat atau hamper 10 kali lipat dalam hitungan satu bulan. Ia menggambarkan, data kasus Covid-19 sebanyak 2.385 orang per hari per 15 Mei, ternyata menjadi 21.432 kasus pada 27 Juni.

"Sebagai perbandingan saja, India menaikkan jumlah tes nya sampai 2 juta tes sehari, 10 kali lipat lebih tinggi dari rekomendasi WHO," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (29/6).

Angka kasus Covid-19 positif di India bulan Mei adalah lebih dari 20 persen dan di bulan Juni hari-hari ini sudah sekitar 3 persen saja, turun amat tajam pula.

Ia mengatakan, jumlah tes di Indonesia adalah  98.274 orang per 26 Juni 2021.

"Kita tahu penduduk kita kurang lebih seperempat penduduk India," kata mantan direktur WHO Asia Tenggara ini, dikutip dari Tribunnews.com dengan judul Sangat Menular, Varian Delta Ditemukan Hampir di Semua Kota di Pulau Jawa

Di tanggal 26 Juni 2021 itu menunjukkan angka kasus positif sehari adalah 19,8 persen.

"Tetapi kalau lihat kepositifan berdasar tes PCR adalah amat tinggi yaitu 37 persen, dan kepositifan berdasar tes antigen hanya 1 persen saja," ungkap Prof Tjandra.

Setelah melakukan tes yang masif, maka harus diikuti dengan kegiatan telusur yang maksimal.

Ia mengatakan, kalau targetnya dari setiap kasus harus ditelusuri 30 orang kontak di sekitarnya, maka target ini harus dipenuhi seluruh daerah. (Tribun Network/Rina Ayu/sam)

Berita terkait Covid-19 lainnya