Sempat Dianggap Lebih Sehat dari Rokok Biasa, Vape Sama Bahayanya untuk Remaja, Wajib Waspada!
Vape sempat dianggap lebih sehat dibandingkan rokok tembakau, namun ternyata sama bahayanya apalagi untuk remaja, para orang tua wajib waspada!
Vape sempat dianggap lebih sehat dibandingkan rokok tembakau, namun ternyata sama bahayanya apalagi untuk remaja, para orang tua wajib waspada!
TRIBUNMATARAM.COM - Entah kamu menyebutnya vaping atau juuling, pemakaianrokok elektrik meningkat dengan pesat, terutama di kalangan remaja.
Rokok elektrik awalnya dipasarkan sebagai alternatif yang lebih baik ketimbang rokok tradisional. Namun, dengan cepat rokok elektronik justru menjadi alat untuk mengenalkan nikotin pada semua generasi.
Bisnis besar
Vaping adalah bisnis besar. Menurut CNBC, JUUL yang merupakan salah satu pemimpin pasar, mengalami pertumbuhan lebih dari 800% pada tahun 2018.
JUUL bahkan telah semakin popular di kalangan remaja, ukuran dan tampilan JUUL yang seperti USB membuatnya bisa digunakan secara diam-diam.
Meski dipasarkan untuk remaja dan dewasa, JUUL menghadirkan berbagai rasa yang disukai anak-anak, seperti rasa buah-buahan dan crème brule.
• Langgar Lampu Lalu Lintas & Seret Polisi di Atas Kap Mobil yang Berjalan, Pengemudinya Mahasiswa S2
• Alumni UI, Fahri Hamzah Sebut Wajar Jika Fresh Graduate dari Universitas Indonesia Tolak Gaji 8 Juta
• 4 Hal Perkuat Spekulasi Syahrini Istri Reino Barack Hamil, Termasuk Aisyahrani Rekam Menu Ibu Hamil
• Potret Kedekatan Kaesang Pangarep dan Keluarga Pacar, Foto Bareng Rayakan Ultah Ibu Felicia Tissue
Bukan untuk anak-anak
Dr Laura Neustater, seorang dokter anak yang berbasis di Fort Lauderdale mengatakan, orang dewasa yang beralih dari rokok ke tembakau yang tidak mudah terbakar, seringkali dipuji karena tindakannya yang dianggap banyak orang lebih sehat.
“Pujian ini sayangnya membuat pemakai JUUL merasa aman.
Padahal tidak. Pengguna tetap masih terpapar nikotin, yang mana dapat menyebabkan ketergantungan dan konsekuensi kesehatan jangka panjang,” jelas Neustater.
Rokok elektrik bebas tembakau, tetap mengandung nikotin, yaitu zat yang sangat membuat ketaguhan.
Pusat Penelitian Kesehatan Nasional mengklaim kandungan nikotin JUUL hampir dua kali lebih tinggi dari rokok elektrik lainnya.
Ini berarti kandungan nikotin dalam satu buah JUUL setara dengan satu bungkus rokok.
• Kecelakaan Wahana Kora-kora Rusak di Pekalongan, 1 Remaja Tewas Terlempar, 3 Luka-luka
Bukan hanya nikotin yang berbahaya. Pilihan rasa yang menarik yang ditambahkan ke dalam rokok elektrik – untuk menarik perhatian remaja, membawa lapisan karsinogen tambahan.
Menurut The American Cancer Society, beberapa perasa bahkan mengandung diacetyl, yaitu zat yang dikaitkan dengan bronchiolitis obliterans, penyakit paru-paru yang serius.
Pemakaian JUUL dan produk serupa sangat berbahaya bagi remaja, karena bisa emnyebabkan masalah pernapasan kronis.
“Sebagai seorang dokter anak, saya melihat remaja setiap hari.
Saya bahkan tidak lagi terkejut melihat remaja yang batuk kronis karena vape,” kata Neustater.
Neustater menyarankan orangtua untuk berbicara dengan anak-anak mereka tentang efek jangka panjang vaping, termasuk penjelasan bahwa penggunaan nikotin dalam bentuk apapun akan berisiko menyebabkan batuk kronis.
• Awas, Jangan Konsumsi Makanan Kaleng yang Sudah Penyok, Picu Kerusakan Otak!
“Satu hal lagi, jangan percaya mitos yang menyebutkan nikotin terkait dengan penurunan berat badan,” lanjutnya.
Pemakaian JUUL seakan melahirkan generasi baru pecandu nikotin, yang sayangnya tentu saja akan berisiko mengalami penyakit terkait nikotin.
Cara lain yang direkomendasikan Neustater untuk menyampaikan pesan pada anak-anak mereka, agar menghindari nikotin adalah semua orangtua harus mempraktikkan apa yang mereka sampaikan pada anak-anaknya, termasuk berhenti menggunakan nikotin juga – jika orangtua adalah perokok.
Sumber : https://lifestyle.kompas.com/read/2019/07/25/204340420/vape-berbahaya-untuk-remaja-orangtua-harus-waspada?page=all
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Vape Berbahaya untuk Remaja, Orangtua Harus Waspada"

Sempat Dianggap Bebas Dari Penyakit, Ternyata Uap Vape Memiliki Dampak yang Lebih Berbahaya
TRIBUNSTYLE.COM - Jika sebelumnnya banyak perokok ramai-ramai beralih menngunakan Vape dengan tujuan untuk menghindari berbagai penyakit.
Mulai saat ini juga harus menghindari terjangkitnya berbagai penyakit yang dibawa oleh kandungan di dalam vape atau rokok elektrik.
Dikutip dari Kompas Lifestyle Minggu (9/9/2018) pecandu Vape kini juga harus memikirkan dampak dari penggunaan alat tersebut.
Ada satu hal lagi yang benar-benar membuat para pengguna harus menghindari vape.
Para periset dari Universitas New York mengungkapkan, uap vape ternyata dapat merusak DNA.

Selain itu kandungan yang berada di dalam uap vape juga meningkatkan kanker, serta memicu penyakit jantung.
Sepertinya, vape selama ini dikenal lebih tidak beresiko dibandingkan rokok tembakau.
Namun hal itu adalah sebuah pandangan yang salah, karena vape tetap berbahaya dan tidak bisa disebut aman.
Lewat uji laboratorium, studi terbaru menemukan, tikus yang terpapar uap vape mengalami tingkat keruskan DNA lebih tinggi.
Bahkan tikus yang diuji coba tadi paling tinggi kerusakan DNA berada di jantung, paru-paru dan kandung kemih.
Selain itu, sistem DNA yang melindungi terhadap serangan kanker juga terganggu karena uap dari vape.
"Kami menemukan uap vape bersifat karsinogenik dan penggunanya memiliki resiko lebih tinggi daripada non-pengguna," kata pemimpin peneliti tim Moon-shong Tang.
• Pasca Minta Maaf, Penyembur Primata dengan Asap Vape di Batu Secret Zoo Tak Dijatuhi Sanksi!
• Beredar Video Viral Pria Semburkan Asap Vape ke Hewan di Jatim park, Begini Tanggapan Manajemen!
Karsinogen adalah zat-zat yang menyebabkan kanker dengan mengubah asam deoksiribonukleat dalam sel-sel tubuh.
Hal inilah yang mengganggu proses-proses biologis di dalam tubuh.
Saat menguji paparan nikotin dan turunannya pada sel-sel paru dan kandung kemih manusia, juga ditemukan persoalan serupa.
Sel-sel cenderung bermutasi atau mengalami perubahan, hingga menjadi pemicu tumor.
Uap vape seringkali dianggap tidak beresiko, karena disebut hanya mengandung sedikit nikotin dan beberapa peralut organik yang relayif tidak berbahaya.
Penelitian lain juga menunjukkan hasil yang kurang lebih sama.
Pengguna vape memiliki 97 persen lebih sedikit karsinogen pada paru-paru, dari pada perokok tembakau.
Namun tetap, tingkat tersebut masih jauh lebih tinggi pada pengguna vape, daripada mereka yang tidak merokok.(Tribunstyle.com/Candra Isriadhi)