Start Up Kaus Kaki Ini Berhasil Raup Untung Hingga 1,4 Triliun Rupiah, Miliki Visi Bantu Orang Lain
Sebuah start up kaus kaki ini bisa dapatkan keuntungan 1,4 triliun rupiah di tahun 2018, ini awal mula kisahnya dan lakukan tindakan baik begini.
Setelah dilakukan uji coba secara keseluruhan, Heath memutuskan untuk membuat tujuh perbaikan material pada kaus kaki Bombas untuk kenyamanan yang lebih baik, termasuk menggunakan kapas berkualitas tinggi dan wol merino, lalu merekayasa ulang jahitan jari kaki dan menggunakan teknik menjahit yang lebih baik pada tumit untuk menggenggam kaki.
• Cek Kompensasi Pemadaman Listrik, Langsung Tertera yang Jumlah Ganti Rugi: Saya Dapat Rp 45.192
Selain itu, kaus kaki betis Bombas dibuat agar tidak longgar ataupun meninggalkan bekas di kaki, dan untuk kaus kaki pergelangan kakinya.
Pada 2013, para pendiri meninggalkan pekerjaan harian mereka dan meluncurkan kampanye crowdfunding di IndieGoGo musim semi dan musim panas itu.
Awalnya, mereka menetapkan target hanya sebesar 15.000 dollar AS dalam 30 hari, namun dalam 24 jam pertama, mereka telah mengumpulkan lebih dari 25.000 dollar AS.
Secara total, Bombas mendapatkan lebih dari 140.000 dollar AS dari saweran online itu.
Mereka pun resmi meluncurkan bisnis Oktober itu.
Pada 2014, Heath dan Goldberg mengumpulkan modal usaha sebanyak 1 juta dollar AS dari teman dan keluarga.
Dalam dua bulan Bombas melakukan penjualan sebanyak 1,2 juta dollar AS dan persediannya pun ludes terjual.
• PLN Siapkan Dana 865 Miliar untuk Ganti Rugi karena Listrik Padam, Kapan Kompensasi Diterima?
Harga kaus kaki Bombas terbilang tidak murah. 12 bungkus kaus kaki wanita bisa berharga 145 dollar AS alias Rp 2 jutaan.
Kemudian sepasang kaus kaki anak sapi vintage stripe dibanderol 12 dollar AS.
Sedangkan sepasang kaus kaki wanita mencapai 10,50 dollar AS. Tetapi orang-orang tetap membelinya.
Di tahun 2015, Bombas menghasilkan 4,6 juta dollar AS, kemudian 7,5 juta dollar AS pada 2016 dan 46,6 juta dollar AS pada 2017.

Pada tahun 2018, pendapatannya mencapai 102 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,4 triliun.
Adapun, Tim Bombas menjadi sukarelawan setiap minggu, mereka berhubungan langsung dengan organisasi yang akan diberi sumbangan dengan membagikan kaus kaki dan menyajikan makanan.
Tidak hanya kaus kaki, perusahaan tersebut kemudian juga meluncurkan kategori produk baru pertamanya: T-shirt.