Kronologi Balita di Jakarta Utara Tewas setelah Makan Nasi Goreng yang Dibawa Kakaknya dari Sekolah

Kronologi lengkap balita di Jakarta Utara meninggal setelah makan nasi goreng yang dibawa kakaknya dari sekolah.

(KOMPAS.COM/JIMMY RAMADHAN AZHARI)
Wahyu dan Widia, orang tua dari LSZ (3) yang meninggal karena diduga keracunan nasi goreng PM-TAS yang diberikan di SD 19 Tugu Utara 

Dokter menyebutkan bahwa anaknya itu kehilangan kesadaran.

"Setelah beberapa jam saya di sana mulai anak saya ada respon lah, bisa dibilang sudah sadar tapi belum sepenuhnya.

Bisa komunikasi, kalau dipanggil udah ada respon gitu. Biar bisa ngelirik gitu saya sudah mulai senang," ucap Wahyu.

Pada Kamis pagi, kondisi LSZ kembali menurun.

Anak sulung dari Wahyu dan Widia itu mengalami kejang-kejang. Bahkan LSZ terus menerus buang air.

Sang adik kemudian dirujuk ke RSUD Koja untuk mendapatkan penanganan dokter spesialis dan peralatan yang lebih lengkap.

Di RSUD Koja kesadaran LSZ kembali. Ia langsung menangis ketika kesadarannya kembali.

Namun bocah tiga tahun itu masih tak henti-hentinya buang air.

Saat Wahyu hendak membersihkan kotoran anaknya tersebut, LSZ kembali kejang-kejang, Wahyu yang panik kemudian memanggil dokter jaga hingga akhirnya si anak diberi semacam obat penenang.

Di sela-sela menjaga anaknya, Wahyu kemudian mendapatkan kabar hasil laboratorium soal kondisi LSZ.

Hasil dari dokter, LSZ didiagnosa mengalami infeksi saluran pernafasan, kadar garam tinggi, serta infeksi saluran pencernaan.

Diagnosa pertama bisa dimaklumi oleh Wahyu karena memang hal itu sudah lama diidap oleh anak bungsunya itu.

Namun hal yang mengganjalnya adalah diagnosa ketiga, ia lantas menduga infeksi itu disebabkan oleh nasi goreng yang di makan anaknya.

Ia langsung menanyakan perihal tersebut ke dokter tersebut.

"Dokter di situ enggak ngasih jawaban yang tegas.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved