Tangis Histeris Ibu Mahasiswa UNITAS Tahu Anaknya Tewas Kejang-kejang, Organ Vital Ditendang Senior

Tangis histeris ibu Muhammad Akbar, mahasiswa UNITAS Palembang yang tewas kejang-kejang setelah organ vitalnya ditendang senior.

Kolase gambar Sripoku/Resha
Rekonstruksi adegan Muhammad Akbar, mahasiswa UNITAS yang tewas organ viralnya ditendang senior 

TRIBUNMATARAM.COM - Tangis histeris ibu Muhammad Akbar, mahasiswa UNITAS Palembang yang tewas kejang-kejang setelah organ vitalnya ditendang senior, minta pelaku dihukum mati.

Reka adegan tewasnya Muhammad Akbar, mahasiswa UNITAS Palembang yang dianiaya senior ketika mengikuti Diksar Menwa 16 Oktober 2019 silam akhirnya dilakukan Senin (11/11/2019).

Dalam reka adegan tersebut, terlihat para pelaku menendang organ vital Muhammad Akbar hingga korban berguling-guling kesakitan.

Kasus kekerasan yang melibatkan intansi pendidikan hingga memakan korban tewas kembali lagi terjadi.

Kali ini korban kasus kekerasan adalah seorang mahasiswa Universitas Taman Siswa (UNITAS) di Palembang, Sumatera Selatan.

Pengakuan Mahasiswa yang Pasang Kamera di Toilet Kampus, Kecanduan Film Porno, Sudah Rekam 10 Orang

Reka ulang kasus kekerasan yang menewaskan mahasiswa Universitas Taman Siswa (UNITAS) ini baru saja digelar pada Senin (11/11/2019) kemarin.

Kolase gambar Sripoku/Resha
Kolase gambar Sripoku/Resha ( )

Melansir Kompas.com dan Sripoku, Selasa (12/11/2019) kejadian nahas ini terjadi saat korban mengikuti Diksar Menwa pada 16 Oktober 2019 lalu.

Dalam kasus ini terdapat tiga tersangka yang merupakan senior korban dari Menwa yang berasal dari Universitas Muhammadiyah, Palembang.

Ketiga tersangka tersebut adalah R, IS dan KI.

Jadi Tersangka Tewasnya 2 Mahasiswa Demo di Sultra, Brigadir AM Terekam CCTV Lepaskan Tembakan

Diketahui panitia diksar berasal dari mahasiswa Muhammadiyah Palembang, sedangkan pesertanya dari UNITAS.

Diketahui, selama acara diksar berlangsung, terlihat jelas adanya tindak kekerasan yang terjadi pada korban dari ketiga seniornya tersebut.

Akibat tindak kekerasan itu, Muhammad Akbar jatuh dan teguling ke tanah hingga membutuhkan bantuan medis.

Melansir Sripoku, reka adegan rekontruksi kasus pun telah digelar oleh Polres Ogan Ilir, Sumatera Selatan pada Senin (11/11/2019) kemarin.

Reka adegan diikuti oleh tiga tersangka, puluhan saksi, jaksa penuntut dari Kejari Ogan Ilir dan penasihat hukum tersangka serta keluarga korban.

Puluhan personel polisi yang berseragam maupun pakaian sipil mengawal reka adegan yang disaksikan Kapolres Ogan Ilir AKBP Imam Tarmudi.

Nasib 2 Polisi yang Tabrak Mahasiswa & Driver Ojol Pakai Rantis di Demo September Lalu

Berdasarkan kesaksian para saksi mata, Muhammad Akbar sempat berteriak-teriak kesakitan saat menjalani diksar Menwa.

"Saya sempat menenangkan Akbar (korban), yang berteriak-teriak setelah mendapat materi.

Ia teriak meluapkan emosinya, dalam posisi terbaring," ujar salah seorang saksi yang juga Ketua Satuan Menwa Taman Siswa, Agustinus.

Saksi juga menyebut korban sempat diikat kakinya oleh salah satu senior.

Dilansir Sosok.ID dari Kompas.com, berdasarkan pengakuan pelaku yang mengikat, tindakan itu ia lakukan untuk meluruskan kaki korban yang keram dan tak bisa berjalan.

Tak hanya mengikat kaki korban dengan tali, dalam rekonstruksi yang dilakukan, salah satu senior menendang kemaluan korban dari belakang.

Hal itu ia lakukan dengan dalih pendisplinan saat korban hendak beraktivitas pagi.

Akibat tendangan tersebut, korban sempat terguling di lapangan sambil memegang kemaluannya dengan ekspresi kesakitan.

Tak lama dari aksi tersebut, korban tiba-tiba mengalami kejang-kejang hingga akhirnya dibawa ke rumah sakit terdekat.

Namun sayang, rupanya nyawa korban tak bisa diselamatkan.

Melansir Sripoku, saat menyaksikan reka adegan kasus kekerasan yang membunuh anaknya, ibunda Muhammad Akbar tak berhenti-hentinya menangis.

Sesekali ia melampiaskan amarahnya kepada 3 tersangka kasus pembunuhan anaknya.

"Kejam sekali kalian, anak saya kalian perlakukan seperti itu.

Anak saya di sini untuk pendidikan, kenyataannya dia disiksa," teriak Ibunda Muhammad Akbar dari pinggir garis pembatas.

Ibu korban meminta kepada aparat, untuk menegakkan keadilan kepada siapapun yang ditetapkan sebagai tersangka.

Ibunda Muhammad Akbar berharap pula agar jika ada tersangka lain yang terlibat, untuk diproses secara hukum.

"Harapan saya kepada ketiga tersangka dihukum mati," jelasnya. (Sosok.id/Tata Lugas Nastiti)

Sumber : https://sosok.grid.id/read/411917074/anaknya-tewas-kejang-kejang-usai-kemaluannya-habis-ditendangi-dengan-alasan-sepele-ibu-mahasiswa-histeris-minta-pelaku-dihukum-mati?page=all

Viral Surat Ibu Aga Trias Tahta, Mahasiswa Unila yang Tewas saat Diksar, 'Ibu Minta Maaf'

TRIBUNMATARAM.COM - Kematian Aga Trias Tahta, mahasiswa Universitas Lampung (Unila) masih menjadi misteri hingga kini.

Aga Trias Tahta yang meninggal secara misterius setelah mengikuti diksar pecinta alam Unila ini membuat sang ibu menuliskan surat yang menyayat hati soal kematian anaknya.

Surat ibu Aga Trias Tahta pun viral dan sangat menyayat hati.

Ibu Aga Trias Tahta menuliskan kesedihannya karena kepergian sang putra yang tiba-tiba.

Seperti apa isi suratnya?

Berikut isi surat yang ditulis Ibu Aga Trias Tahta, menulis kesedihan mendalam atas meninggalnya sang putra dan ungkap permintaan maaf.

Publik dikejutkan dengan kematian dari Aga Trias Tahta, mahasiswa Universitas Lampung atau Unila yang tewas saat pendidikan dasar.

Mahasiswa pecinta alam Unila tewas
Mahasiswa pecinta alam Unila tewas (TribunMataram Kolase/ Grid.id/ TribunLampung)

Aga Trias Tahta mengikuti (diksar) UKM Cakrawala di Desa Cikoak, Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran, Minggu 29 September 2019.

Kematian Aga Trias Tahta belum diketahui penyebabnya secara pasti.

 Unila Sebut Arga Tewas Jatuh ke Jurang saat Diksar, Kakak Korban Curiga Kampus Sembunyikan Sesuatu

Namun, pihak kampus meyakinkan jika akan melakukan penyelidikan tanpa ada menutup-nutupi apapun.

Sementara itu, Ibu dari Aga Trias Tahta mencurahkan isi hatinya melalui sebuah surat.

Ibu Aga Trias Tahta, Rosdiana (52) menulis jika sang putra kesakitan karena mengikuti hal-hal yang tidak wajar selama diksar.

Sang Ibu menulis 'mencabik-cabik tubuhmu, menyeretmu, memaksa kerikil dan batu untuk sama-sama membuat parutan di sekujur tubuhmu' di surat tersebut.

Foto surat tersebut pun langsung menjadi viral di media sosial.

Surat yang ditulis oleh Rosdiana diposting oleh akun Facebook Eka Thirta Maharani, yang merupakan kakak Aga pada Selasa 1 Oktober 2019 malam.

Pada keterangan foto dituliskan, "Surat Ibu untuk Aga".

Kakak kandung Aga, Gani Dewantara membenarkan surat itu ditulis sendiri oleh Rosdiana.

 Firasat Buruk Ayah Mahasiswa Unila Tewas Diduga Dianiaya saat Diksar Pecinta Alam Penuh Luka Memar

Surat itu ditulis sehari setelah Aga dimakamkan di TPU Dusun Wonokarto, Pekon Wonodadi, Kecamatan Gadingrejo, Pringsewu, Lampung, Senin (30/9/2019).

“Iya, surat itu ditulis ibu sehari setelah Aga dimakamkan,” kata Gani saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Jumat (4/10/2019) pagi.

Postingan itu mendapat respons begitu banyak dari netizen. Hampir seluruh komentar menyampaikan ucapan dukacita atas kepergian Aga. 

Berikut surat yang ditulis sang ibu untuk Aga tercinta:

Surat Ibu Aga Trias Tahta
Surat Ibu Aga Trias Tahta (Kompas.com)

Surat Ibu untuk Aga

AGA..

Ibu minta maaf karena dengan senang hati membantu Aga pergi ke tempat pembantaian.

Tak ada jurang 15 meter yang telah diakui sebagai tempatmu terjatuh.

Yang ada tangan-tangan setan yang mencabik-cabik tubuhmu, menyeretmu, memaksa kerikil dan batu untuk sama-sama membuat parutan di sekujur tubuhmu.

Namun luka-lukamu tak membuat mereka merasa ngilu.

AGA..

Mata mereka terbuka tapi mata hatinya tertutup, banyak yang mau bicara tetapi mereka dibungkam.

Semua cari selamat.

Mereka yang melihat tapi diam dengan bangga menjadi temannya.

AGA..

Allah tidak buta, tidak pula tidur, dia melihat semua, saat mereka merekayasa mengarang cerita penyebab kematianmu.

Sintia kalian cuma boneka karena kalian tidak punya hati.

Boneka tidak akan pernah menjadi seorang Ayah atau seorang Ibu..

AGA..

Tidurlah dengan tenang, tunggu hari peradilan.

Insya Allah goresan luka dan titisan darahmu menghapus dosa-dosamu..

Di dunia, keluargamu berjuang mencari keadilan bagimu.

Seandainya kami kalah tapi AGA pasti menang..

Diberitakan sebelumnya, mahasiswa Jurusan Sosiologi Fisip Unila bernama Aga Trias Tahta tewas saat mengikuti diksar UKM pecinta alam Cakrawala pada Minggu (29/9/2019).

Aga diketahui sempat pingsan saat mengikuti diksar.

Belum diketahui secara pasti penyebab meninggalnya Aga.

Selain menyebabkan satu orang tewas, diksar itu juga membuat dua peserta lain dirawat intensif di rumah sakit.

Kedua peserta yang kini dirawat itu yakni Muhammad Aldi Darmawan dan Fans Salsa Romando.

Aldi dirawat di RS Bhayangkara Polda Lampung, sedangkan Frans dirawat di RS Bintang Amin, Bandar Lampung.

(Tribunnewsmaker/*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnewsmaker.com dengan judul Viral Isi Surat Tulisan Ibu dari Aga Trias Tahta, Mahasiswa Unila yang Tewas Saat Diksar, https://newsmaker.tribunnews.com/2019/10/05/viral-isi-surat-yang-ditulis-ibu-dari-aga-trias-tahta-mahasiswa-unila-yang-tewas-saat-diksar?page=all.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved