Maraknya 'Human Trafficking' di NTT, Banyak Korban Perdagangan Manusia Anak dari Keluarga Miskin
Belum termasuk tenaga kerja ilegal yang jumlahnya capai puluhan ribu orang. Para TKI ilegal itu sebagian besar merupakan korban perdagangan manusia.
Minggu ini dari 25 November 2019 sampai nanti 1 Desember 2019 akan ada 3 zodiak yang emosinya terkuras, kamu akan merasakan kesedihan, siapa saja ya?
Siwa menyebut, mereka tidak memiliki dokumen atau TKI ilegal yang menjadi korban perdagangan orang.
"Sebagian besar TKI yang meninggal undocumented atau ilegal, yang menjadi korban human trafficking," ungkap Siwa kepada Kompas.com.
• Anak Jadi Bupati di NTT, Suami Istri Ini Tetap Pilih Jualan Sayur di Pasar dan Tolak Fasilitas Mewah
Menelusuri jejak perdagangan manusia di NTT
Melihat maraknya kasus itu, Kompas.com pun menelusuri salah satu daerah yang menjadi kantong perdagangan manusia di Pulau Timor yakni Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).
Cuaca pagi itu Kamis (21/11/2019) cerah. Sinar mentari pagi terasa menyengat kulit, meski waktu baru menunjukan pukul 9.00 WITA.
Kendaraan Toyota Avanza warna hitam yang saya tumpangi bersama penumpang lain, perlahan-lahan mulai keluar dari Kota Kupang menuju Soe, ibukota Kabupaten TTS. Ongkos bayar mobil rental tersebut sekali jalan Rp 50.000
Jarak dari Kupang yang merupakan ibu kota provinsi NTT ke Soe, yakni 110 kilometer. Kondisi jalan negara yang mulus dengan lalu lintas yang tidak terlalu padat, mempercepat waktu tempuh kami yakni selama kurang dari dua jam.
Sebelum tiba di lokasi, saya sudah berkomunikasi dengan beberapa rekan saya di Soe yang konsen dengan masalah perdagangan orang.
Ada tiga orang teman yang saya hubungi, di antaranya Megi Fobia, Rudi dan Ike. Mereka sudah merekomendasikan beberapa tempat di Kabupaten TTS yang menjadi lokasi para korban perdagangan manusia.
Kurang 5 menit pukul 11.00 Wita, mobil yang saya tumpangi tiba di Kota Soe. Kami sepakat bertemu di rumah Ike.
Kami lalu duduk berdiskusi sembari menyeruput kopi panas. Meski waktu siang, namun udara Kota Soe memang dingin dan sejuk karena topografinya berada di ketinggian 800 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Soe dijuluki kota dingin, karena cuacanya lebih dingin ketimbang ibu kota kabupaten lainnya di Pulau Timor.
Usai duduk ngobrol, kami langsung bergerak ke lokasi pertama yakni di Desa Fatukoko, Kecamatan Mollo Barat, yang berjarak sekitar 24 kilometer arah selatan Kota Soe.
Jalan ke Desa Fatukoko memang mulus, karena melintasi jalan negara Trans Timor.
Namun, sekitar empat kilometer jalan masuk ke Desa Fatukoko, belum beraspal dan rusak parah, sehingga kami memutuskan untuk mengendarai dua sepeda motor sambil berboncengan.