Virus Corona
Pengakuan Warga Wuhan Tolak Masuk Karantina Virus Corona, Lebih Memilih Meninggal di Rumah
Meski ayahnya sudah alami demam yang cukup tinggi, warga Wuhan keluhkan dan menolak masuk ke karantina virus corona, bahkan memilih meninggal di rumah
Penulis: Asytari Fauziah | Editor: Salma Fenty Irlanda
Wang mengungkapkan jika pamannya meninggal dunia di titik karantina.
Apalagi kini kondisi ayahnya juga menunjukkan tanda-tanda terjangkit virus corona.
"Saya sangat berharap ayah dapat memperoleh perawatan yang lebih baik tetapi tidak ada yang menghubungi atau membantu kami saat ini," tutur Wang.
Awalnya, Wang mengira bahwa tempat karantina yang dikunjungi oleh ayah dan pamannya adalah rumah sakit.
• Setelah Berkunjung dari Indonesia, Remaja Asal Kanada Tiba-tiba Pingsan Diduga Terkena Virus Corona
Akan tetapi, ternyata tempat tersebut merupakan sebuah hotel.
Di tempat tersebut tidak ada perawat atau dokter serta tidak ada penghangat.
"Mereka pergi ke sana saat sore hari dan para staf memberikan mereka makan malam yang telah dingin di malam harinya.
Paman saya sangat sakit saat itu dan mulai kehilangan kesadaran," kata Wang.
Selain itu, tidak ada dokter yang datang untuk merawatnya.
Paman dan ayahnya juga berada di ruangan yang berbeda.
Keesokan paginya pukul 06.30 pagi, sang ayah menemukan paman Wang meninggal dunia.
Rumah sakit baru yang dibangun China secepat kilat ini digunakan untuk pasien yang sebelumnya sudah mendapat perawatan di rumah sakit.
Hingga pasien yang ada di rumah sakit lama akan dipindah ke rumah sakit baru.
"Tapi untuk orang seperti kita, kita tidak dapat memperoleh kamar, biarkan mereka yang memperoleh tempat di rumah sakit baru itu," ujar Wang.
• Kerja Non Stop Selama 10 Hari Tangani Pasien Corona, Staf Medis Meninggal karena Kelelahan
Menurut Wang, satu-satunya tempat yang dapat mereka datangi saat ini berdasarkan pedoman pemerintah adalah lokasi karantina.