Virus Corona
Pengakuan Warga Wuhan Tolak Masuk Karantina Virus Corona, Lebih Memilih Meninggal di Rumah
Meski ayahnya sudah alami demam yang cukup tinggi, warga Wuhan keluhkan dan menolak masuk ke karantina virus corona, bahkan memilih meninggal di rumah
Penulis: Asytari Fauziah | Editor: Salma Fenty Irlanda
Namun melihat kondisi karatina membuatnya memilih mati di rumah.
"Namun, jika kami pergi, apa yang terjadi pada paman akan terjadi juga pada ayah.
Jadi, kami memutuskan untuk mati di rumah," katanya.
Kesulitan Lain yang Dialami

Kisah serupa juga dialami oleh keluarga-keluarga lainnya.
Menurut Wang, orang-orang di lingkungannya tidak berbeda jauh kondisinya.
"Ayah teman saya bahkan ditolak oleh staf di lokasi karantina karena ia telah mengalami demam tinggi," ungkap Wang.
Sumber daya yang terbatas juga berbanding terbalik dengan besarnya populasi yang terinfeksi virus corona.
"Kami takut, kami tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya," tambahnya.
• 5 Fakta WNI di Singapura yang Positif Terkena Virus Corona, Awal Penularan dari Majikan & Diisolasi
Wang mengatakan bahwa jika ia tahu kota akan diisolasi pada 23 Januari lalu, ia pasti telah pergi dari kota tersebut.
"Jika kami ada di tempat lain, mungkin ada harapan.
Saya tahu apakah orang-orang menyukai kami, yang mendengarkan pemerintah dan tinggal di Wuhan, membuat keputusan yang tepat atau tidak.
Namun, saya pikir, kematian paman telah menjawab pertanyaan itu," pungkas Wang.
(TribunMataram.com/Asytari Fauziah)

Tinggal di Singapura, WNI Ini Dinyatakan Terkonfirmasi Virus Corona Meski Tak Pernah ke China