77 Siswa SMP Disiksa Makan Kotoran Manusia, Mengaku Jijik Namun Tak Bisa Melawan Pendampingnya
Sebanyak 77 dari 89 siswa kelas VII Seminari Bunda Segala Bangsa Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, disiksa oleh dua orang pendamping siswa.
Martinus mengatakan, secara psikologis anak-anak yang mendapat perlakuan kotor dari pendamping pasti terganggu jika terus bertahan di sekolah itu.
Sementara itu, pihak Seminari Bunda Segala Bangsa menggelar rapat dengan orangtua siswa terkait hal ini.
Namun, mereka enggan untuk berkomentar saat diwawancarai awak media. (Kompas.com/ Kontributor Maumere, Nansianus Taris/ Abba Gabrillin)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "77 Siswa di NTT Dihukum Makan Kotoran Manusia"

Dituduh Curi Cincin Tanpa Bukti, Viral Video Gadis Belia Disetrum di Depan Warga hingga Lemas di NTT
Nahas dialami Novidinia Baru, gadis berusia 16 tahun di NTT ini disetrum hingga lemas setelah dituduh mencuri cincin padahal tidak ada bukti.
Tak hanya disetrum hingga lemas, Novidinia Baru juga di pukuli di depan warga, videonya pun viral.
Kekerasan yang dialami Novidinia Baru ini mengatasnamakan adat NTT di mana Novi tinggal.
Kasus kekerasan yang mengatasnamakan adat istiadat baru saja menimpa seorang gadis belia di Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Parahnya kasus kekerasan yang dialami gadis belia ini terjadi dengan sengaja di depan warga desa sebagai bentuk pembelajaran atas kejahatan hukum adat.
Tidak ada satu pun warga desa yang mencegah kasus kekerasan ini, padahal kejahatan nyatanya yang dituduhkan kepada gadis belia ini tidak ada buktinya.
• POPULER - Gara-gara Bisa Tirukan Suara Presiden Joko Widodo, Siswa SMA Ini Viral, Intip Videonya!
Bukan rahasia lagi bila masyarakat menilai hukum di negara ini masih lemah dan dianggap tak memberi jera.
Banyak kasus kejahatan yang terjadi dan dianggap selesai dengan cara yang tak adil.

Sehingga tidak mengherankan bila ada kasus kejahatan, masyarakat kadang masih lebih suka menerapkan hukum adat daripada mengurusnya ke aparat hukum yang berwajib.
Hukum adat dianggap memberi efek jera yang lebih kepada pelaku hingga keluarga pelaku sendiri.
Mirisnya, cara main hakim sendiri yang mereka lakukan tidak jarang justru melibatkan tindak kekerasan yang lebih parah.