77 Siswa SMP Disiksa Makan Kotoran Manusia, Mengaku Jijik Namun Tak Bisa Melawan Pendampingnya
Sebanyak 77 dari 89 siswa kelas VII Seminari Bunda Segala Bangsa Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, disiksa oleh dua orang pendamping siswa.
Novidina yang dituduh bersalah pun diseret paksa oleh aparat desa ke rumah Marince, warga desa yang kehilangan cincin.
Tak berdaya, Novidina dipaksa memasukkan tangan ke dalam ember berisi air kemudian disetrum dengan kabel listrik.
Atas perbuatan yang dituduhkan padanya tanpa bukti, Novidina disetrum hingga lemah dan merasa pusing.
Tak cukup sampai disitu, sehabis disetrum hingga lemas, Novidina kembali diseret ke Posyandu di Desa Babulu Selatan.
Di posyandu tersebutlah penyiksaan paling keji diterima oleh gadis berusia 16 tahun ini.
Dibantu suami kepala dusun, Hendrikus Kasa, Kepala Desa Babulu Selatan Paulus Lau mengikat tangan Novidina dengan seutas tali pada balok kayu.
Novidina yang tak bisa berbuat apa-apa dipukuli hingga babak belur.
Mirisnya, aksi kekerasan yang dilakukan pada Novidina ini malah jadi tontonan bagi warga sekitar dan tak ada satu pun warga yang turun tangan melerai atau membantu Novidina.
Aksi kekerasan yang dialami Novidina bahkan direkam dan disebarkan melalui media sosial.
Melansir Kompas.com, Senin (28/10/2019) video aksi kekerasan yang diterima Novidina Baru pun viral dan ramai dibicarakan publik di media sosial.
Hingga akhirnya video tersebut sampai ke tangan keluarga Novidina yang berada di Jakarta.
Tak terima melihat Novidina mendapatkan perlakuan semacam itu atas perbuatan yang tak ia lakukan, paman Novidina, Trison pun langsung meminta keluarganya di NTT untuk bertindak.
Mengutip Pos Kupang, atas kesepakaran keluarga, pada Selasa (22/10/2019) Novidina pun di bawa ke puskesmas untuk divisum.
Pada Rabu (23/10/2019) keluarga pun sepakat untuk melaporkan kejadian ini ke Polsek Kobalima, NTT.
Sebelumnya, keluarga tak berani melapor ke pihak kepolisian lantaran takut dan tak mengerti hukum sama sekali.
Melansir dari Pos Kupang dan Kompas.com, Kasat Reskrim Polres Belu, AKP Sepuh Siregar pun membenarkan telah menerima laporan tindak kekerasan dan penganiayaan di Desa Babulu Selatan, Kabupaten Malaka, NTT.
Aparat Polsek Kobalima diback up penyidik Polres Belu sedang menyelidikan kasus penganiayaan tersebut hingga tuntas.
"Laporan baru masuk. Saya sudah perintahkan anggota turun untuk bantu back up pemeriksaan", kata AKP Sepuh Siregar
AKP Sepuh Siregar belum memastikan pelaku penganiayaan itu adalah kepala Desa Babulu Selatan karena masih dalam tahap penyelidikan.
"Kita belum tahu siapa pelakunya. Kita masih dalami laporannya. Kita periksa dulu. Kalau sudah periksa baru kita bisa tetapkan tersangka," lanjut AKP Sepuh Siregar.
Berdasarkan pemeriksaan sementara, korban adalah seorang remaja yang tak mengenyam pendidikan dan tak pernah melakukan tindak kejahatan apapun di desa.
Kasus ini diduga adalah murni kesalahpahaman dan main hakim sendiri yang dilakukan warga dan aparat desa.
Atas kasus ini, pihak keluarga korban meminta aparat kepolisian agar memproses kasus hingga tuntas dan pelaku dihukum sesuai perbuatannya.
(Sosok.id/Tata Lugas Nastiti)