Jangan hanya Corona, Waspadai Juga Penyebaran Demam Berdarah Dengue, Sebabkan 104 Orang Meninggal

Kementerian Kesehatan mencatat sebanyak 17.820 kasus penularan Demam Berdarah Dengue ( DBD) di seluruh Indonesia.

Editor: Asytari Fauziah
Shutterstock
Nyamuk Aedes Aegypti, penyebab demam berdarah dengue. 

"Individu butuh waktu 5-7 hari setelah tergigit nyamuk Aedes aegypti, lalu baru muncul gejala klinis DBD.

Tetapi bisa jadi orang tidak merasakan gejala klinis, padahal dia sudah positif tertular DBS. Kalau daerah yang nyamukmya banyak, ya (risiko) penularan cepat terjadi," jelas Siti.

Lebih lanjut, Siti merinci ada 10 provinsi dengan kasus penularan DBD tertinggi.

Akui Dapat Petunjuk Lewat Mimpi, Pria di Madura Habisi Nyawa Tetangga dengan Raket Nyamuk

Secara berurutan, ke-10 provinsi dengan penularan tertinggi tersebut adalah Lampung (3.423 kasus), NTT (2.711 kasus), Jawa Timur (1.761 kasus), Jawa Barat (1.420 kasus).

Disusul Jambi (703 kasus), Jawa Tengah (648 kasus), Riau (602 kasus), Sumatera Selatan (593 kasus), DKI Jakarta (583 kasus) dan NTB (558 kasus).

Kemudian, tercatat pula 10 kabupaten/kota dengan kasus penularan DBD tertinggi, yakni Kabupaten Sikka (1.216 kasus), Kabupaten Lampung Selatan (664 kasus), Kabupaten Pringsewu (591 kasus), Kabupaten Lampung Tengah (490 kasus).

Selanjutnya, Kabupaten Lampung Timur (378 kasus), Lampung Utara 270, Kota Bandar Lampung (270 kasus), Kabupaten Belitung (256 kasus), Kota Bandung (218 kasus) dan Malang (218 kasus).

Kasus DBD di Nusa Tenggara Timur Meningkat Drastis, Dinkes Kirimkan Logistik Tambahan

Sebabkan 104 kematian, mayoritas di NTT

Siti mengungkapkan ada 104 kematian yang disebabkan penularan DBD, berdasarkan pantauan Kemenkes sejak Januari hingga 11 Maret 2020.

"Angka kematian (akibat DBD) tercatat 104 kejadian. Untuk angka kematian di NTT tertinggi, yakni dengan 32 orang meninggal," ujar Siti di Kantor Kemenkes, Kuningan, Jakarta Pusat, Rabu (11/3/2020).

Dari 32 kematian itu, lanjut dia, sebanyak 14 kasus kematian di antaranya terjadi di Kabupaten Sikka.

Adapun mayoritas warga yang meninggal adalah anak-anak berusia di bawah 14 tahun.

Siti mengungkapkan, karena itulah, Kabupaten Sikka menjadi perhatian khusus pemerintah dalam hal penularan DBD.

Gejalanya Hampir Mirip, Ini Perbedaan Flu Biasa dengan Virus Corona yang Sama-sama Demam dan Batuk

Hingga saat ini, Kabupaten Sikka masih berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD.

Dia melanjutkan, angka kematian di NTT tinggi karena sejumlah hal.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved