Nasib WNI di Kapal Asing

Hancurnya Hati Ibu ABK yang Jenazahnya Dilarung : Bos Minta Rekening, Ternyata Anak Saya Meninggal

Telepon dari bos Ari yang memintanya datang ke Jakarta dan juga meminta nomor rekening bank, menjadi awal pupusnya harapan Juriah.

Penulis: Salma Fenty | Editor: Asytari Fauziah
(KOMPAS.com/AMRIZA NURSATRIA HUTAGALUNG)
Juriah dan Rohani orang tua Ari ABK asal Ogan Komering Ilir yang jenazahnya di larung ke laut oleh kapal tempat ia bekerja menuntut kasus itu diusut tuntas dan hak-hak Ari selama bekerja diserahkan. 

“Menurut pihak perusahaan, meksi sudah diberi perawatan dan diinfus oleh tim media kapal ternyata nyawa Sepri tidak bisa diselamatkan,” kata Rita.

Cuma Dapat Santunan Rp 50 Juta

Menurut Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia ( BP2MI) Benny Ramdhani, dua dari tiga keluarga ABK yang dilarung dari Kapal ikan China Long Xin 629 telah mendapatkan santunan dari perusahaan penyalur.

Benny menyebut keluarga ABK Sepri mendapatkan uang santunan sebesar Rp 50 juta dari agen penyalurnya di dalam negeri.

Sedangkan ABK Ari belum mendapat santunan karena masih dalam proses pengembangan kasus oleh Kementerian Luar Negeri.

"Perkembangan informasi saat ini tengah dilakukan koordinasi lebih lanjut dengan perwakilan dan Kementerian Luar Negeri terkait dengan data dan penanganannya," ucap Benny dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (9/5/2020).

Kesaksian ABK yang Selamat

Setidaknya lima orang ABK Indonesia yang bekerja di kapal China Long Xing 629 mulai berani menceritakan pengalaman getir mereka.

Setelah viralnya video pembuangan jenazah ABK Indonesia oleh kapal China menjadi perbincangan, para pekerja tersebut mulai berani angkat bicara.

Mereka dan 9 ABK lain yang kini berada di Busan, Korea Selatan akhirnya selamat dan segera dipulangkan ke Indonesia, Jumat (8/5/2020).

 ABK Lain Getol Kuburkan Jasad Temannya Tapi Ditolak Kapten Kapal, Sempat Mandikan & Shalati Jenazah

 Viral Kapal China Buang Mayat ABK Indonesia ke Laut, Kapten Kapal Berdalih : Dilarung karena Menular

Ia pun mengisahkan bagaimana kekejaman kapal China tersebut memperlakukan ABK asal Indonesia.

Dikutip TribunMataram.com dari Kompas.com, NA (20) salah satu ABK bercerita perlakuan tak pantas kapal China soal makan.

Pemuda asal Makassar, Sulsel ini menyebut adanya perlakuan diskriminasi soal makan dan minum.

Bagi ABK non-Indonesia akan mendapatkan makanan yang lebih bergizi.

"Kita dibedain dengan orang dia," kata NA.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Mataram
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved