MALAM INI Fenomena Bulan, Jupiter & Saturnus Sejajar, Bisa Dilihat Mata Telanjang, Catat Waktunya

Fenomena angkasa alam unik akan kembali terjadi malam ini, Senin (8/6/2020).Kali ini, bulan, Saturnus, dan Jupiter akan berada dalam posisi sejajar.

Bangka Pos
Ilustrasi 

TRIBUNMATARAM.COM - MALAM INI fenomena bulan, Jupiter, dan Saturnus akan sejajar bisa diamati mata telanjang, ini waktunya.

Fenomena angkasa alam unik akan kembali terjadi malam ini, Senin (8/6/2020).

Kali ini, bulan, Saturnus, dan Jupiter akan berada dalam posisi sejajar.

Menemani Anda yang biasa bergadang ataupun pencinta astronomi, dua fenomena konjungsi antar benda langit atau planet akan tampak di langit Indonesia malam ini jika cuaca mendukung.

Fenomena Supermoon Mei 2020 Diprediksi Bawa Keberuntungan bagi 3 Zodiak, Leo Diperlakukan Spesial

Jangan Lewatkan Fenomena Supermoon Terakhir Tahun 2020, Ini Tips Agar Bisa Melihat dengan Jelas

Kedua fenomena tersebut adalah konjungsi Bulan dan Jupiter, serta konjungsi tripel (Bulan, Jupter dan Saturnus).

Stellarium
Stellarium ()

Berikut penjelasan lebih rincinya menurut ahli.

1. Konjungsi tripel: 21.00 WIB

Konjungsi atau kesejajaran tripel ini terjadi antara Bulan, Jupiter dan Saturnus.

Kepala Bidang Diseminasi Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Emanuel Sungging, mengungkapkan bahwa pada malam ini, Anda dapat mengamatinya pada pukul 21.00 WIB.

Anda dapat melihat fenomena benda langit ini dari arah Timur agak ke Tenggara. Bentuknya menyerupai segitiga tumpul.

"Salah satunya sudut tumpul. Sudut tumpul ini terletak di Jupiter," kata Emanuel kepada Kompas.com, Senin (8/6/2020).

Pada mekanismenya, Bulan akan bergerak perlahan mendekat ke Saturnus, sehingga pada pukul 00.00 WIB (9/6/2020) akan membentuk segitiga siku-siku dengan sisi miring Bulan-Saturnus dan sudut siku-siku di Jupiter.

Fenomena ini dapat diamati di arah Tenggara dengan ketinggian sekitar 50 derajat di atas ufuk.

2. Konjungsi Bulan dan Jupiter: 22.37 WIB

Setelah konjungsi tripel antara Bulan, Jupiter dan Saturnus. Malam ini juga, fenomena konjungsi atau kesejajaran Bulan dan Jupiter akan terjadi pada pukul 22.37 WIB, dengan sudut pisah sebesar 2,4 derajat.

Emanuel mengatakan, kesejajaran ini dapat teramati dari arah Timur agak ke Tenggara dengan ketinggian sekitar 60 derajat di atas ufuk.

Pada mekanismenya, Bulan berjarak 382.420 kilometer dari Bumi antar pusat ke pusat, dengan luasan piringan yang terkena cahaya sebesar 90,2 persen atau sudah memasuki fase Cembung Akhir.

Bagaimana mengamatinya?

Untuk mengamati kedua fenomena ini, Anda bisa melakukannya tanpa perlu alat bantuan optik.

"Kalau konjungsi planet dan bulan tidak perlu pakai teleskop, dilihat (dengan mata secara) langsung juga bisa, yang penting langit tidak berawan," jelas Emanuel.

Lalu, karena banyak orang bingung membedakan antara fenomena kesejajaran atau konjungsi dengan fenomena lainnya, Emanuel pun memberikan tips untuk menemukannya di langit.

Emanuel berkata bahwa pada saat konjungi, dua benda langit akan tampak saling berdekatan untuk periode yang cukup lama.

"Kalau berdekatan hanya lewat sejenak tentunya bukan konjungsi, tapi misalnya dalam semalam kelihatan berdekat terus (itu konjungsi atau kesejajaran)," ujar dia.

Sementara itu, terkait pengaruh fenomena konjungsi tehadap kondisi di Bumi, Anda bisa bernapas lega.

Emanuel berkata bahwa fenomena ini tidak memiliki pengaruh pada bumi.

Konjungsi hanya menarik untuk diamati dan dijadikan edukasi bila Anda memiliki minat terhadap antariksa.

Fenomena Supermoon Terakhir 2020

Salah satu fenomena langit sebelumnya juga berlangsung, dan dapat dilihat dari berbagai belahan dunia termasuk Indonesia.

Fenomena tersebut adalah supermoon, yang di belahan Bumi lain disebut Flower Moon karena menandakan datangnya musim semi.

“Bulan Purnama akan terjadi pada saat yang cukup berdekatan waktunya dengan saat Bulan berada di titik terdekatnya dengan Bumi (perigee), atau kadang disebut sebagai fenomena supermoon,” tutur Peneliti Sains Antariksa LAPAN Bandung, Dr Johan Muhammad kepada Kompas.com, Rabu (6/5/2020).

 Setelah Munculnya Ribuan Cacing Kini Fenomena Kemunculan Ubur-ubur Hebohkan Warga, Tapi Jadi Hiburan

 Kaleidoskop 2019 Fenomena Astronomi Penting yang Jarang Terjadi, Hujan Meteor Geminid

Supermoon kali ini akan menjadi yang terakhir di tahun 2020. Johan mengatakan, fenomena serupa baru akan terjadi lagi pada Maret 2021. Terlebih lagi, supermoon kali ini memiliki keistimewaan.

“Pada bulan ini, fase puncak purnama akan terjadi berdekatan waktunya dengan waktu tenggelamnya Matahari di kebanyakan wilayah di Indonesia,” tutur Johan.

Waktu melihat supermoon

Fenomena Bulan Supermoon yang juga disebut sebagai super pink moon menghiasi langit Kota Lhokseumawe, Aceh, Rabu (8/4/2020) dini hari. Astronom Indonesia menyebutkan, fenomena supermoon dimana bulan 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang dari biasanya itu terjadi saat bulan berada pada titik perige terdekat sekitar 356,909 kilometer dari Bumi dan merupakan supermoon terbesar sepanjanb 2020, sekitar 9 jam setelah Bulan berada di perigee disusul bulan purnama Pink Moon, Egg Moon, dan Grass Moon di negara-negara empat musim.
Fenomena Bulan Supermoon yang juga disebut sebagai super pink moon menghiasi langit Kota Lhokseumawe, Aceh, Rabu (8/4/2020) dini hari. Astronom Indonesia menyebutkan, fenomena supermoon dimana bulan 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang dari biasanya itu terjadi saat bulan berada pada titik perige terdekat sekitar 356,909 kilometer dari Bumi dan merupakan supermoon terbesar sepanjanb 2020, sekitar 9 jam setelah Bulan berada di perigee disusul bulan purnama Pink Moon, Egg Moon, dan Grass Moon di negara-negara empat musim. (ANTARA FOTO/RAHMAD via Kompas.com)

Johan mengatakan waktu untuk melihat supermoon dapat diketahui menggunakan pedoman waktu terjadinya bulan purnama.

“Waktu puncak purnama sejatinya akan terjadi tanggal 7 mei, tapi Bulan akan berada di perigee pada tanggal 6 Mei,” tutur ia.

Oleh karena itu sejak Rabu (6/5) hingga malam ini, Kamis (7/5), kita bisa menyaksikan Bulan di langit dengan jelas dan hampir teriluminasi sempurna jika cuaca cerah.

 Jadwal Lengkap Fenomena Hari Tanpa Bayangan, Cek Tanggalnya untuk Mataram NTB!

Waktu puncak fase purnama kali ini adalah Kamis (7/5) pukul 17.45 WIB. Sedangkan Bulan di titik perigee terjadi pada Rabu (6/5) pukul 10.03 WIB.

“Secara teknis Bulan akan tampak terang dan hampir bulat sempurna pada sekitar waktu-waktu tersebut.

Yaitu mulai terbit Bulan saat senja tanggal 6 Mei hingga fajar tanggal 8 Mei,” papar Johan. 

Bahkan, Johan menilai bahwa malam hari pada Jumat (8/5) fenomena supermoon masih bisa teramati.

Tips melihat supermoon

Kita dapat menyaksikan Bulan di langit dengan jelas dan hampir teriluminasi sempurna jika cuaca cerah.

Oleh karena itu, supermoon dapat diamati di seluruh wilayah Indonesia yang memiliki langit cerah (tidak hujan maupun berawan).

“Bulan akan terbit di timur pada saat Matahari tenggelam, dan tenggelam di langit sebelah barat saat mendekati fajar,” tutur Johan.

 Viral Fenomena 4 Gunung yang Dikelilingi Awan Berbentuk Topi, Ini Penjelasannya

Untuk melihat supermoon, kita bisa langsung mengamatinya dengan mata telanjang.

Jika tertarik, Anda juga bisa mengamati fenomena ini menggunakan kamera.

“Sebaiknya diamati pada daerah yang cerah, tidak berawan, dan tidak terhalang bangunan atau pohon,” tutupnya. 

(Kompas.com/ Ellyvon Pranita) (Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)


Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bulan, Jupiter dan Saturnus Sejajar Malam Ini, Begini Cara Mengamatinya" dan  "Fenomena Langit Bulan Ini, Ada Supermoon dan Merkurius Jangan Terlewat"

BACA JUGA Tribunnewsmaker.com dengan judul MALAM INI Fenomena Bulan, Jupiter & Saturnus Sejajar, Dapat Dilihat Mata Telanjang, Catat Waktunya.


Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved