Virus Corona
Hampir 80 Persen Pasien Virus Corona Tak Tunjukkan Gejala, Ini Fakta Lengkap OTG & Penanganan Khusus
Pasien virus corona tak selalu menunjukkan gejala umum, hampir 80% pasien terlihat sehat namun sebenarnya membawa virus, ini penjelasan lengkapnya.
Penulis: Asytari Fauziah | Editor: Asytari Fauziah
TRIBUNMATARAM.COM - Pasien virus corona tak selalu menunjukkan gejala umum, hampir 80% pasien terlihat sehat namun sebenarnya membawa virus, ini penjelasan lengkapnya.
Kasus perkembangan virus corona di Indonesia masih belum menurun.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto selalu memberikan informasi baru.
• Warga NTT Geger Makam PDP Corona Terbongkar, Jenazah Hilang Dicuri
Salah satunya adalah hampir 80 persen pasien virus corona ternyata tak memiliki gejala sama sekali.
Di Indonesia sendiri, orang yang tak memiliki gejala disebut dengan OTG atau orang tanpa gejala.

Dalam dokumen resmi pedoman pencegahan dan pengendalian Covid-19 revisi ke-4 yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan pada 27 Maret 2020, kategori orang tanpa gejala ( OTG) masuk ke dalam kelompok pencegahan dan pengendalian Covid-19.
Kategori ini melengkapi dua kategori kelompok awal terkait Covid-19, yaitu orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP).
Ini penjelasan lengkap pasien virus corona tanpa gejala atau OTG.
1. Beda dengan ODP
Petugas menunjukan kamar yang disediakan untuk menampung ODP dan PDP di Asrama Haji
Menurut Kemenkes, yang termasuk ke dalam kategori OTG adalah mereka yang tidak menunjukkan gejala tetapi memiliki risiko tertular dari orang yang terkonfirmasi positif Covid-19.
OTG merupakan seseorang yang memiliki riwayat kontak erat dengan pasien positif Covid-19.
Adapun kontak erat yang dimaksud adalah aktivitas berupa kontak fisik maupun berada dalam radius 1 meter dengan pasien yang berstatus PDP atau positif Covid-19.
OTG ini berbeda dengan ODP.
Pada pemeriksaan awal, OTG tidak menunjukkan gejala sama sekali.
Sedangkan ODP sudah memiliki riwayat atau tengah mengalami demam tinggi di atas 38 derajat celsius dan berbagai gejala ringan lainnya.
• Viral Informasi Jangan ke Rumah Sakit Meski Alami Gejala Corona, Awas Menyesatkan, Simak Faktanya
Dalam pedoman pencegahan dan pengendalian Covid-19 yang dikeluarkan, disebutkan pula orang-orang yang termasuk ke dalam kontak erat yang menjadikan seseorang OTG.
Berikut adalah beberapa kelompok yang rentan menjadi OTG:
- Petugas kesehatan
- Orang dalam satu ruangan
- Orang yang bepergian bersama
2. Cirinya Sulit Diketahui
Ilustrasi bersin sering dikaitkan gejala covid-19 atau virus corona
Mengutip Kompas.com (8/4/2020), Kepala Kelompok Staf Medik (KSM) Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Dr dr Yusup Subagio Sutanto menyampaikan bahwa sulit untuk mengetahui ciri-ciri para OTG ini.
• Terdampak Hingga Merugi karena Pandemi Virus Corona, Kontraktor Properti Nekat Jadi Bandar Narkoba
Sebab, kategori ini tidak menunjukkan gejala-gejala yang dapat dijadikan indikasi.
Tak menunjukkan gejala namun bisa saja membawa dan menularkan virus corona ke orang lain.
3. OTG Bisa Dicegah
Ilustrasi virus Corona
Namun demikian, ada sejumlah hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terpapar virus corona dari OTG tersebut.
Yusup menyebut bahwa masyarakat dapat mencegah penularan Covid-19 dari OTG melalui physical distancing atau jarak fisik dan mengurangi aktivitas di luar rumah.
• Mengenal Orang Tanpa Gejala, OTG Bisa Tularkan Virus Corona Meski Tak Rasakan Gejala Covid-19
Selain itu, penting untuk selalu menjaga jarak aman saat bepergian atau melakukan kontak langsung dengan orang lain.
Ia juga menganjurkan pemakaian masker. Sebab, dapat menutup kemungkinan termasuk OTG yang tanpa sadar menyebarkan virus corona.
Terakhir, orang-orang juga diimbau untuk rajin mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun.
4. Perawatan Jika Rapid Test Negatif
Ilustrasi virus corona
Dalam dokumennya, Kemenkes menuliskan bahwa kegiatan surveilans terhadap OTG dilakukan selama 14 hari sejak kontak terakhir dengan kasus positif Covid-19.
Setelah itu, petugas kesehatan akan mengambil spesimen sampel tubuh dengan metode swab lendir tenggorokan pada hari ke-1 dan ke-14, untuk pemeriksaan RT PCR (polymerase chain reaction).
• Layani Keluarga Pasien yang Tak Jujur Tenyata Positif Covid, Hasil Tes 53 Nakes RS Sardjito Negatif
Mengutip pemberitaan Kompas.com (2/4/2020), apabila tidak tersedia fasilitas pemeriksaan RT PCR, OTG akan diperiksa dengan metode rapid test.
Jika hasil pemeriksaan pertama menunjukkan hasil negatif, OTG harus menerapkan karantina mandiri, pola hidup bersih dan sehat, serta jarak fisik.
Baca juga: CDC Tambahkan 6 Gejala Baru Virus Corona, Apa Saja?
OTG akan melakukan pemeriksaan ulang 10 hari berikutnya. Jika hasilnya pemeriksaan ulang positif, dilanjutkan dengan pemeriksaan RT PCR sebanyak 2 kali selama 2 hari berturut-turut.
5. Perawatan Jika Rapid Test Positif
Ilustrasi rapid test positif
Sementara itu, jika hasil pemeriksaan pertama menunjukkan hasil positif, OTG juga harus menerapkan karantina mandiri, pola hidup bersih dan sehat, serta jarak fisik.
Kemudian, hasil tes pertama akan dikonfirmasi dengan pemeriksaan RT PCR sebanyak 2 kali selama 2 hari berturut-turut.
• Terjadi Lagi, 150 Orang Tembus Barikade Polisi Demi Bawa Paksa Jenazah PDP Virus Corona dari RS
Selain itu, apabila OTG yang terkonfirmasi positif menunjukkan gejala demam (38 derajat celsius) atau batuk/pilek/nyeri tenggorokan selama masa karantina, maka harus dilakukan hal-hal berikut:
- Menunjukkan gejala ringan, dapat melakukan isolasi diri di rumah
- Menunjukkan gejala sedang, dapat melakukan isolasi di RS darurat
- Menunjukkan gejala berat, dapat melakukan isolasi di RS rujukan
(TribunMataram.com/ Asytari Fauziah) (Kompas.com/ Vina Fadhrotul Mukaromah)
BACA JUGA: Tribunnewsmaker.com dengan judul Hampir 80 Persen Pasien Covid-19 Tak Miliki Gejala, Ini Fakta Lengkap OTG & Penanganan Khususnya