Virus Corona
Tangis Pilu Dokter Sugih, Tangani 190 Pasien Corona Sendiri, Tak Dapat Insentif Istri Kesusahan
Niat baiknya mengajukan diri membantu merawat pasien Covid-19 justru membawa Dokter Sugih Wibowo kesulitan.
TRIBUNMATARAM.COM - Niat baiknya mengajukan diri membantu merawat pasien Covid-19 justru membawa Dokter Sugih Wibowo kesulitan.
Akih-alih mendapatkan perlakuan pantas, Sugih dituntut merawat 190 pasien sendirian tanpa bantuan dokter lain.
Tak hanya itu, ia juga belum mendapatkan insentif dari pengabdiannya hingga membuat sang istri kesulitan memenuhi kebutuhan.
Seorang dokter di Makassar, Dokter Sugih Wibowo (37) tak menyangka diberi tanggung jawab merawat 190 pasien positif Covid-19 seorang diri.
• Kisah Dokter Hisbullah, Sediakan RS Gratis Corona Walau Tak Digaji, Kini Kesulitan Bayar Listrik
• POPULER Fakta di Balik Video Viral Dokter Diduga Stres Nekat Buka Baju, Berita yang Beredar Salah
190 pasien itu dirawat di Hotel Harper, Makassar dan tergabung dalam program duta wisata Covid-19 Pemerintah Provinisi Sulawesi Selatan.
Lantaran tugasnya, Sugih terpaksa meninggalkan istri dan anaknya yang berusia 3 bulan demi merawat ratusan pasien Covid-19.
Sebagai seorang suami dan ayah, ia seringkali merasa rindu.
"Kalau terlalu rindu, saya pasti menangis. Saya juga kecewa tidak berpikir diperlakukan seperti ini," kata dia.
Jumlah pasien tak sebanding dengan tenaga dokter

Awalnya dia mengira, dirinya bukan satu-satunya dokter yang ditugaskan merawat 190 pasien Covid-19 di Harper.
Namun, rupanya kenyataannya demikian.
"Di sini saya hanya sendirian dokter dan ditemani tiga orang perawat tangani 190 pasien. Kita bagi shift, digilir, dan tetap saling back up," kata Sugih, Kamis (2/7/2020).
Ia pun telah menerima tiga kali surat perpanjangan tugas sebagai penanggung jawab.
Sehingga kelelahannya merawat pasien tak kunjung bisa diakhiri.
"Ini jelas tidak sebanding. Jumlah pasien di sini dengan kami. Selama 24 jam full saya standby terus. Saya memang mengajukan diri, tapi tidak berpikir kalau sampai sendiri begini," kata Sugih.
