Virus Corona

Tangis Pilu Dokter Sugih, Tangani 190 Pasien Corona Sendiri, Tak Dapat Insentif Istri Kesusahan

Niat baiknya mengajukan diri membantu merawat pasien Covid-19 justru membawa Dokter Sugih Wibowo kesulitan.

Kompas.com (FITRI R)
Ilustrasi dokter corona 

Harus merespons keluh kesah pasien

Sebagai satu-satunya dokter, Sugih tak hanya bertanggung jawab memberi pelayanan medis.

Ia bercerita, lebih dari itu, kestabilan psikologis pasien harus tetap dijaga.

Selama bertugas merawat 190 pasien positif, Sugih mengaku harus menyelesaikan tekanan pasien.

Ada pasien yang stres ketika karantina. Kemudian ada yang hendak bunuh diri.

Sugih juga mengatakan, ada pula pasiennya yang mengalami keguguran ketika diisolasi.

"Semua itu harus dan mau tidak mau saya langsung tangani," tutur dia.

Belum menerima insentif

Sugih mengatakan hingga saat ini dirinya belum mendapatkan insentif meski telah mencurahkan segenap tenaga merawat ratusan pasien Covid-19.

Padahal di satu sisi, istrinya menanyakan pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan keperluan sang anak.

"Semua rasa kecewa bercampur di situ. Saya harap ke depannya pemerintah tidak lagi memperpanjang masa tugas sebagai penanggung jawab," ucap Sugih.

Pengalaman Serupa Dokter Hisbullah

Walaupun tak digaji dan mulai kesulitan membayar tagihan listrik, Dokter Hisbullah Amin tak patah semangat merawat pasien Covid-19 di Makassar.

Dokter anastesi itu berusaha mempertahankan rumah sakit gratis khusus Orang Tanpa Gejala (OTG) Covid-19.

Rumah sakit gratis yang diprakarsainya ini pun masih beroperasi dengan 40 pasien.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved