Berita Terpopuler
POPULER Kenangan Buruk Tertimpa Runtuhan saat Gempa Palu, Paramita Kini Lumpuh Separuh Badan
Mata Paramita (29) berkaca-kaca mengingat peristiwa gempa Palu yang membuat badannya lumpuh separuh.
Karena kondisi istrinya yang lumpuh, ia juga yang harus menggantikan popok istrinya, memandikan sampai harus mengganti pembalut ketika sang istri datang bulan.
Termasuk mengurus dua buah hatinya yang masih bocah, sebelum ia berangkat kerja menjadi buruh bangunan.
"Saya sudah bangun dari jam 5 subuh. Memasak dulu saya, kalau sudah kelar semua di rumah baru saya berangkat kerja," kata Gafur lirih.
Dari raut wajahnya terlihat lelah yang amat sangat. Namun, Gafur tak menampakannya. Sebagai buruh bangunan pendapatan Gafur tak seberapa.
Kalau ada pekerjaan per hari upahnya Rp 80 ribu. Kadang dalam seminggu ia bisa membawa pulang uang sebesar Rp 500 ribu.
"Kalau lagi sepi pekerjaan terpaksa saya menganggur, tapi kadang ada ipar saya biasa bawa beras,dan bawakan makan," ungkapnya.
Karena tak ada kendaraan, Gafur biasa menyewa ojek atau jalan kaki untuk menuju tempat kerjanya.
Ketika jam makan siang tiba, Gafur bergegas meninggalkan pekerjaannya sebagai buruh, dan kembali ke rumah makan siang dan mengurusi istri dan buah hati tercinta. Begitu rutinitas yang jalani Gafur saban harinya.
Berangkat pukul 07.00 Wita dan kembali ke rumah pukul 17.00 Wita.
Tak dapat bantuan
Sifat nrimo, itulah Gafur. Menjadi korban saat bencana ia tak pernah mendapat bantuan dari pemerintah. Pernah mengurus dengan mengisi berkas untuk mendapatkan bantuan. Tapi sampai saat ini, ia tak pernah menerima bantuan.
"Lalu ada kita urus. Saya masukkan berkas untuk mendapatkan bantuan, tapi petugasnya cuma bilang, ' saya terima ini berkas, tapi jangan berharap'. Begitu kata petugasnya," jelas Gafur.
Setelah itu, Gafur tak pernah mengeluh. Gafur tak pernah mendatangi kantor Kelurahan atau kantor sosial untuk bertanya.
"Segan dan takut saya kalau bertanya lagi," ujar Gafur.
Namun begitu, Gafur tak berputus asa. Ia tetap berharap suatu saat bisa mendapat Progam Keluarga Harapan (PKH). Agar ia bisa hidup lebih baik bersama keluarganya.