Virus Corona

Viral Kalung Antivirus Corona, Ahli: Tidak Berpengaruh Saat Tangan Sudah Terpapar Lalu Pegang Hidung

Ramai disebut kalung antivirus corona yang dinilai ahli bisa timbulkan salah persepsi, disebut tidak ilmiah hingga tak berpengaruh saat terpapar.

Penulis: Asytari Fauziah | Editor: Asytari Fauziah
DOK. Humas Kementerian Pertanian
Prototipe antivirus corona eucalyptus oleh Kementan. 

TRIBUNMATARAM.COM Ramai disebut kalung antivirus corona yang dinilai ahli bisa timbulkan salah persepsi, disebut tidak ilmiah hingga tak berpengaruh saat terpapar.

Belakangan ini ramai disebutkan soal kalung antivirus corona.

Apalagi dengan adanya rencana Kementrian Pertanian yang akan memproduksi massal kalung ini.

Kalung eucalyptus diklaim sebagai antivirus corona.

Sejak Kasus Pertama Virus Corona di Indonesia, 66 Kabupaten/Kota Ini Tak Terdampak Covid-19

Ada banyak respon yang muncul dari viralnya kalung ini.

Bahkan di media sosial ramai kritik dari mayarakat untuk mengkritisi langkah pemerintah ini.

Banyak yang mempertanyakan klaim antivirus corona di saat upaya penemuan vaksin dan obat Covid-19 masih terus dilakukan.

Eucalyptus, Produk Antivirus Corona yang Diluncurkan Kementan, Berikut Manfaatnya.(Tangkap layar akun YouTube Tribun Timur)
Eucalyptus, Produk Antivirus Corona yang Diluncurkan Kementan, Berikut Manfaatnya.(Tangkap layar akun YouTube Tribun Timur) (Tangkap layar akun YouTube Tribun Timur)

Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman menilai, tak ada relevansi antara kalung antivirus dengan paparan virus corona.

"Saya tidak melihat relevansi yang kuat antara kalung di leher dengan paparan virus ke mata, mulut, dan hidung," kata Dicky dikutip dari Kompas.com, Minggu (5/7/2020).

Ia kembali menjelaskan jika penularan covid-19 melalui beberapa hal.

Bisa dari droplet aerosol yang terhirup di hidung, bisa juga mellaui sentuhan tangan yang terdapat virus ke mata atau mulut.

Eucalyptus disebut memiliki potensi antiviral atau antivirus.

Namun Dicky juga menyebutkan jika risetnya dalam bentuk spray dan filter.

Itu pun belum dilakukan penelitian untuk virus corona, hanya untuk virus yang sudah umum.

Oleh karena itu, dia menganggap produksi produk eucalyptus yang ditujukan untuk mencegah virus corona terlalu dipaksakan dan berpotensi menimbulkan salah persepsi.

"Belum terbukti secara ilmiah dan dimuat di jurnal ilmiah tentang potensi mencegah virus SARS-CoV-2," jelas dia.

Tangis Pilu Dokter Sugih, Tangani 190 Pasien Corona Sendiri, Tak Dapat Insentif Istri Kesusahan

"Sebagai gambaran saja, obat anti-malaria yang salah satu senyawanya berasal dari tumbuhan perlu hampir 20 tahun untuk resmi diakui," lanjut Dicky.

Dicky juga mengatakan jika beberapa negara di Asia dan Eropa melarang produksi antivirus dari Jepang.

Pasalnya, selain dianggap tidak memiliki dasar ilmiah, kalung itu juga dikhawatirkan akan membuat rasa aman palsu yang mengendurkan pencegahan.

Untuk itu, dia meminta agar semua pihak memahami prinsip penularan Covid-19 dengan benar.

Ia juga mengimbau agar pemerintah lebih fokus pada strategi yang sudah sangat jelas terbukti secara ilmiah dan juga fakta terkini, yaitu testing, tracing, dan isolated.

"Adanya kalung apa pun tidak akan berpengaruh saat tangan yang terpapar virus menyentuh hidung, mata, dan mulut," kata Dicky.

Kasus Pasien Virus Corona Kembali Melonjak, China Lockdown Kota Anxin, 400 Ribu Warga Diawasi Ketat

Kementerian Pertanian ( Kementan) telah meluncurkan inovasi antivirus corona berbasis eucalyptus, di antaranya berbentuk kalung anti corona.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, bahwa terobosan ini memiliki hasil pengujian 80-100 persen mampu membunuh virus influenza, virus Beta dan gamma corona.

"Bahkan Balitbangtan membuat beberapa prototipe eucalyptus dengan nano teknologi dalam bentuk inhaler, roll on, salep, balsem, dan defuser.

Kami akan terus kembangkan dengan target utamanya korban terpapar virus covid 19," kata Mentan Syahrul Yasin Limpo, dilansir dari Kompas TV, Sabtu (4/7/2020).

"Insya Allah ini akan berhasil. Oleh karena itu tidak ada alasan untuk takut terhadap virus ini, tetapi kita juga harus terus waspada. Saya berharap inovasi ini bisa cepat dibagikan kepada masyarakat luas," sambungnya.

Banyak Keluarga Ambil Paksa Jenazah Pasien Virus Corona, Jokowi: Jangan Sampai Terjadi Lagi

Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementan Fadjry Djufry mengatakan, proses izin untuk produk eucalyptus dalam bentuk kalung itu masih dalam proses.

Untuk produk-produk lainnya, Fadjry menyebut telah mengantongi izin dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

"Izin edar roll on dan inhaler dari BPOM sudah keluar. Sekarang lagi di produksi oleh PT Eagle Indhoparma, sedang kalung aroma terapi masih berproses," jelas dia.

Menanggapi kalung ini, Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia ( IDI) Daeng M Faqih mengatakan, seharusnya ada penelitian yang membuktikan bahwa kalung tersebut berfungsi sebagai antivirus.

"Semestinya ada hasil penelitian yang dapat membuktikan atau meyakinkan bahwa kalung tersebut berkhasiat sebagai antivirus," kata Daeng, seperti diberitakan Kompas.com, Sabtu (4/7/2020). (TribunMataram.com/ Asytari Fauziah) (Kompas.com/ Ahmad Naufal Dzulfaroh/ Inggried Dwi Wedhaswary)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kalung Antivirus Corona Dinilai Berpotensi Timbulkan Salah Persepsi"

BACA JUGA: Tribunnewsmaker.com dengan judul Viral Kalung Antivirus Corona, Ahli: Saya Tidak Melihat Relevansi Kuat Kalung dengan Paparan Virus

Sumber: Tribun Mataram
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved