Anjuran Kementerian Kesehatan Pakai Masker dari Mulut Hingga Menutup Dagu: Jangan Dinaikkan
Kemenkes, Kartini Rustandi mengingatkan masyarakat tentang cara memakai masker yang baik dan benar sesuai protokol kesehatan.
Selain mengenakan masker dan rajin menjaga kebersihan tangan, setiap orang juga wajib menjaga jarak aman minimal satu meter dari orang lain demi mencegah penularan Covid-19.
Di tengah berbagai upaya menekan penyebaran virus corona tersebut, sayangnya di masyarakat beredar mitos atau salah kaprah terkait masker.
Melansir Cleveland Clinic, berikut beberapa mitos seputar pakai masker untuk mencegah virus corona yang perlu diluruskan:
1. Mitos masker kain tak efektif cegah virus corona

Pakai masker kain adalah salah satu cara termudah untuk melindungi diri sendiri dari orang sekitar agar tidak tertular virus corona.
Terutama dari penderita Covid-19 tanpa gejala atau orang tanpa gejala (OTG).
Virus corona jenis baru dapat menular lewat cipratan dari saluran pernapasan (droplet) saat seseorang batuk, bersin, atau berbicara.
Masker dapat menjadi penghalang untuk mencegah droplet mengandung virus menyebar lewat udara.
Sehingga, orang sekitar tidak terpapar langsung droplet mengandung kuman tersebut.
Studi telah membuktikan, masker kain efektif mencegah paparan kuman.
Jadi, semakin banyak orang di suatu wilayah mengenakan masker, semakin sedikit potensi virus menyebar di suatu daerah.
Selain itu, masker juga bisa mencegah seseorang tanpa sengaja menyentuh hidung dan mulut.
Seperti diketahui, kebiasaan menyentuh hidung, mulut, dan mata dalam kondisi tangan yang tidak steril juga bisa jadi pintu masuknya penyakit.
• Geger Wanita Lepas Celana Dalam untuk Dijadikan Masker Gegara Tak Kunjung Dilayani di Kantor Pos
2. Mitos masker hanya untuk orang sakit

Salah kaprah masker hanya untuk orang sakit sudah dibantah sejak kasus infeksi virus corona merebak kali pertama di China.