Pandemi Covid-19 Berdampak Bagi Kesehatan Psikologis Masyarakat, Kemenko PMK: Kondisi Tak Menentu
Ia mengatakan, saat ini perkembangan teknologi sudah memfasilitasi konsultasi dan pengobatan melalui telemedicine.
TRIBUNMATARAM.COM - Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan ( Kemenko PMK) Agus Suprapto mengatakan, pandemi Covid-19 yang tidak menentu memberikan dampak besar bagi masyarakat.
"Kondisi pandemi yang tidak menentu memberikan dampak psikologis bagi masyarakat. Menjaga kesehatan jiwa masyarakat merupakan peran kita semua," ujar Agus, dikutip dari siaran pers, Jumat (2/10/2020).
Ia mengatakan, saat ini perkembangan teknologi sudah memfasilitasi konsultasi dan pengobatan melalui telemedicine.
• Update Covid-19 Nasional Jumat 2 Oktober 2020, Tambah 4.174, Total 291.182 Kasus, NTB 30 Pasien Baru
Hal tersebut pun dinilainya merupakan suatu kemajuan yang mendukung pendampingan psikososial kepada masyarakat di tengah pandemi ini.
Dengan demikian, dukungan dan kerja sama yang terjalin saat ini, diharapkannya dapat membantu meningkatkan kesehatan jiwa masyarakat.

Utamanya adalah untuk meningkatkan imunitas di kala pandemi.
"Sehat jiwa dan raga merupakan kunci utama dalam beradaptasi saat pandemi Covid-19 ini, terutama ketika harus beradaptasi dengan tatanan kehidupan normal baru," kata dia.
Sementara itu, Guru Besar FIK UI Budi Anna Keliat mengatakan, dalam kondisi pandemi Covid-19 ini, pemberitaan tentang Covid-19 dapat menimbulkan berbagai perasaan psikologis masyarakat.
• Kronologi Flora JKT48 Positif Covid-19, Kehilangan Kemampuan Mencium Bau, Begini Kondisinya
Antara lain perasaan takut, cemas, khawatir, dan bahkan merasa terancam.
"Semuanya menimbulkan emosi dan pikiran negatif yang dapat meningkatkan produksi hormon kortisol sehingga dapat menurunkan imunitas tubuh," kata dia.
Budi mengatakan, salah satu cara untuk meningkatkan ketahanan kesehatan jiwa dan psikososial adalah dengan membangun spiritual positif.
Antara lain, bisa dilakukan dengan beribadah di rumah bersama anggota keluarga baik secara berjemaah maupun daring.
Menkes Terawan : Vaksin Covid-19 Diprioritaskan untuk Tenaga Medis dan Pekerja Usia 18-59
Inilah kelompok masyarakat yang diprioritaskan untuk dapat vaksin Covid-19 menurut Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.
Perkembangan vaksin untuk penanganan Covid-19 masih terus dilakukan.
Menkes Terawan Agus Putranto mengatakan, ada dua kelompok masyarakat yang akan menjadi prioritas untuk mendapatkan vaksin Covid-19.
Dua kelompok itu adalah tenaga medis dan pekerja berusia 18-59 tahun.
• POPULER Relawan Uji Coba Vaksin Covid-19 Alami Peradangan Langka, Akhirnya Dihentikan
• Presiden Joko Widodo Ungkap Indonesia Mampu Kembangkan dan Produksi Vaksin Covid-19 Sendiri
Hal itu disampaikan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dalam rapat koordinasi persiapan program vaksinasi yang dipimpin oleh Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Rabu (30/9/2020).
"Prioritas vaksin akan diberikan kepada garda terdepan, yaitu seluruh tenaga medis dan seluruh masyarakat yang bekerja pada fasilitas medis," ujar Terawan sebagaimana dilansir Antara, Kamis (1/10/2020).
"(Prioritas) Berikutnya akan diberikan kepada masyarakat dengan kategori high risk, yaitu pekerja pada usia 18-59 tahun," lanjutnya.
Hingga saat ini, kata Terawan, kebutuhan vaksinasi untuk masyarakat Indonesia mencapai 320 juta dosis.
Kemudian, jika diukur dengan indeks pemakaian vaksin, pemerintah idealnya harus bisa menyediakan 352 juta dosis vaksin.
"Penyediaan vaksin dilakukan bersama dengan Kementerian Luar Negeri, Kementerian BUMN, BOPM, serta BNPB," tambah Terawan.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin menuturkan, saat ini kapasitas penyimpanan vaksin yang dimiliki oleh BUMN mencapai 123 juta vaksin.
Oleh karena itu, sedang dilakukan kerja sama antar-BUMN, khususnya oleh Bio Farma dan Kimia Farma sebagai produsen obat, dalam pengadaan Cold Chain Equipment Inventory hingga memuat 300 juta vaksin.
Pengadaan cold chain disiapkan untuk kedatangan vaksin dari berbagai negara yang telah membantu Indonesia dalam pengadaan vaksin tersebut.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan, saat ini telah dilakukan berbagai diskusi dengan beberapa negara tentang pengadaan vaksin Covid-19.
Beberapa negara itu antara lain China, Uni Emirat Arab, dan Inggris dalam komitmen penyediaan vaksin bagi Indonesia.
"Kami telah berkomunikasi secara rutin dengan China, Arab, maupun Inggris dalam penyediaan vaksin bagi Indonesia," kata Retno.
"Kami juga telah mengatur waktu pertemuan antarnegara untuk dapat meninjau lebih lanjut mengenai uji klinis serta produksi vaksin yang nantinya akan dikirim ke Indonesia tersebut," lanjutnya.
Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito menuturkan, tim teknis dari lembaganya akan melaksanakan kunjungan lapangan untuk melihat laboratorium produksi vaksin serta uji klinis yang telah dilakukan.
Dalam kunjungan itu, nantinya dibahas mengenai sistem pengiriman vaksin serta sertifikasi halal dari vaksin tersebut. (Kompas.com/ Deti Mega Purnamasari/ Bayu Galih/ Dian Erika Nugraheny)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kemenko PMK: Pandemi Covid-19 Berikan Dampak Psikologis Masyarakat" dan "Menkes: Prioritas Vaksin Covid-19 untuk Tenaga Medis dan Pekerja Berusia 18-59 Tahun".
BACA JUGA di Tribunnewsmaker.com dengan judul Pandemi Covid-19 Berdampak Bagi Kesehatan Psikologis Masyarakat, Kemenko PMK: Timbulkan Emosi.