Virus Corona
Daftar Komorbid atau Penyakit Bawaan yang Bisa Memperparah Kondisi Jika Pasien Terpapar Covid-19
Simak dan wajib jadi perhatian penyakit bawaan atau komorbid yang bisa jadi memperparah kondisi pasien yang terpapar virus corona, apa saja?
Penulis: Asytari Fauziah | Editor: Asytari Fauziah
Epidemiolog yang juga Juru Bicara Satgas Covid-19 Rumah Sakit UNS Tonang Dwi Ardyanto mengatakan, sebagian besar kasus kematian di Indonesia karena adanya penyakit penyerta atau komorbid pada pasien Covid-19.
Adanya komorbid atau penyakit penyerta tunggal mencapai 26,34 persen.
Sedangkan pasien yang meninggal karena penyakit penyerta ganda bisa lebih dari 50 persen.
• Curhat Pilu Dokter Corona di Jawa Timur : Saya Menangis Tiap Hari Dapat Laporan Pasien Meninggal
Namun untuk pasien yang meninggal dunia karena murni penyakit virus corona sebanyak 7,31 persen.
"Disampaikan bahwa angka kematian dengan kelompok tanpa komorbid itu jumlah meninggal proporsinya 7,31 persen.
Untuk kelompok dengan komorbid tunggal itu angkanya 26,34 persen.
Sementara dengan komorbid ganda, lebih dari satu penyakit itu 50 persenan," kata Tonang, seperti dikutip TribunMataram.com dari Kompas.com, Jumat (12/6/2020).
Tonang juga mengatakan jika angka kematian tanpa penyakit penyerta, angkanya relatif rendah dibandingkan laporan beberapa negara lain yang mencapai 20 persen.
Ia juga menambahkan hal ini karena adanya respon berlebihan dari imun tubuh pasien yang akhirnya membahayakan nyawanya.
"Kenapa terjadi, walaupun tidak ada komorbid, tapi kalau respons imunnya itu memang memberikan reaksi yang disebut badai sitokin, maka akhirnya membawa pasien ke dalam kondisi yang tidak dapat ditolong," jelas dia.
Menurut dia, seseorang tanpa komorbid tidak menjamin memiliki imun yang kuat.
• 21 Warga Kontak Langsung dengan Pasien Positif Corona Tolak Jalani Rapid Test, Kini Rasakan Imbasnya
Soal kemungkinan kematian disebabkan oleh telatnya penanganan, Tonang mengatakan, pasien yang ada saat ini cenderung dalam cakupan pasien.
Kendati demikian, dia tak menafikkan fakta tentang rumah sakit yang sangat penuh di awal pandemi dulu.
Tonang menjelaskan, total pasien yang diumumkan pemerintah tersebut tidak semuanya dirawat di rumah sakit.
Terlebih, mayoritas pasien baru saat ini merupakan pasien dengan gejala ringan dan OTG yang tak perlu mendapatkan perawatan rumah sakit.