Berita Terpopuler
POPULER Kisah Para Tukang Gali Kubur Harian, Tak Ada Penghasilan, Terpaksa Utang Sana-sini
Para tukang gali kubur yang kebanyakan berasal dari Brebes, Jawa Tengah ini pun terpaksa bertahan dengan uang Rp 250 ribu per bulan.
Utang jadi pilihan. Tutup lubang lama, gali lubang yang baru.
"Makanya di kampung teriak-teriak mulu. Kadang pulang ke kampung, enggak bawa duit. Pas-pasan terus," kata Kasuad yang berasal dari Desa Karang Bandung, Petanggungan, Brebes, Jawa Tengah.

Dalam kondisi yang dihadapi Kasuad, istrinya memaklumi. Istri Kasuad hanya berpesan untuk sabar dan yang terpenting adalah berdoa.
"Pandemi ini sepi kerja. Ini yang parah. Sebelum pandemi, masih kirim duit. Pas pandemi sama sekali enggak bisa kirim," ujar Kasuad.
Ia pun menunda pulang kampung lantaran tak memiliki uang. Rindu akan kampung halaman hanya jadi bunga tidur saat ini bagi Kasuad.
Satu yang utama, ia ingin berkumpul dengan keluarga.
"Mudah-mudahan kalau ada duit bisa pulang. Enggak ada duit soalnya. Ingin pulang kampung tapi bingung. Kangen sudah pasti, saya sudah punya cucu," kata Kasuad.
Dua minggu bekerja, Kasuad hanya mendapatkan uang Rp 1,5 juta. Itu belum dipotong ongkos ke lokasi kerja, uang makan, dan utang.
"Kalau sudah bayar utang, habis. Kalau hitungan di luar bayar utang, itu cuma dapat Rp 500.000. Kalau duitnya bayar utang, ya kayak orang gila rasanya enggak punya duit," ujar Kasuad.
Terima Pekerjaan Tukang Kebun

Wari dan Kasuad sebenarnya ingin bekerja selain tukang gali harian. Namun, apa daya mereka karena kesulitan modal dan keterbatasan kemampuan.
Mereka sebenarnya punya keahlian lain seperti mengelola kebun.
"Kalau kerja urus tanaman bisa. Cabut rumput, ya bisa. Nyapu jalan bisa. Yang penting halal kalau saya," kata Kasuad.
Kasuad sendiri ingin membuka usaha bakso. Pun berjualan telur asin khas Brebes, ia pun butuh modal.
"Itu semua kan kan butuh modal. Kalau modal sedikit kan bisa berhenti. Satu-satunya ya di Jakarta," kata Kasuad.
